Monday, 7 May 2012

Mahasiswa Klaten Ciptakan Alat Sensor Gempa Bumi

Mahasiswa Klaten Ciptakan Alat Sensor Gempa Bumi
Alat sensor gempa bernama WASPADA METER karya mahasiswa Klaten, Jawa Tengah.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam, Andi Arief di Sekretariat Negara kemarin menerima Pengurus Komunitas Pemerhati Seismik Indonesia (KPSI). Komunitas yang merupakan gabungan dari berbagai elemen masyarakat dari berbagai wilayah di Indonesia ini dikenal aktif dalam mengkampanyekan persiapan menghadapi Bencana Alam dan merilis hasil-hasil kajian terkait Bencana Alam.

Dalam pertemuan itu, salah satu anggota KPSI Yudi Hernawan Anggrianto yang masih duduk di bangku kuliah di Universitas Widya Darma Klaten, mendemonstrasikan contoh alat sensor seismik yang diciptakanya dikarenakan keprihatinan terhadap keadaan pada tahun 2010 disaat Gunung Merapi Yogyakarta bergejolak, serta pengalaman pada saat menghadapi gempa dahsyat 27 Mei 2006.

Sejak kejadian itu Yudi mencoba beberapa cara untuk menciptakan sebuah alat sensor seismik, yang mulanya tercipta alat yang sangat sederhana dengan menggunakan kumparan, magnet dan pegas dengan menggunakan rangka berbentuk huruf C.  Percobaan mandiri yang dilakukan pada bulan Desember 2010 dengan menggunakan multimeter digital, semakin meningkat kualitasnya dengan berkolaborasi dengan masyarakat yang tergabung dalam KPSI.

Alat sensor getaran ini akhirnya diberi nama dengan 'WASPADA METER', telah terbukti sensitifitasnya dalam menangkap getaran pergerakan tanah (seismic), dan telah disebarkan ke beberapa daerah seperti Yogyakarta, Padang, Riau, dan akan ditambah lagi ke Bengkulu dan Aceh.

Pada gempa tanggal 11 April 2012 di Aceh, alat yang dipasang di Klaten mendeteksi getaran dari gempa Aceh,dan tiga spot alat di Padang menangkap kenaikan seismic beberapa hari sebelum kejadian, tremor seismic terus terpantau oleh alat.

Dalam tanggapanya, Andi Arief haru dan berterimakasih dengan dedikasi masyarakat yang tergabung dalam KPSI, dan berupaya untuk membantu pengembangan riset serta kerja-kerja konstruktif yang selama ini telah dilakukan KPSI.

Dalam waktu dekat akan digelar pelatihan oleh Andi Arief kepada anggota KPSI untuk meningkat standarisasi manajemen pada saat terjadi bencana dan manajemen pusat krisis pada saat penanggulangan setelah terjadi bencana.

Sebagai informasi, 'WASPADA METER' merupakan alat portable yang telah di uji coba di beberapa tempat dan sampai saat ini masih terpasang di beberapa titik pemantauan seperti di Cawas, Klaten, Jawa Tengah di posisi : 7.769495 LS 110.696241 BT, Lubuk Buaya, Koto Tengah, Padang
di posisi : 0.8321 LS 100.317 BT serta Jl. MH Thamrin No. 43 Padang di posisi : 0.956 LS . 100.360 BT.

Alat yang menggunakan prinsip kerja GGL (Gaya Gerak Listrik) ini memanfaatkan cara kerja pembangkit listrik (Generator/dinamo) untuk mengubah gerakan mekanik menjadi elektrik. Sistem kerja alat ini pada akhirnya akan berwujud preamplifier, yang merupakan hasil sinyal seismik. Dan kemudian dapat di pantau menggunakan multimeter, atau VU LED buzzer dengan bunyi yang di pakai sebagai tanda adanya aktivitas seismik serta diteruskan dengan menggunakan bantuan Teknologi Informasi seperti social media, website dan lainya.

“Terhadap dedikasi anak bangsa ini, Senin (7/Maret) saya akan membantu mendaftarkan karya mereka ke Depkumham’, sambut Andi Arief.

Dalam pertemuan itu, Andi juga menyampaikan bahwa karya-karya yang telah dilakukan oleh KPSI dan komunitas masyarakat lainya secara independen tekait bencana, menunjukan bahwa masyarakat kita telah beranjak maju dalam persiapan menghadapi bencana sejak kejadian Aceh 2004.

0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...