REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengembangkan dan memproduksi alat perisalah atau alat yang merekam sekaligus mencatat jalannya rapat maupun persidangan secara langsung.
"Produk perisalah itu sudah kami pasarkan, saat ini sudah dimanfaatkan di beberapa institusi pemerintahan. Produk ini akan terus dikembangkan terrmasuk memenuhi kebutuhan risalah persidangan di pengadilan," kata Direktur Utama PT INTI Irfan Setiaputra pada sela-sela kunjungan Menneg BUMN di PTDI Kota Bandung, Kamis.
Alat itu, menurut Irfan, akan mencatat dan merekam jalannya rapat dan persidangan secara lengkap dan detail. Hal itu sangat mendukung untuk proses transparansi dalam rapat dan persidangan, sekaligus mengamankan dokumen persidangan.
Perisalah rapat saat ini, masih kata Irfan, dilakukan oleh notulen dengan cara ditulis tangan atau diketik ke komputer. Namun dengan alat perisalah itu maka semuanya bisa terdeteksi dan terekam secara lengkap.
"Contohnya di persidangan pengadilan, selama ini panitera mencatat jalannya persidangan. Namun dengan alat perisalah maka semuanya bisa direkam secara digital, salah satu yang menggunakan perangkat ini di Mahkamah Konstitusi (MK)," kata Irfan.
Selain di MK, juga di enam institusi pemerintahan lainnya antara lain di Kementerian Keuangan dan DPRD Jabar.
Irfan menyebutkan, alat itu merupakan salah satu produk dari PT INTI yang dilakukan dengan cara bergandengan dengan lembaga penelitian dan pengembangan teknologi yang ada di tanah air.
Kerjasama pengembangan dan produksi itu selain dengan BPPT juga dilakukan dengan LIPI. Sedangkan pada 2012 ini INTI akan menggandeng periset dan pengembangan teknologi dari kalangan kampus.
"Sementara yang sudah kami rencanakan dengan ITS dan Universitas Indonesia. Produknya yang terapan dan bisa diproduksi massal dan menarik di pasaran," katanya.
Ia menyebutkan, saat ini banyak hasil penelitian dan pengembangan teknologi yang dilakukan oleh badan penelitian, riset serta perguruan tinggi yang tidak dikembangkan untuk konsumsi publik.
"Saya akan datang langsung ke perguruan tinggi, tentunya ada 'sharing profit' dengan mereka. Yang jelas PT INTI juga bisa untung dari produk itu," katanya.
Lebih lanjut Irfan Setiaputra menyebutkan, rencana pengembangan 2012 selain menyelesaikan proyek fiber optik dengan Telkom, juga akan mengembangkan produk handphone.
"PT INTI tidak lagi berorientasi pada proyek, namun akan mengembangkan produk yang tengah dibutuhkan pasar. Salah satunya dengan mengembangkan hasil penelitian itu. Kami akan mengejar pasar," kat
• Republika
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment