"Jadi, bioetanol dapat digunakan sebagai bahan aditif (campuran) atau sebagai bahan bakar murni untuk kendaraan," kata Haznan selepas peresmian proyek pionir produksi bioetanol lignoselulosa LIPI dengan Korea Institute of Science and Technology (KIST) di kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspitek) Serpong, Tangerang Selatan, Selasa.
Haznan mengatakan nilai oktan pada bahan bakar premium sebesar 88 dapat ditingkatkan dengan bioetanol hingga 90 atau 92.
"karena alkohol mudah menguap maka diperlukan ruang bakar yang sanggup menampung uap alkohol yg begitu cepat, selain titik bakar etanol yang lebih cepat dari premium," kata Haznan.
Di Indonesia bahkan negara lain, menurut Haznan, belum terdapat mesin kendaraan yang dapat menggunakan bahan bakar murni bioetanol.
"Yang ada sekarang adalah mesin dengan fleksibel yang pakai campuran etanol," kata Haznan.
LIPI-KIST mengembangkan proyek percontohan produksi bioetanol berbasis lignoselulosa yang mampu menghasilkan etanol dengan kemurnian 99,5 persen sebanyak 10 liter per hari.
(I026)
0 comments:
Post a Comment