0

Majukan Iptek, Indonesia Berguru ke Korea Selatan

Majukan Iptek, Indonesia Berguru ke Korea Selatan  
Ilustrasi
Jakarta Indonesia berkiblat ke Korea Selatan dalam mengembangkan inovasi sains dan teknologi. Negeri Ginseng telah membuktikan mampu lepas dari ketergantungan teknologi negara maju dan bisa membangun dengan teknologi sendiri. Bahkan Korea kini berstatus sebagai negara maju yang terus mengejar prestasi tetangganya, Jepang.

"Korea punya pengalaman mengembangkan iptek yang bagus. Kita bisa mencontoh mereka," kata Dudi Hidayat, peneliti Pusat Penelitian Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Pappiptek) LIPI, Senin, 28 Januari 2013.

Korea menjadi salah satu peserta seminar Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) Research and Technology 2013 yang dibuka di Auditorium LIPI hari ini. Seminar untuk membahas kerangka strategis pengembangan sains dan teknologi antar-negara-negara anggota APEC ini digelar Pappiptek LIPI bersama Kementerian Pendidikan, Sains, dan Teknologi Korea Selatan serta Science and Technology Policy Institute.

Acara yang akan berlangsung hingga 1 Februari ini juga diikuti Amerika Serikat, Cina, Rusia, India, Prancis, Meksiko, Kanada, Australia, Papua Nugini, Cile, Taiwan, Laos, Iran, Nepal, Bangladesh, Thailand, Vietnam, Malaysia, Filipina, dan Jepang. Sejumlah organisasi riset internasional dan pakar juga diundang.

Kepala Divisi Riset Sistem Manajemen Sains dan Teknologi LIPI, Trina Fizzanty, mengatakan, pertemuan ini penting untuk bertukar pikiran tentang teknologi antara negara maju dan negara berkembang. "Indonesia bisa mempelajari teknologi yang dapat diadaptasi dari negara lain," ujarnya.

Pengembangan teknologi di Indonesia berfokus pada tujuh bidang, yakni pangan, energi dan air, kesehatan, pertahanan, transportasi, informatika, dan material maju. Seluruhnya membutuhkan inovasi sains dan teknologi yang sesuai supaya dapat dikembangkan, terutama pada skala industri.

Dudi mengatakan, sektor industri di Indonesia kurang menyerap teknologi hasil lembaga riset dan universitas. Ini wajar karena negara berkembang biasanya lebih banyak mengambil teknologi dari luar negeri. Namun, tidak semua negara berkembang mampu mengadopsi teknologi dari negara maju.

Karena itu, pengalaman Korea Selatan penting sebagai pelajaran. Sekitar tahun 1960, Korea masih bergantung pada teknologi dari Amerika Serikat dan Eropa. Namun, sejak 1980, bangsa Korea mengembangkan teknologi sendiri. "Pengguna teknologi impor akhirnya bisa menghasilkan teknologi sendiri," kata Dudi.

Direktur Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) Research and Technology, Jeong Hyop Lee, mengatakan, butuh waktu puluhan tahun dan upaya keras bagi Korea untuk bangkit dan mandiri teknologi. Korea mengawalinya dengan mengerahkan tenaga kerja murah untuk memproduksi barang ekspor, terutama ke pasar Amerika. Mereka pun terus melakukan alih teknologi dari negara-negara maju. Hingga akhirnya berfokus mengembangkan teknologi untuk industri berat (otomotif, kapal, elektronik), dan kimia.

"Kini Hyundai menjadi industri otomotif peringkat lima dunia," ujar Lee, menyebutkan keberhasilan Korea mengembangkan industri otomotif, salah satu industri berat yang teknologinya digarap serius sejak 1980-an.

Kepala Pappiptek LIPI, Husein Avicenna Akil, mengatakan, langkah Korea Selatan patut ditiru, meski tidak gampang. Indonesia tidak dapat selamanya menggantungkan teknologi asing. "Kondisi kita berbeda dengan negara berkembang lain dan negara maju."


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

Mahasiswa UB Energi Alternatif dari Perbedaan Suhu

Surabaya Mahasiswa Universitas Brawijaya menciptakan energi alternatif memanfaatkan perbedaan suhu udara. Temuan yang mengacu pada sistem kerja dispencer ini diberi nama Hybrid Micro Thermoelectric Generator.

Hybrid Micro Thermoelectric Generator merupakan energi alternatif yang diciptakan oleh tiga mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya: Rahmat Ananta, Dessy Lina Rachmawati, dan Rifka Fahriza Jauhari. Berkat inovasi itu, ketiga mahasiswa tersebut sukses meraih medali emas di World Inventor Award Festival di Seoul, Korea Selatan, pada Desember 2012 lalu.

Ide membuat energi alternatif itu tercetus dari sebuah dispenser. Jika dispenser menghasilkan air dingin dan panas karena energi listrik, Hybrid Micro Thermoelectric Generator membalik konsep tersebut. “Energi listrik bisa diciptakan dari suhu dingin dan panas,” kata Rahmat, seorang penemu, dalam siaran persnya, Sabtu lalu.

Hybrid Micro Thermoelectric Generator adalah sejenis pembangkit listrik yang dihasilkan lebih dari satu sumber. Menurut Rahmat, sumber tersebut berasal dari panas dan dingin. Untuk menciptakan sebuah energi listrik memerlukan suhu panas dan dingin dengan menggunakan perbandingan satu dibanding dua. Jika suhu dinginnya 60 derajat Celsius, suhu panasnya berkisar 30 derajat Celsius, atau bisa juga sebaliknya. “Yang penting mempunyai perbandingan satu banding dua," kata Rahmat.

Untuk mendapatkan suhu panas dan dingin sangat mudah. Suhu di dalam dan di luar rumah juga bisa digunakan. Misalnya, jika di luar rumah suhunya dingin, otomatis di dalam rumah lebih hangat. Sumber suhu yang lain juga bisa didapat melalui air panas, air dingin, es, geiser, atau salju.

Untuk daerah yang mempunyai suhu ekstrem, seperti daerah kutub dan padang pasir, alat tersebut masih bisa digunakan selama ada perbedaan suhu. "Contohnya, di daerah Kutub Selatan yang sangat ekstrem dengan suhu dinginnya, suhu di bawah dan di atas es pasti mempunyai perbedaan. Jadi, dengan menggunakan perbandingan satu banding dua, maka alat tersebut bisa digunakan," kata Rahmat.

Selain kelebihannya menggunakan suhu, Hybrid Micro Thermoelectric Generator juga bisa digunakan dalam skala besar, seperti menggerakkan mesin-mesin industri.

Menurut Rahmat, sumber dari energi listrik yang dihasilkan oleh Hybrid Micro Thermoelectric Generator berasal dari suatu lempeng yang bernama Elemen Peltier. Elemen Peltier inilah yang nantinya mentransmisikan suhu dingin dan panas menjadi suatu energi listrik. "Satu lempeng elemen bisa menampung minimal 12 volt ampere hingga maksimal 80 volt ampere," Dessy menambahkan.

Karena keunggulan yang dimiliki Hybrid Micro Thermoelectric Generator, maka ketiga mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya tersebut berinisiatif untuk segera mematenkannya. "Saat ini kami sedang berusaha mencari perusahaan yang mau bekerja sama dan mematenkan produk atas nama kami bertiga," kata Rahmat.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

Laboratorium Doping Pertama Indonesia Ada di ITB

Laboratorium Doping Pertama Indonesia Ada di ITBBandung Untuk melakukan tes doping, Indonesia tak perlu lagi mengandalkan laboratorium di Malaysia atau Jepang. Indonesia sendiri kini telah mempunyai laboratorium uji doping sendiri. Tempatnya di gedung berlantai lima di dalam kampus Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10, Bandung.

Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi ITB, Wawan Gunawan, mengatakan, rencana pendirian laboratorium uji doping itu sudah bergulir sejak 2008 saat Menteri Pemuda dan Olahraga saat itu, Andi Mallarangeng, memberi kuliah umum di ITB. Kementerian setuju dan menganggarkan dana Rp 20 miliar pada 2011 untuk pembangunan gedung laboratorium uji doping.

Kelayakan ITB juga telah diperiksa utusan World Anti-Doping Agency (WADA) di Jepang. Nantinya, laboratorium itu tidak hanya sebatas memeriksa atlet apakah memakai doping atau tidak. “Laboratorium juga harus dipakai sebagai sarana riset berkelanjutan yang terkait perkembangan teknologi,” kata Wawan di gedung perpustakaan ITB, Senin, 28 Januari 2013.

Setelah gedung berdiri tahun ini, ITB belum bisa langsung memakainya. Sebab, menurut Wawan, ITB masih masih menunggu dana pengadaan peralatan uji doping dari anggaran Kementerian Pemuda dan Olahraga 2013 sebesar Rp 130 miliar. Kemungkinan, pada 2014, laboratorium uji doping itu baru bisa dipakai. “Pekerjanya nanti tenaga ahli dari berbagai jurusan di ITB dan Kemenpora,” ujarnya.

Sesuai standar World Anti-Doping Agency, laboratorium uji itu sanggup memeriksa minimal 3.000 contoh per tahun. Selama ini, hasil pengujian di Malaysia dan Jepang membutuhkan waktu rata-rata sepekan. Biayanya berkisar US$ 300. “Nanti kita bahas tarifnya agar bisa bersaing,” kata Wawan. Selain menerima permintaan uji dari panitia acara olahraga di dalam negeri, ITB akan terbuka melayani dari luar negeri.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

Pemerintah Siapkan Rp 15 Triliun Beli Kapal China ?

 Sejumlah pelabuhan pun dibenahi demi memperlancar arus distribusi.

Jakarta Demi memperlancar angkutan dan distribusi barang di Indonesia, pemerintah melakukan penataan dan pembenahan sejumlah pelabuhan. Tak hanya itu, pemerintah menyiapkan dana triliunan rupiah untuk membeli kapal buatan China.

"Tahun ini, pemerintah akan mempercepat pembangunan 44 pelabuhan," ujar  Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pemberdayaan Daerah Tertinggal dan Bulog, M. Natsir Mansyur, di JCC Senayan, Jakarta, Senin 28 Januari 2013.

Natsir menambahkan, pemerintah akan menyiapkan dana Rp 15 triliun untuk membeli 2.500 kapal dari China. Pembelian sebanyak 500 unit per tahun itu bertujuan untuk mewujudkan program seashore shipping (pengangkutan barang dari satu provinsi ke provinsi lainnya) menjadi lebih efisien.

Sebab, selama ini, pengangkutan komoditas seperti makanan, ternak, dan minyak antarprovinsi biayanya terlalu tinggi, lebih mahal dibanding ke luar negeri. "Pengiriman jeruk Pontianak ke Jakarta saja biayanya mahal," kata dia.

Menurut Natsir, alasan memilih kapal China itu adalah pertimbangan waktu produksi yang lebih cepat. Jika memproduksi di dalam negeri, satu unit kapal pembuatannya bisa memakan waktu setahun.

Natsir menambahkan, penandatanganan pembelian kapal dari Negeri Tirai Bambu itu telah dilakukan. Perbankan berperan besar sebagai mitra dalam membantu pembiayaannya. Namun, masih belum diketahui bank mana yang ditunjuk untuk menjadi mitra penyaluran pembiayaan Rp 15 triliun itu.(art)


... kalo benar terealisasi .. Indonesia berduka ...
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

IBM Indonesia dapat Ciptakan Sistem Pengurai Kemacetan Jakarta

Pengelolaan 13 juta kendaraan menjadi tantangan yang besar untuk pemerintah daerah dan pusat 

Jakarta daily
Jakarta Bagi sebagian besar warga Jakarta - kaya, miskin dan berada diantaranya - lalu lintas merupakan bagian tak terhindarkan dan tidak nyaman bagi hidup di ibukota.

Dengan 10 juta sepeda motor dan 3 juta mobil di jalan-jalan Jakarta, menurut Yoga Adiwinarto dari Institut Transportasi dan Kebijakan Pembangunan, pengelolaan 13 juta kendaraan ini menjadi tantangan yang besar untuk pemerintah daerah dan pusat.

Suryo Suwignjo, Presiden Direktur IBM Indonesia mengatakan dia merupakan salah satu orang yang frustasi dengan jalanan yang padat.

"Sekarang di Jakarta, jarak tidak relevan, waktu tempuh yang lebih relevan. Jika Anda memiliki pertemuan dengan klien pukul 3:00 di Pacific Place, kapan waktu Anda benar-benar berangkat dari kantor? Pada akhirnya Anda bisa menjadi terlalu awal atau sangat terlambat sehingga sangat sulit. Banyak waktu produktif yang dihabiskan di jalan, "kata Suryo dalam sebuah wawancara di kantornya di Jakarta bulan lalu.

Suryo percaya bahwa sekarang mungkin waktu yang tepat untuk ibukota negara keempat di dunia yang paling padat penduduknya untuk mengikuti jejak kota-kota di seluruh dunia dan menerapkan teknologi berbasis sistem untuk memberikan kewenangan kepada mereka yang bertanggung jawab mengelola lalu lintas.

IBM memiliki pengalaman mengembangkan sejumlah sistem disesuaikan dengan kebutuhan pemerintah daerah yang beragam.

Seperti Proyek It's Smarter Cities Unit's yang dilaksanakan pada tahun 2010 di Rio De Janeiro, di mana sebuah pusat operasi dirancang oleh IBM atas permintaan walikota, Eduardo Paes. Kota kedua terbesar di Brasil, yang bersiap-siap untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA pada tahun 2014 dan Olimpiade tahun 2016, itu kini dikoordinasikan oleh ruang kontrol di mana data tentang kondisi yang mempengaruhi kota - seperti cuaca, risiko bencana alam, lalu lintas, kejahatan, dan besar acara seperti pesta besar atau kerusuhan - dikumpulkan dan ditampilkan secara real time.

Informasi ini kemudian dipantau dan diproses oleh pekerja pusat yang bisa berkomunikasi dengan otoritas terkait - membantu dengan respon dan interkoneksi antara lembaga-lembaga publik.

Lebih dekat ke rumah di Asia, di selatan kota Davao phillippine sebuah pusat komando telah dibentuk dengan tujuan keamanan publik meningkat terhadap kecelakaan, banjir, kebakaran, kejahatan dan ancaman lain terhadap keselamatan.

Sementara itu, di Zhenjiang, sebuah kota dari tiga juta penduduk di Cina timur, IBM memasang perangkat lunak yang telah diintegrasikan ke dalam sistem transportasi kota untuk memprediksi kemacetan lalu lintas sebelum mereka terjadi, yang memungkinkan pihak berwenang untuk lebih siap serta memulai jadwal bus baru untuk lebih mencerminkan kali di mana angkutan umum yang paling dibutuhkan.

Infrastruktur Kemitraan IBM dan Knowledge Center memperkirakan bahwa kemacetan lalu lintas di Jakarta membuat hilangnya produktivitas sebanyak Rp 12,8 triliun ($ 1,3 miliar) pada tahun 2012.

Sejumlah sistem yang berbeda dapat disesuaikan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di Jakarta berdasarkan prioritas pemerintah dan anggaran, menurut Suryo.

Salah satu pilihan langsung akan mengambil keuntungan penuh dari sistem pemantauan sudah diatur di persimpangan paling besar.

"Sekarang, jika Anda memiliki kamera di persimpangan itu, Anda akan dapat melihatnya dari pusat perintah Anda, yang berarti bahwa, jika ada kemacetan lalu lintas, Anda akan tahu," katanya.

"Jika ada kemacetan lalu lintas di persimpangan, semua orang dari arah yang sibuk akan terjebak karena semua arah mendapatkan 60 detik sama lampu hijau. Sebuah sistem yang baik, di bagian paling minimal, akan memungkinkan polisi atau siapa pun mengambil kendali dari sistem lalu lintas untuk mengatakan bahwa, 'Hei antrian di jalan ini sangat panjang jadi saya akan memberi mereka dua menit cahaya hijau dan mengurangi jumlah waktu di hijau untuk jalan-jalan lainnya.'"

Suryo menambahkan bahwa lebih baik akan menggunakan teknologi prediktif untuk menganalisis lalu lintas menuju ke hotspot kemacetan sehingga kemacetan lalu lintas dapat diprediksi. Hal ini akan memungkinkan untuk tindakan pencegahan untuk menghindari kemacetan.

"Pada dasarnya perangkat lunak memprediksi masa depan, tetapi dalam kasus ini adalah masa depan lalu lintas, dan kemudian jika Anda memiliki informasi itu dan menggabungkannya dengan kemampuan Anda untuk menyesuaikan lampu lalu lintas, Anda benar-benar dapat menghindari kemacetan," katanya.

Suryo menegaskan bahwa IBM telah berkonsultasi dengan sejumlah departemen pemerintah yang berbeda pada sistem yang dapat diterapkan di Jakarta, meskipun tidak ada proyek formal direncanakan.

"Kami telah berbagi banyak dengan mereka pada apa yang kita miliki. Semua orang mengakui bahwa ini adalah hal yang baik, tetapi ketika datang untuk menerapkan itu adalah cerita yang berbeda, "katanya.

Suryo menambahkan bahwa sementara satu penghalang mungkin biaya pelaksanaan sistem baru, yang lain adalah kesulitan dari lembaga yang berbeda yang terlibat dalam menjalankan jalan Jakarta koordinasi satu sama lain.

Yoga dari ITDP setuju dan mengatakan bahwa sementara sistem IBM tidak harus dianggap satu-satunya solusi yang layak untuk masalah lalu lintas Jakarta, mereka adalah salah satu cara di mana koordinasi yang lebih bisa ditimbulkan antara instansi pemerintah.

"Paling sering, ini vakum di lembaga tersebut disebabkan oleh prosedur yang ketat dan peraturan yang membatasi mereka melakukan sesuatu di luar tanggung jawab mereka, meskipun mereka tahu masalahnya adalah karena kurangnya staf dan jumlah beban kerja yang ditanggung oleh masing-masing instansi, perbaikan sederhana dengan mudah bisa gagal karena kurangnya komunikasi dan koordinasi antar lembaga, "katanya.

Tampaknya pemerintah Jakarta akhirnya dapat bergerak untuk meningkatkan kerjasama mereka yang bertanggung jawab untuk mengelola lalu lintas kota.

"Untuk memecahkan masalah, kita perlu bekerja pada semua sisi secara bersamaan," kata Udar Pristono, Kepala Dinas Perhubungan kepada Jakarta Globe, di Jakarta.

Pristono menjelaskan bahwa Badan Perhubungan DKI Jakarta telah membangun kerjasama yang bagus dengan Polisi Lalu Lintas Jakarta. Mereka akan segera memiliki satu sistem lalu lintas pemantauan bukan dua sistem yang terpisah yang dijalankan oleh Pusat Manajemen Lalu Lintas Polda Metro Jaya dan Sistem Transportasi Cerdas badan transportasi itu.

"Kombinasi dari kedua sistem berharap untuk dapat mengidentifikasi titik-titik kemacetan segera setelah mereka terdeteksi, sehingga personil dari kedua unit dapat bereaksi dengan cepat dan membantu memudahkan aliran lalu lintas," kata Pristono.

Suryo mengatakan kepemimpinan yang kuat akan menjadi penting dalam menyelesaikan kebuntuan lalu lintas Jakarta dan bahwa pemerintahan baru di kota mungkin dapat membuat kemajuan, berkat Gubernur Joko Widodo.

"Mulailah dengan kepemimpinan dan hanya jika Anda memiliki masalah yang dapat diselesaikan. Karena, sama seperti aku ingin mengatakan bahwa teknologi IBM adalah No 1 di sini, apa yang saya katakan adalah bahwa beberapa solusi yang tidak begitu canggih seperti orang berpikir, "katanya.

Penulis: Jakarta Globe/ Ayyi Achmad Hidayah


Berita Satu
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

Dahlan Iskan Dukung Mobil Listrik ITS

detail beritaPasuruan Menteri BUMN Dahlan Iskan mendukung penuh dan mengapresiasi mobil listrik EC-ITS 1.0 buatan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Dahlan yang juga sempat mengembangkan mobil listrik Tucuxi ini, meminta agar produk anak bangsa itu terus dikembangkan. Hingga akhirnya bisa menjadi mobil listrik yang hemat dan murah.

"Bagus sekali. Tetapi masih harus dikembangkan lagi. Mobil listrik ini harus berhasil dan sukses," kata Dahlan Iskan seusai menghadiri milad YPP Al Ikhlas di Desa Kendang Dukuh Tengah, Kecamatan Wonorejo Kabupaten Pasuruan.

Menurut Dahlan, pengembangan mobil listrik harus terus dilakukan ujicoba hingga menghasilkan produk yang benar-benar tangguh, hemat dan tidak membebani negara. Sehingga pada

masa mendatang hasil karya ini tidak bergantung pada BBM yang semakin mahal.Dirinya optimis, pengembangan mobil listrik yang diproyeksikan sebagai mobil nasional ini akan memiliki daya saing dibanding mobil pada umumnya. Karena pengisian bahan bakar lisrik dapat dilakukan dimanapun dan sangat murah.

"Saya hanya merintis untuk memulai agar mobil listrik diproduksi masal. Karena mobil listrik adalah solusi atas permasalahan negara yang saat ini menanggung subsidi BBM yang tinggi,” tandas Dahlan.

Menurut hasil penelitian internasional, pengisian bahan bakar listrik ini 70 persen dilakukan di rumah masing-masing, 20 persen dilakukan di tempat parkir, mall dan kantor. Sementara yang diisi ulang di jalan hanya 10 persen. Pemilik mobil listrik lebih senang mengisi baterai di rumah, karena dapat dilakukan dengan mudah.(zwr)

Belajar dari Tucuxi, EC ITS Pakai Gearbox 

detail beritaTragedi Tucuxi saat dikendarai Menteri BUMN Dahlan Iskan, memberikan inspirasi buat pengembangan mobil listrik Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Mobil listrik yang bernama EC ITS tersebut, menggunakan gearbox satu percepatan.

"Mobil Listrik EC ITS ini memang sengaja kita tanami gearbox, single speed. Mobil ini bergerak dengan transmisi satu percepatan," kata Dosen Pembimbing Mobil Listrik EC ITS, Nur Yuniarto, akhir pekan lalu.

Antara mobil listrik dengan mobil konvensional sepertu mesin bensin dan diesel memang ada perbedaan. Karakteristik mobil listrik memilik daya dan putaran yang relatif rata atau flat, dimulai dari putaran mesin 0 rpm, sampai putaran maksimal.

Sementara mesin konvensional memiliki kurva dari putaran 0 rpm hingga putaran maksimal. Itulah kenapa mobil bensin dan solar menggunakan gearbox dengan multiple speed.

"Kalau mobil listrik, karena daya dan putarannya flat maka hanya dibutuhkan transmisi satu percepatan saja," jelas pria berkacamata ini.

Fungsi gearbox yang ditanam ini, adalah hanya untuk memperlambat kecepatan mobil saja bukan untuk menghentikan kendaraan. Mobil Listrik EC ITS ini digunakan sistem pengereman yang manual, dan baru akan dirancang mengadopsi piranti anti-lock breaking sistem (ABS).

"Meski masih menggunakan pengereman manual, pernah kita coba dengan kecepatan yang cukup tinggi, dan langsung kita rem mendadak mobil ini sudah bisa berhenti dalam jarak tertentu dan stabil," jelasnya.

Meski masih berstatus mobil riset, namun beberapa fitur mobil dengan desain sporty dan
elegan ini sudah berbasis Android Aplication. Bahkan sudah terintergrasi secara online, termasuk dalam perangkat GPS (Global Positioning System).(zwr)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg
0

TNI AU Terlibat dalam Misi Modifikasi Cuaca bersama BPPT

BNPB dan TNI AU Lakukan Misi Teknologi  Modifikasi Cuaca di wilayah Jakarta dan Sekitarnya Jakarta HARI ini (27/12013) diperkirakan akan muncul pasang surut air laut dan curah hujan tinggi yang berpotensi banjir di Jakarta.

Untuk mengurangi resiko itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerjasama dengan Badan Penelitian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan TNI Angkatan Udara melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di wilayah Jakarta dan sekitarnya menggunakan Hercules C-130 dan Skadron Udara 31.

Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC ini bertujuan mengurangi hujan sehingga banjir dapat diredam.

“Ada dua upaya yang dilakukankan yaitu menghambat pertumbuhan awan, dan menjatuhkkan hujan di luar daerah rawan banjir,” ujar Ketua pelaksana rekayasa cuaca Dr Tri Handoko Seto,

Pertama “mempercepat proses awan menjadi terhadap awan-awan yang sedang tumbuh di daerah ‘upwind’ yang bergerak memasuki Daerah Aliran Sugai (DAS).

Kedua mengganggu proses pertumbuhan awan di dalam DAS yang bergerak meninggalkan DASagar awan tidak menjadi hujan di dalam DAS.

“Lanud Halim sebagai pelaksana operasional siap melaksanakan tugas dan membatu apaun yang bisa” ujar Komandan Lanud Halim Perdanakusuma Marsma TNI A. Asep Adang Supriyadi, saat menyaksikan loading 4 ton garam di Taxy Way Echo Lanud Halim Perdanakusuma .

Pesawat yang digunakan dalam kondisi siap dan baru selesai dimodifikasi khusus untuk rekayasa cuaca.

“Awak pesawatnya sudah professional,” tegasnya.

Ia berharap. mudah-mudahan selama pelaksanakan rekayasa cuaca ini dapat berjalan dengan aman dan lancar karena kita berkerja dan berbuat untuk kepentingan masyarakat, Negara dan bangsa.
0

Rp 100 Miliar Untuk Riset Mobil Listrik

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVj8Ish69iBrBC_ECFEUrMwfBHN5OFMWwoznKbf4z-RS07xwMphw-LlSD_dMfsrwRHiS9c4Ni1MTMkCe7rUn5dqMEjPuGZXwI8Vqv3ViRnad5TUe68tARzwD963PyyU6ctHycnm_2CXxWc/s1600/b3zofZS5iJ.jpgJakarta Penciptaan mobil listrik nasional tahun ini bakal terus menggeliat. Optimisme ini diantaranya merujuk pada suntikan modal riset dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebesar Rp 100 miliar.

Sejak pencanangan program mobil nasional, Kemendikbud ditunjuk sebagai pemegang tongkat komando. Di internal Kemendikbud, program mobil nasional ini ditangani Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti), sebab melibatkan sejumlah kampus negeri.

Direktur Kelembagaan dan Kerjasama Ditjen Dikti Kemendikbud Ahmad Jazidie mengatakan, proyek mobil nasional hemat energi karena tenaganya bersumber dari listrik masih terus berjalan. Perkembangan terbaru, kemarin dia menyaksikan peresmian mobil listrik karya mahasiswa ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember), Surabaya.

’’Tahun ini tetap kami (Kemendikbud, red) yang menjadi leading sector proyek nasional ini,’’ tandasnya.

Sebagai wujud kongkritnya, Jazidie mengatakan Kemendikbud siap mengucurkan dana riset sebesar Rp 100 miliar. Dia mengatakan dana ini langsung ditransfer ke DIPA (daftar isian pelaksanaan anggaran) PTN yang terlibat dalam proyek mobil nasional. Seperti Universitas Indonesia (UI), ITS, dan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Jazidie berharap semangat menciptakan mobil nasional listrik ini semakin kuat dengan terbentukanya Badan Pengembangan Teknologi dan Industri Otomotif (BPTIT). ’’Sampai sekarang badan itu belum lahir,’’ tegas guru besar ITS itu. Sebagai gantinya, proyek mobil nasional listrik ditangani oleh Tim Mobil Listrik Nasional.

Menurut Jazidie, pembentukan badan khusus itu sangat mendesak. ’’Presiden juga sudah memberikan arahan,’’ tandasnya.

Dia tidak mempersoalkan badan itu nantinya ada di bawah presiden langsung atau di bawah kementerian tertentu. Jazidie mengatakan jika di negara Asia lain badan seperti ini sudah terbentuk lebih dulu. Misalnya di Jepang ada Japan Automobile Research Institute (JARI).

Badan yang mengurusi mobil nasional ini sudah memiliki grand design pekerjaan. Diantaranya adalah untuk menetapkan desain dan memproduksi mobil listrik nasional. ’’Kami menargetkan badan ini sudah definitif dibentuk tahun ini juga,’’ ujar Jazidie. (wan)


JPNN
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooV1VxZtEsH4vI20hI-r2oQ16VSeAVhaU051orN-_f14Dy4r7Abm-QuaFrw4Y1yHdzPjiTzcgMX9SJi0KfjrQRJwsPhAAscD9wCxqg1CxOhldL5FQjlgoagk76DSQbpmT__OEVvhDSXM/s35/cinta-indonesia.jpg