Jogjakarta | Danet Suryatama, pencipta mobil listrik merek Tucuxi alias “Ferrari Listrik” kecewa dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara, Dahlan Iskan. Pasalnya, Dahlan dan anak buahnya telah membongkar mesin mobil tanpa sepengetahuan Danet. Padahal sebagian mesin mobil tersebut sudah dipatenkan.
Danet Suryatama saat menghubungi Harian Jogja, mengungkapkan telah terjadi pembongkaran mesin dan pencurian teknologi oleh anak buah Dahlan Iskan yang juga dibiarkan Kupu-Kupu Malam. Ia menceritakan, mobil Tucuxi yang sempat dipamerkan Dahlan Iskan di Senayan, Jakarta pekan lalu, beberapa hari setelahnya ternyata diam-diam dibawa kembali ke rumah produksi Kupu-Kupu Malam yang ada di Jalan Kabupaten, Sleman tanpa sepengetahuannya.
Alasanya karena ada sejumlah komponen seperti AC, rem dan power steering yang harus dibenahi. Ternyata di sana, mobil berharga Rp 1,5 miliar itu dibongkar dan mesinnya didesain ulang untuk melihat seperti apa teknologi mobil ini dibuat.
Danet menyebut tindakan itu merupakan pencurian teknologi dan sejatinya tak beretika. Apalagi dalam perjanjian yang diteken dirinya dengan Dahlan Iskan melalui anak buahnya menyepakati jangan sampai ada penjiplakan teknologi atau tindakan lain seperti mendesain ulang mesin.
“Kalau mobilnya dibongkar itu tidak masalah, itu hak dia [Dahlan dan anak buahnya] karena mereka yang membeli dan sudah diserahterimakan. Tapi kalau mesinya diutak-atik dilihat seperti apa teknologinya, redesign engineering itu mencuri teknologi. Bahkan mereka tanya-tanya ke tim saya kenapa [mesin dan teknologinya] bisa seperti ini, mereka nggak berani tanya ke saya,” ungkap Doktor lulusan University of Michigan USA itu.
Menurutnya, beberapa macam teknologi yang diterapkan di mobil tersebut sudah ia patenkan, sebagian lagi menggunakan teknologi dari Amerika. Danet bersama tim-nya mempelajari teknologi mobil listrik ini selama bertahun-tahun selama di Amerika Serikat.
“Kerja keras kami bertahun-tahun dicuri begitu saja justru di tanah air sendiri. Padahal maksud saya mengerjakan mobil ini di Indonesia supaya produk otomotif lokal itu berkembang. Belum apa-apa sudah banyak pihak mengganggu, justru menghambat negeri ini untuk berkembang. Saya tak menyangka kalau Pak Dahlan dan anak buahnya seperti itu, padahal beliau selama ini menggembor-gemborkan anti pemalakan, tapi justru memalak idealisme dan karya saya,” ungkap President and Founder Elektrik Car, LLC yang berbasis di Amerika serikat itu.
Danet mengetahui kejadian di Kupu-Kupu Malam itu dari tim-nya yang mengangkut barang dari sana lalu memotret proses bongkar mesin tersebut. Bahkan kejadian itu dibiarkan saja oleh Kupu-Kupu Malam yang awalnya juga sudah sepakat untuk merahasiakan teknologi mobil listrik. Manajemen Kupu-Kupu Malam menurutnya menyangkal kejadian itu saat dikonfirmasi Danet. Selain mengajak tim dari rumah modifikasi, anak buah Dahlan juga mengundang Doktor dari UGM untuk melihat proses bongkar mobil tersebut.
“Saya tidak mengharapkan imbalan apa-apa atau apresiasi, meski biaya pembuatan mobil ini mencapai tiga miliar termasuk membeli bahan baku dan membayar kerja tim, saya sendiri tidak menerima sepeser pun. Itu nggak apa-apa asal jangan diganggu. Di Amerika, saya bekerja membuat teknologi seperti ini justru tidak diganggu, aman-aman saja,” katanya.
Minggu (31/12/2013) lalu, Danet telah mengirim email ke Dahlan Iskan mengonfirmasi kejadian tersebut, namun hingga saat ini belum berbalas. Akibat kejadian ini, Danet enggan memastikan apakah masih akan memproduksi mobil listrik itu di Jogja seperti yang sebelumnya ia rencanakan. “Saya belum mau membicarakan itu,” tuturnya.
Ia juga belum memutuskan akan membawa masalah ini ke jalur hukum terkait pencurian hak paten lantaran masih menunggu jawaban dari Dahlan Iskan. Namun bila tetap tak ada jawaban, langkah pertama yang akan ia lakukan yaitu membuat siaran pers soal kejadian ini ke berbagai media.
• Solopos
0 comments:
Post a Comment