Dahlan mengakui, reformasi di tubuh BUMN yang dilakukannya bertujuan untuk mengembalikan fungsi perusahaan pelat merah. Perusahaan pelat merah seharusnya berfungsi untuk ketahanan nasional, engine of growth atau mesin penggerak pertumbuhan. BUMN tersebut, menurut Dahlan, seharusnya bisa dijagokan untuk bersaing di luar negeri.
Untuk itu, Dahlan mendesak beberapa perusahaan pelat merah untuk membangun cabang di Myanmar sebagai bentuk akselerasi dalam bisnis. Empat perusahaan pelat merah tersebut antara lain Wijaya Karya, Pertamina, BNI serta Semen Gresik.
Selain itu, Kementerian BUMN mengaku kepincut dan berniat mendorong perusahaan BUMN segera ekspansi ke Iran.
Di negara yang hancur akibat perang itu, dinilai ada potensi proyek infrastruktur, listrik, persenjataan serta minyak dan gas. Selain membidik Myanmar dan Iran, salah satu BUMN, PT Waskita Karya Tbk (WSKT), berencana ekspansi ke luar negeri dengan membidik proyek infrastruktur di Timor Leste dan Riyadh.
Untuk Pertamina, Dahlan mengaku sangat serius agar perusahaan tersebut bisa menguasai kelas regional atau ASEAN. Dahlan bahkan mempunyai strategi sendiri agar Pertamina bisa menguasai regional yaitu dengan mengangkat anak muda sebagai pekerjanya.
"Saya membentuk satu tim yang tim ini isinya anak muda semua, paling tinggi umurnya adalah 30 tahun," ungkap Dahlan beberapa waktu lalu. Dahlan Iskan menegaskan BUMN bisa sukses di luar negeri akan mengharumkan nama Indonesia. "Sekarang kita punya sahabat yaitu Myanmar, jangan hilang lagi. Harus kita kibarkan merah putih di sana," ujarnya, pertengahan Juni lalu.
Pada akhir tahun 2012 ini, perusahaan pelat merah yang bergerak di bidang semen yaitu PT Semen Gresik telah berhasil mengakuisisi perusahaan semen Vietnam atau Thang Long Cement. Dahlan mengaku sangat senang dengan aksi korporasi ini. Dahlan terlihat optimis dengan adanya aksi korporasi ini bisa memperbesar pangsa pasar Semen Gresik.(mdk/rin)
© Merdeka

0 comments:
Post a Comment