Saturday, 8 January 2011

Premium Dibatasi, Mobil Dikandangkan

INILAH.COM, Jakarta - Pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi Maret mendatang diprediksi akan mengubah perilaku pemilik mobil. Pemilik kendaraan roda empat akan lebih sering mengandangkan mobil miliknya.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memprediksi bahwa sebagian dari pemilik mobil, khususnya di DKI Jakarta, hanya akan menggunakan mobil pada saat akhir pekan atau pada acara-acara tertentu saja. Dampak lain pembatasan BBM bersubsidi adalah adanya peralihan penggunaan kendaraan bermotor, dari mobil ke sepeda motor.

”Dampak terhadap penjualan mobil tentu saja ada. Perlambatan penjualan mobil pasti akan terjadi, tapi tidak akan terlalu lama. Tapi saya yakin penggunaan mobil pribadi oleh pemiliknya juga akan berkurang,” ujar Ketua III Gaikindo yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor (TAM) Johnny Darmawan, kemarin.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua I Gaikindo yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI) Jongkie D. Sugiarto. Menurutnya, selain pembatasan BBM bersubsidi, pemerintah malah akan menaikkan pajak kendaraan bermotor, bea balik nama, dan sebagainya.

“Industri otomotif kan padat karya, tidak hanya ATPM, tapi juga suplier, ada berapa ratus ribu pekerja disana, dan bayangkan kalau cuma gara-gara perpajakan, industrinya melempem, mereka pada mau dikemanakan?” tandas Jongkie D Sugiarto.

Jongkie menambahkan, perilaku pemilik mobil akan berubah pada saat implementasi pembatasan BBM bersubsidi nanti. ”Saya yakin yang biasa pergi setelah jam kantor, akan mengurangi waktu jalan-jalan. Pemilik mobil nantinya malah menggunakan mobil akhir pekan saja, yaitu saat menjemput anak ke sekolah atau berbelanja,” paparnya.

Jongkie menerangkan, satu hari biasanya pemilik mobil mengonsumsi empat liter premium atau senilai Rp18.000 (satu liter x Rp4.500), untuk pergi pulang ke kantor. Nantinya pemilik mobil pribadi akan merogoh kocek Rp30.000 untuk empat liter pertamax (satu liter pertamax=Rp7.500).

”Kenaikan tersebut sangat signifikan. Malah nanti orang-orang yang biasa ke kantor naik mobil, malah memilih untuk menggunakan sepeda motor karena lebih irit,” ujarnya.

Pada pertengahan Desember lalu, pemerintah dan Komisi VII DPR RI sepakat mengimplementasikan pengaturan, sebelumnya pembatasan, BBM bersubsidi pada akhir Maret 2011.

”Komisi VII meminta pemerintah segera mengimplementasikan kebijakan pengaturan BBM bersubsidi akhir kuartal pertama 2011,” ujar Ketua Komisi VII sekaligus Ketua Raker Satria Wirayudha.

Menurut Menko Perekonomian Hatta Rajasa, pembatasan penggunaan BBM bersubsidi dengan opsi penerapan pada seluruh kendaraan pelat hitam di seluruh Indonesia akan menghemat penggunaan BBM bersubsidi sebesar 14 juta kilo liter dari target BBM bersubsidi 38,5 juta kilo liter.

Jika diperkirakan selisih Premium dengan Pertamax sebesar Rp2.000 terdapat penghematan anggaran sekitar Rp28 triliun dari anggaran subsidi BBM, LPG, BBN dalam APBN 2011 yang totalnya mencapai Rp95,9 triliun.

Sementara itu, penjualan mobil menurun drastis pada saat pemerintah menaikkan harga BBM 2005 silam. Pada 2010, penjualan otomotif tercatat 763.751 unit. Angka ini naik 57% dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu 486.061 unit. Pada 2011 ini, Gaikindo memprediksikan penjualan mobil akan mencapai 850.000 unit. [mdr]


Inilah

0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...