Jakarta � Mahasiswa Swiss German University (SGU), sebuah universitas swasta bertaraf internasional pertama di Indonesia yang di akui oleh DIKTI, berhasil meraih hak paten di bidang teknologi pengolahan pangan.
"Produk yang meraih hak paten tersebut adalah modifikasi tepung tapioka untuk bahan isian makanan olahan seperti bakso atau `chicken nuggets` (ayam olahan)," kata mahasiswa SGU peraih hak paten, Sanfianti Kohar, dalam keterangan persnya, di Jakarta, Jumat.
Tepung tapioka yang sudah dimodifikasi (modified starch) adalah salah satu bahan utama penting dalam industri pembuatan bakso dan chicken nuggets.
Selama ini untuk tepung tersebut pabrik-pabrik di Indonesia mendapatkannya dengan cara impor dari Jerman dan Amerika Serikat.
Fakta awal inilah yang kemudian membuat Sanfianti dibantu oleh dua peneliti seniornya untuk membuat tepung yang bisa menggantikan tepung impor tersebut.
Dalam penelitiannya, Sanfianti dibantu oleh Dr. Maruli Panjaitan, Head of Biomedical Engineering SGU, dan Dr. LBS Kardono, seorang peneliti senior dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
"Hasil penelitian kami ini adalah jawaban untuk industri pengolahan makanan di Indonesia, menekan biaya produksi, mengurangi impor, dan melepaskan Indonesia dari ketergantungan pada produk asing," kata Dr Maruli Panjaitan.
Setelah hak Paten ini diperoleh, saat ini beberapa nama besar industri pengolahan makanan di Indonesia mulai tertarik dan mengajukan kerjasama dengan universitas yang berlokasi di BSD itu untuk mengambil produk tersebut sebagai bahan produksi mereka.
Sanfianti yang berasal dari Jurusan Food Technology itu mengaku bangga dengan pencapaiannya tersebut.
"Saya bangga, sekaligus bersyukur hasil kerja keras dan penelitian saya di akui oleh Dirjen HAKI," katanya.(H016/E008)
• Antara
0 comments:
Post a Comment