Jakarta (ANTARA News) - Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan para operator stasiun bumi Landsat atau Landsat Ground Station Operators Working Group (LGSWOG) Ke-40, di Legian, Bali, pada 30 Januari-3 Februari 2012.
Siaran Pers Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, di Jakarta, Sabtu, menyebutkan, negara-negara pertemuan itu adalah Amerika Serikat, Argentina, Australia, Afrika Selatan, Brazil, China, Ekuador, India, Jepang, Italia, Kanada, dan Saudi Arabia.
Pertemuan tersebut akan membahas aktivitas dan persiapan akuisisi data Landsat oleh para operator stasiun bumi di dunia, termasuk Indonesia.
Landsat merupakan satelit penginderaan jauh milik AS yang memiliki misi memperoleh citra bumi dari luar angkasa. Sejak pertama kali diluncurkan pada 1972, Landsat telah menghasilkan jutaan citra bumi yang disimpan di stasiun-stasiun bumi penerima Landsat di seluruh dunia.
Citra Landsat tersebut telah digunakan untuk berbagai penelitian di bidang pertanian, geologi, kehutanan, perencanaan daerah hingga pendidikan.
Indonesia diwakili Lapan, suatu lembaga yang berkiprah dalam riset kedirgantaraan, dan telah memulai aktivitas penelitian penginderaan jauh pada 1973 di Pekayon, Jakarta Timur, yang bertugas memenuhi kebutuhan nasional terhadap penginderaan jauh.
Pada 1983 Lapan mulai menerima data satelit Landsat 4 MMS. Kemudian, guna mengoptimalkan jangkauan data yang diterima, Lapan membangun satelit bumi di Parepare, Sulawesi Selatan pada 1993.
Selain data Landsat, stasiun bumi Parepare juga dapat menerima data satelit Spot 2 dan Ers 1/2, namun selama kiprah Lapan di bidang penginderaan jauh, data Landsat merupakan data yang paling populer di kalangan pengguna citra satelit.
Di Indonesia, aplikasi data satelit tersebut dimanfaatkan untuk berbagai bidang pemanfaatan data satelit penginderaan jauh antara lain untuk pemantauan hutan dan tanaman padi. (D009)
• ANTARA News
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment