Jakarta – Menteri BUMN Dahlan Iskan memastikan telah menyetujui suntikan penyertaan modal negara (PMN) ke PT Pindad.
Pasalnya, BUMN senjata itu butuh suntikan modal karena membanjirnya pesanan dari luar negeri sehingga mesin produksinya harus bekerja 24 jam dan tujuh hari dalam sepekan. Meski begitu, kata dia, PMN itu harus diajukan dulu ke DPR.
“Kemarin saya ke Pindad rapat satu hari di sana memang betul peminat dari luar banyak.
Tapi sekarang itu begini, di Pindad itu mesin-mesinnya sudah bekerja 24 jam 7 hari seminggu. Itu penuh sekali, manajemen Pindad meminta karena ini kaitannya dengan pertahanan akan diberikan PMN untuk investasi mesin-mesin pertahanan,” papar Dahlan di kantornya, Jakarta, Jumat (7/9/2012).
Menurut dia, dengan penambahan mesin baru, sekaligus mendorong industri persenjataan Indonesia menjadi lebih kuat.
“Sayang kalau minat dari luar negeri begitu besar, tapi kita tidak bisa melayani karena keterbatasan pabrik,” cetus Dahlan.
Saat ini, kata dia, banyak mesin perusahaan itu yang sudah uzur. Menurut dia, butuh Rp 150 miliar untuk meremajakan mesin-mesin PT Pindad itu. (SPC-15)
Dahlan Iskan Minta PINDAD Buka kantor Cabang di Irak
Menteri BUMN Dahlan Iskan meminta BUMN melakukan ekspansi bisnis ke luar negeri. BUMN produsen senjata yaitu PT Pindad (Persero) diminta membuka kantor cabang di Irak.
"Saya minta buka kantor di Irak," kata Dahlan singkat saat ditemui di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (5/9/2012).
Selain BUMN senjata, Dahlan juga meminta BUMN di bidang infrastruktur, listrik, telekomunikasi, serta minyak dan gas untuk bisa membuka kantor cabang di luar negeri. Tujuannya adalah agar BUMN tersebut bisa mendapatkan proyek-proyek di luar negeri.
Pada kesempatan itu, Dahlan mengatakan, pada Oktober 2012, BUMN Indonesia secara resmi memiliki perwakilan di Myanmar. Dahlan mengatakan, PT Wijaya karya Tbk (WIKA) telah siap beroperasi di Myanmar.
"Di Myanmar kantor sudah dapat dan tinggal diresmikan bulan depan," tutupnya.
"Saya minta buka kantor di Irak," kata Dahlan singkat saat ditemui di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (5/9/2012).
Selain BUMN senjata, Dahlan juga meminta BUMN di bidang infrastruktur, listrik, telekomunikasi, serta minyak dan gas untuk bisa membuka kantor cabang di luar negeri. Tujuannya adalah agar BUMN tersebut bisa mendapatkan proyek-proyek di luar negeri.
Pada kesempatan itu, Dahlan mengatakan, pada Oktober 2012, BUMN Indonesia secara resmi memiliki perwakilan di Myanmar. Dahlan mengatakan, PT Wijaya karya Tbk (WIKA) telah siap beroperasi di Myanmar.
"Di Myanmar kantor sudah dapat dan tinggal diresmikan bulan depan," tutupnya.
(Detik)
0 comments:
Post a Comment