Prototype Si Jalak Mobil listrik ITB |
Jakarta: Pengamat otomotif Suhari Sargo menilai maraknya persiapan untuk produksi massal mobil listrik di Indonesia belakangan ini bisa mengancam pasar jenis mobil kota atau city car. “Soalnya, mobil listrik ini lebih cocok dipakai di dalam kota,” katanya Senin, 20 Agustus 2012.
Jika ketersediaan infrastruktur penunjang seperti stasiun pengisian ulang baterai masih terbatas di dalam kota, kata Suhari, maka makin lengkaplah alasan mengapa mobil listrik tak bisa bepergian jauh ke luar kota. “Polanya nanti, mobil listrik khusus dipakai di dalam kota saja,” katanya.
Suhari meminta berbagai aspek pasar pembeli otomotif dipertimbangkan dalam desain dan kapasitas mesin mobil listrik buatan Indonesia, kelak. “Produsen harus bisa membaca keinginan pembeli,” katanya. Salahsatu faktor pendorong penting adalah ketersediaan fasilitas isi ulang baterai mobil. “Kalau harga mobilnya murah, tapi isi ulang listriknya sulit, orang juga ogah membeli,” kata Suhari.
Jika ketersediaan infrastruktur penunjang seperti stasiun pengisian ulang baterai masih terbatas di dalam kota, kata Suhari, maka makin lengkaplah alasan mengapa mobil listrik tak bisa bepergian jauh ke luar kota. “Polanya nanti, mobil listrik khusus dipakai di dalam kota saja,” katanya.
Suhari meminta berbagai aspek pasar pembeli otomotif dipertimbangkan dalam desain dan kapasitas mesin mobil listrik buatan Indonesia, kelak. “Produsen harus bisa membaca keinginan pembeli,” katanya. Salahsatu faktor pendorong penting adalah ketersediaan fasilitas isi ulang baterai mobil. “Kalau harga mobilnya murah, tapi isi ulang listriknya sulit, orang juga ogah membeli,” kata Suhari.
(Tempo.Co)
0 comments:
Post a Comment