Anggota BRTI Heru Sutadi mengatakan, desakan RIM membangun server ini sudah dilakukan sejak dua tahun lalu. Tujuannya untuk menjamin keamanan data pengguna blackberry sesuai undang-undang Telekomunikasi nomor 36/1999. Yang lebih menguntungkan, pengguna tak perlu membayar lebih mahal.
"Tarif lebih murah karena trafik Indonesia tidak perlu dibawa ke Kanada," ujar Heru melalui pesan pendek Blackberry.
Selama ini setiap pengguna membayar US$ 4 per bulan melalui operator dan link dari Jakarta ke Kanada. Jika saat ini pengguna blackberry lebih dari dua juta orang maka RIM mendapatkan uang tak kurang dari US$ 8 juta per bulan atau Rp 72 miliar per bulannya.
BRTI juga akan mendalami soal pendapatan negara bukan pajak (PNPB). Menurutnya seharusnya operator harus membayar Biaya Hak Pemakaian (BHP) frekuensi sebelum dipotong ke RIM terlebih dulu.
Heru menjelaskan seharusnya hal ini sebagai pendapatan. Operator seharusnya memotong dulu untuk BHP telekomunikasi dan USO. BRTI, kata Heru, belum memastikan apakah dipotong dulu baru dibagi ke RIM atau diambil RIM baru operator membayar pendapatan sisanya.
"Bagian operator mungkin sudah, tapi yang RIM sudah belum? karena BHP dan USO itu seharusnya dari Gross Revenue," ujar Heru.
Heru mengatakan RIM sebagai penyelenggara jasa internet juga harus mempunyai izin. Jika RIM tidak mematuhi ketentuan yang diatur pemerintah, maka pelanggan akan kehilangan layanan BIS-nya. Mereka tak akan bisa chatting di BBM, browsing internet atau mengirim email. "Itu jika mereka tak patuh," ujarnya.[DIAN YULIASTUTI]
Monday, 10 January 2011
BRTI: Server di Indonesia, Tarif Bisa Lebih Murah
TEMPO Interaktif, Jakarta - Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) mendukung langkah Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring agar Research In Motion (RIM) membangun servernya di Indonesia. Selain soal pornografi, soal kerahasiaan data dan tarif yang lebih terjangkau menjadi alasan penting adanya server di sini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment