Ilustrasi |
"Tapi terhentinya pasokan sebesar 20 MW ini, tidak akan mengganggu kemampuan PLN memenuhi kebutuhan listrik pelanggan. Daya listrik sebesar 20 MW yang kami hasilkan, tidak terlalu besar bagi kemampuan PLN memasok tenaga listrik di Jawa-Bali," jelas General Manager PT Geo Dipa Energi Dieng, Agoes Danarto, Ahad (6/5).
Dia menyebutkan, berhenti beroperasinya turbin penghasil daya listrik di PLTP disebabkan adanya gangguan teknis dari sumber energi yang dihasilkan. Dalam hal ini, pipa gas yang disalurkan ke perut bumi untuk mengeluarkan panas bumi mengalami penyumbatan.
"Fenomena penyumbatan pipa gas ini memang biasa terjadi pada PTLP. Penyumbatnya, berupa bahan silika yang memang dibawa oleh uap panas bumi melalui pipa-pipa tersebut," jelasnya. Penyumbatan ini terjadi berlangsung sejak 22 April silam.
Karena tidak ada sumber energi panas bumi, maka turbin tidak bisa berputar untuk menghasilkan listrik. "Untuk itu, kita harus membersihkan silika yang menyumbat pipa gas panas bumi."
Namun untuk kesinambungan produksi ke depan, perbersihan pipa gas panas bumi ini dilanjutkan dengan perawatan rutin seluruh peralatan yang digunakan di PLTP. "Karena itu, akhirnya penghentian produksi listri PLTP menjadi cukup lama,'' tambahnya. Menurutnya, PLTP Dieng ini direncakan akan beroperasi lagi pada akhir Mei," jelasnya.
• REPUBLIKA.CO.ID
Pasokan Listrik PLTP Dieng Aktif Lagi Akhir Mei
REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA -- Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, tidak beroperasi selama bulan lebih. Hal ini disebabkan oleh gangguan teknis dari sumber energi panas buminya. Namun, PT Geo Dipa Energi Dieng, Ahad (6/5), mengatakan, pasokan listrik dari PLTP bakal berjalan lagi pada Akhir Mei 2012.
Humas PLTP Dieng Suparwanto menambahkan, hingga saat ini tim teknis dari PT Geo Dipa selaku pengelola PLTP tersebut, masih melakukan berbagai pekerjaan pemeliharaan. "Mudah-mudahan pada akhir Mei, kami sudah dapat memasok listrik lagi," jelasnya.
Mengenai mekanisme peraawatan pembangkit, yang menggunakan panas bumi memang membutuhkan perawatan rutin yang lebih sering jika dibandingkan pembangkit lain. Perawatan di PLTP Dieng dilakukan setiap tahun, karena kandungan silika yang tinggi di Pegunungan Dieng.
Ia menyebutkan, pada awal beroperasinya, PLTP Dieng sebenarnya mampu menghasilkan tenaga listrik hingga 60 MW. Namun saat ini hanya tinggal 20 MW. Hal itu salah satunya disebabkan oleh banyaknya tumpukan silika pada sumber panas bumi, sehingga uap untuk menggerakkan turbin juga berkurang.
Meski demikian dia menyebutkan, saat ini pihaknya sedang berupaya membuat dua sumur lagi untuk meningkatkan produksi listrik. ''Rencananya, sumur yang dikembangkan adalah sumur 29 dan 30 di Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Banjarnegara. Untuk sumur 29 diharapkan selesai pada Agustus dan sumur 30 pada November,'' jelasnya.
Dari kedua sumur tersebut, diperkirakan akan dihasilkan uap panas bumi yang mampu memproduksi sebesar 25 MW. ''Bila kedua sumur tersebut sudah selesai dibangun, kami berharap PLTP Dieng akan mampu meningkatkan pasokan listrik ke jarigan Jamali sebanyak 45 MW,'' tambahnya.
• REPUBLIKA.CO
0 comments:
Post a Comment