0

Digitalisasi dinilai bukan ancaman lembaga penyiaran publik

Kepala pusat informasi dan humas kementerian komunikasi dan informatika, Gatot S Dewabrata (FOTO ANTARA )

Jakarta (ANTARA News) - Digitalisasi penyiaran dinilai bukan ancaman bagi Lembaga Penyiaran Publik (LPP) khususnya TVRI dan RRI, kata Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika Gatot S Dewobroto.

"Digitalisasi penyiaran sama sekali tidak untuk memberikan ancaman tersendiri bagi LPP TVRI khususnya," katanya di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan, digitalisasi di bidang penyiaran sesungguhnya adalah keniscayaan yang cepat atau lambat akan terjadi dan tidak bisa dipungkiri seiring perkembangan zaman.

Untuk itu pihaknya memberikan prioritas khusus kepada LPP TVRI menyambut implementasi digitalisasi penyiaran dalam hal ini implementasi TV digital.

"Kami memberikan prioritas kepada TVRI untuk tidak perlu ikut dalam tender multipleksing penyelenggaraan TV digital pada April 2012 mendatang," katanya.

Itu artinya, kata dia, TVRI tanpa harus mengikuti tender tersebut tetap dapat turut serta mengimplementasikan TV digital.

"Selama ini pun TVRI sudah digital dan sudah melakukan siaran TV digital," katanya.

Oleh karena itu, pada dasarnya digitalisasi penyiaran bukan persoalan yang harus dianggap sebagai ancaman bagi LPP TVRI.

Menurut dia, TVRI tetap harus mempersiapkan diri baik dari sisi infrastruktur maupun sumber daya manusia untuk menghadapi kompetisi yang semakin ketat di era digitalisasi media penyiaran.

"Tapi pemerintah yakin TVRI akan mampu menyongsong era digitalisasi penyiaran," katanya.

Kemenkominfo segera menggelar tender penyelenggara siaran TV digital terestrial paling lambat April 2012 mengacu pada Peraturan Menkominfo (PM) Nomor 22 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Televisi Digital Terestrial Penerimaan Tetap Tidak Berbayar (Free to Air).

Kemenkominfo juga menerbitkan dua rancangan peraturan yang diuji-publikan yakni Rancangan Peraturan Menteri tentang Standar Penyiaran Televisi Digital Terestrial Penerimaan Tetap Tidak Berbayar di Indonesia dan Rancangan Keputusan Menkominfo tentang Peluang Usaha Penyelenggaraan Penyiaran Multipleksing.

Multipleksing sendiri merupakan istilah yang digunakan untuk menunjuk ke sebuah proses di mana beberapa sinyal pesan analog atau aliran data digital digabungkan menjadi satu sinyal.
(T.H016/A035)



ANTARA News
0

Badai Matahari Tak Ganggu Sinyal Bandara Soetta

TEMPO.CO , Jakarta - Badai Matahari rupanya tidak mempengaruhi aktivitas penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta. “Normal saja, sampai saat ini tidak ada gangguan yang mempengaruhi aktivitas penerbangan,” kata Salahudin Rafi, Direktur Operasional Teknik PT Angkasa Pura II, dalam pesan pendek yang diterima Tempo, Kamis 26 Januari 2012.

Meski begitu pihak Bandara sudah mengantisipasi segala kemungkinan. Termasuk rencana pengamanan jika terjadi gangguan pada sinyal satelit dan radar. Terutama mengantisipasi terjadinya gangguan terhadap pemanduan pelayanan lalu lintas penerbangan yang dilakukan Air Traffic Service (ATS).

Seperti diberitakan sebelumnya badai matahari yang menyentuh Bumi pada Selasa, 23 Januari 2012, telah memaksa sejumlah maskapai Amerika mengubah rute penerbangan mereka yang menuju atau dari arah Kutub Utara. Misalnya Air Canada dan Qantas Airways Ltd yang memilih terbang lebih jauh ke arah selatan daripada rute biasanya.

Menurut informasi yang diterima Salahudin, badai matahari hanya akan mempengaruhi negara-negara di bagian barat. “Mudah-mudahan tidak sampai ke Indonesia,” katanya.

Sebelumnya dosen astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB) Dhani Herdiwijaya mengatakan dampak badai tak terasa di Indonesia. Soalnya, selain tidak terlewati jalur ledakan, satelit komunikasi selama ini juga tidak terganggu,” katanya.

Badai matahari adalah siklus rutin dari pusat tata surya galaksi Bimasakti. Fenomena alam ini terjadi ketika matahari mengeluarkan gelombang elektromagnetiknya ke luar orbit, yang ditandai dengan aktivitas ledakan-ledakan yang berakibat menembus pelindung Bumi, yakni atmosfer dan magnetosfer.

Nah, kalau hantaman ini mengenai satelit dan jaringan telekomunikasi, bisa menimbulkan kerusakan. Alat komunikasi dan elektronik di Bumi, seperti telepon seluler, anjungan tunai mandiri alias ATM, radio, dan televisi bakalan tidak berfungsi. Tak cuma itu, hantaman ini juga bisa mengganggu aktivitas penerbangan.(ANANDA PUTRI)


TEMPO.CO

0

Lapan: Pengelola Wisata Pantai Harus Waspada Angin Kencang

Agung Kuncahya B. / Jurnal Nasional
Cuaca ekstrem diperkirakan terjadi sejak tanggal 23 Januari hingga 26 Januari 2012.


Jurnas.com | DEPUTI Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin mengimbau pengelola wisata pantai untuk mewaspadai kondisi efek gabungan angin kencang dan pasang tinggi.

"Angin kencang saat ini dipengaruhi oleh terjadinya daerah tekanan rendah di Selatan Jawa sehingga kecepatan angin di perairan Jawa di Utara dan Selatan bisa mencapai sekitar 80 km/jam," kata Thomas, Rabu, (25/1).

Ditambah lagi dengan kondisi pasang maksimum sekitar bulan baru. Kata Thomas, beberapa kejadian orang terseret gelombang di daerah wisata beberapa waktu lalu perlu menjadi pelajaran.

Seperti diketahui hujan deras dan angin kencang melanda wilayah Jabodetabek sejak pagi. Hujan deras membuat jarak pandang terbatas.

Berdasarkan laporan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah Jabodetabek, terjadi karena ada pumpunan angin yang memanjang di Laut Sulawesi hingga laut Arafuru.

Konsentrasi awan hujan terjadi di Jawa, Kalimantan bagian Tengah, Sulawesi bagian Utara, Tengah dan Selatan, Maluku Utara, Maluku bagian Tenggara, Papua Barat serta Papua bagian Selatan dan Tengah.

Dalam peringatan tersebut, cuaca ekstrem diperkirakan terjadi sejak tanggal 23 Januari hingga 26 Januari 2012.


Jurnas.com
0

BMKG : Tidak Ada Kaitan Badai Matahari dengan Cuaca Buruk

Badai matahari akan melanda atmosfer bumi.

Jurnas.com | KEPALA Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Sri Woro menegaskan bahwa memang ada peningkatan radiasi matahari. Namun, mengenai keterkaitan badai matahari dengan cuaca buruk dan angin kencang yang melanda Jabodetabek, ia menjelaskan hingga saat ini belum ada hasil penelitian yang dipublikasikan yang menunjukkan adanya keterkaitan antara badai matahari dengan meningkatnya kejadian cuaca ekstrem.

"Sejauh ini, menurut pakar astronomi, dampak badai matahari terhadap bumi sedang dikaji, artinya belum ada contoh kasus pengaruh badai matahari di bumi,” kata Sri Woro di Jakarta, Rabu (25/1). Adapun cuaca ektrem yang terjadi akhir-akhir ini adalah dampak dari adanya dua bibit badai (pusaran angin) yang muncul di sekitar Teluk Carpentaria dan Selatan NTT.

Kedua bibit badai tidak melintasi Indonesia tetapi mengakibatkan hujan lebat, angin kencang di kawasan Indonesia bagian selatan ekuator, serta gelombang tinggi di perairan Indonesia utamanya selatan ekuator. ”Hal demikian masih akan berlangsung beberapa hari ke depan,” kata Sri Woro.

Sependapat dengan Kepala BMKG, Astrofisikawan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin juga menegaskan dampak badai matahari yang diketahui saat ini adalah pada musim dingin ekstrem. Contohnya, musim dingin ekstrim di Eropa pada abad 18 di mana sungai membeku.

Sementara, dampak badai matahari di wilayah ekuator masih perlu diteliti lagi. Cuaca dan iklim di wilayah ekuator dipengaruhi oleh banyak faktor, jadi perubahannya tidak langsung bisa dikaitkan dengan badai matahari. “Badai matahari bisa mempengaruhi pembentukan awan yang intens, tapi bukan satu-satunya. Di Indonesia, pengaruh aktivitas Pasifik dan Hindia pengaruhnya lebih besar daripada aktivitas matahari,” kata Thomas.

Jadi ia menegaskan, dampak badai Matahari tidak akan berdampak langsung pada banjir. Curah hujan. Banjir hanya dipengaruhi oleh faktor lokal Bumi itu sendiri.


Jurnas.com
0

Wamenhan: Indonesia butuh 700 ribu ton amonium nitrat

Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin. (FOTO ANTARA)

Bontang (ANTARA News) - Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan Indonesia membutuhkan sekitar 700 ribu ton amonium nitrat per tahun baik untuk bahan peledak komersial maupun militer.

"Namun, kapasitas produksi yang kita miliki masih belum mencukupi," kata Wakil Menhan Sjafrie saat meninjau kesiapan produksi perdana PT Kaltim Nitrate Indonesia (KNI) di Bontang, Kalimantan Timur, Rabu.

Sjafrie mengatakan kehadiran KNI sebagai salah satu industri bahan peledak diharapkan dapat menjadi alternatif bagi penambahan kapasitas produksi yang belum dapat dipenuhi saat ini.

Sebelumnya, Dirjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan , Pos M Hutabarat mengatakan, selain perijinan sembilan perusahaan itu sudah mendekati selesai, maka evaluasi difokuskan pada konsistensi mereka untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

"Selama ini, dari kebutuhan dalam negeri sekitar 450 ribu ton per tahun baru dapat dipenuhi sekitar 40 hingga 60 ribu ton oleh badan usaha bahan peledak dalam negeri," papar Pos Hutabarat.

Padahal, lanjut Pos Hutabarat, bahan baku bahan peledak berupa amonium nitrat di dalam negeri cukup melimpah.

"Hanya campurannya saja yang masih impor. Namun, kondisi saat ini baik bahan baku maupun bahan campurannya kebanyakan masih impor. Padahal, kita ingin Indonesia bisa memproduksi bahan peledak utamanya untuk pasar dalam negeri baik untuk kepentingan militer maupun komersial," ujarnya.

Kewenangan Kemhan untuk mengatur perijinan Badan Usaha Bahan Peledak sesuai Keputusan Presiden Nomor 125/1999 tentang Bahan Peledak yang merupakan salah satu kebijakan strategis nasional di bidang bahan peledak.

Keputusan presiden itu kemudian dijabarkan dalam Peraturan Menteri Pertahanan No22/2006 tentang pedoman, pengaturan, pembinaan, dan pengembangan Badan Usaha Bahan Peledak Komersial.

Perijinan untuk badan usaha yanhg dimaksud adalah Ijin Usaha Produksi di pabrik berlaku 10 tahun, Ijin Usaha Produksi di Lapangan berlaku dua tahun dan Ijin Pengadaan dan Pendistribusian berlaku dua tahun, Ijin Usaha Pergudangan dan Jasa Peledakan berlaku untuk dua tahun.

Pabrik bahan peladak KNI yang dibangun pada 2009 memiliki kapasitas produksi sebesar 300 ribu ton. Pada awal produksinya pada Februari 2012, KNI akan menghasilkan 190 ribu ton per tahun.(R018/A011)



ANTARA News
0

Bambu dan Kayu Asli RI Bahan Baku Rojo Segoro

Kapal 'Rojo Segoro' atau Raja Samudera merupakan inovasi dari Tim Maritime Challenge (MC) ITS Surabaya. Kapal yang disiapkan untuk ajang 'Atlantic Challenge International 2012' di Bantry, Irlandia pada 21-31 Juli 2012 mendatang terbuat dari susunan kayu dan bambu.

Menurut Pimpinan Proyek Wooden Sailing Boat II Sufian Imam Wahidi, kapal Rojo Segoro ini dibuat dari laminasi bambu. Bahan bambu sendiri, katanya sangat banyak dijumpai di Indonesia.

"Bambu mempunyai kekuatan yang bagus. Atas dasar itulah kami mencoba menginovasikan bahan tersebut di dalam kapal kami ini," kata Sufian.

Bambu tersebut adalah jenis Betung yang didatangkan dari Sidoarjo dengan kekuatan cukup tinggi.

"Kuat tarik bambu ini dapat dipersaingkan dengan baja. Sekalipun demikian kekuatan bambu yang tinggi ini belum dimanfaatkan dengan baik karena biasanya batang-batang struktur bambu dirangkaikan dengan pasak atau tali yang kekuatannya rendah,” tambahnya.

Bambu berbentuk pipa, sehingga momen kelembamannya tinggi, oleh karena itu bambu cukup baik untuk memikul momen lentur. Selain itu bambu mempunyai kelenturan yang tinggi. Ditambah dengan sifat bambu yang elastis, struktur bambu mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap angin maupun gempa.

Selain itu kapal ini juga tersusun dari beberapa kayu yang kebanyakan berasal dari Madura seperti kayu Mahoni, Kamper, Merbau dan Jati. Tim Wooden Sailing Boat beranggotakan 12 mahasiswa. Mereka mengerjakan kapal yang panjangnya 12 meter, lebar 2,1 meter, dan ketinggian 0,76 meter selama 10 bulan lebih sejak Maret 2011 hingga Januari 2012 dengan dana Rp220 juta.

"Kami harapkan kapal ini mampu menjadi kapal tercantik saat even di Ireland besok," tambah Koordinator UKM ITS Maritime Challenge, Rikki Setyadi. (kampus.okezone.com/ humasristek)


Ristek
0

Ratusan Situs Dibobol, Kenya Tuding "Hacker" Indonesia

Tampilan utama situs web Cabinet Office pemerintah Kenya, dibobol hacker yang menggunakan nama Over-X

KOMPAS.com — Nama Indonesia disebut-sebut terlibat dalam serangan peretas (hacker) yang merusak lebih dari 100 situs Pemerintah Kenya. Kelompok peretas itu menggunakan nama Direxer. Di luar kebiasaan aktivitas peretasan, kelompok ini sengaja menampilkan namanya untuk menunjukkan bahwa Direxer berhasil membobol situs tersebut.

Pihak E-Government Kenya mengindikasikan bahwa serangan peretas itu dilakukan oleh kelompok yang tergabung ke forum keamanan online Indonesia yang dikenal sebagai Forum Code Security.

Situs milik Pemerintah Kenya (dengan domain .go.ke) yang berhasil diretas adalah milik Departemen Keuangan, Pendidikan, Kesehatan Publik, Kepemudaan, Kebudayaan Nasional dan Jalan.

Situs lembaga pemerintah lain juga teretas, yakni Administrasi Kepolisian, Imigrasi, Penjara, serta berbagai situs pemerintah kota dan dewan kenegaraan.

Namun, berdasarkan laporan investigasi TrendLab dari perusahaan keamanan Trend Micro, serangan peretas tersebut bukan dilakukan oleh orang yang berasal dari Indonesia.

Dalam siaran pers Trend Micro yang diterima Kompas.com, Selasa (24/1/2012), pihak Trend Micro menyatakan:
Hasilnya, tim investigasi TrendLab dari Trend Micro, menyimpulkan bahwa setelah mengidentifikasi profiling dari penyerang yang terkonsolidasi tersebut berasal dari beberapa wilayah/negara yang berbeda dan tidak dilakukan sendirian oleh kelompok bernama Direxer, termasuk menyebut asal Indonesia sendiri adalah tidak benar, karena rata-rata hacker bersifat patriotik dan jelas tidak ingin mendiskreditkan negara asal mereka. Yang pasti tujuan dari para hacker tersebut adalah mengalihkan perhatian orang dari penyerang yang sebenarnya.

Pihak Trend Micro juga melaporkan bahwa masih ada situs Pemerintah Kenya yang masih terinfeksi serangan, antara lain:
1. www.commstaskforce.go.ke/
2. www.kipi.go.ke/postinfo.html
3. www.cabinetoffice.go.ke/dz.htm
4. www.westernkenya.go.ke/main.php
5. www.nesc.go.ke/index.php/domestic.


KOMPAS.com

0

Pulau Enggano Jadi Pusat Riset Iklim

BENGKULU--MICOM: Pulau Enggano di Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, akan dijadikan pusat riset iklim dan kedirgantaraan yang dikelola Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).

"Pulau Enggano bukan untuk peluncuran satelit pertahanan, tapi pusat riset iklim dan teknologi terapan lainnya," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Bengkulu Edy Waluyo di Bengkulu, Selasa (24/1).

Ia mengatakan, kerja sama dengan Lapan sudah dirintis dengan menandatangani nota kesepahaman terkait rencana pembangunan pusat riset tersebut. Sebelumnya dikhawatirkan pembangunan stasiun peluncur satelit itu akan berpengaruh buruk bagi penduduk yang bermukim di pulau terluar itu. "Kalau untuk kepentingan pertahanan tentu tidak dibangun di wilayah yang ditempati penduduk," tambahnya.

Edy mengatakan dalam waktu dekat Lapan akan memutuskan apakah proyek itu layak diteruskan atau tidak, karena mereka sudah melakukan survei awal. Tim survei dari Lapan dan Pemerintah Provinsi Bengkulu menetapkan tiga calon lokasi pembangunan yang sudah disurvei dan hasilnya segera diputuskan.

Ketiga lokasi tersebut berada di selatan pulau atau masyarakat menyebutnya sebalik pulau, karena tidak ada permukiman di kawasan itu. Sebelumnya Koordinator Kepala Suku Pulau Enggano Iskandar Zulkarnain Kauno mengkhawatirkan pembangunan proyek Lapan tersebut akan meminggirkan nelayan setempat. (Ant/OL-01)


MediaIndonesia