JAKARTA--Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjajaki kerjasama dengan Google untuk menyebarluaskan informasi geospasial bencana yang selama ini telah dikembangkan BNPB.
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, melalui pesan blackberry di Jakarta, Kamis, kantor pusat Google di California, USA, sudah cukup lama mengamati perkembangan informasi geospasial BNPB yang responsif dan 'up to date' dalam menyampaikan info terkini bencana di Indonesia.
"Terlebih lagi saat gempa bumi besar di barat daya Aceh pada 11 April 2012, semua info bencana dengan cepat ditampilkan oleh BNPB," ujarnya.
Hal ini, ia melanjutkan, telah mendorong Merryl Stone sebagai Program Manager Google dan timnya dari Kantor Pusat Google di USA datang ke BNPB untuk mengajak kerjasama.
Dijelaskannya bahwa produk Google.org yang akan digunakan untuk publikasi data kebencanaan adalah Google Crisis Response yang menyediakan beberapa tool seperti Google Public Alert, Google Crisis Maps dan Google Person Finder. "Data kebencanaan dari BNPB akan dipublikasikan secara global dengan tool tersebut," kata Sutopo.
Mengenai alasan kenapa perlu menggunakan Google, ia menjelaskan, pada waktu bencana jaringan internet masih berfungsi dan jika ada gangguan pun dalam waktu kurang dari 3 hari sudah pulih kembali.
Selanjutnya pada saat sistem komunikasi yang biasa dipakai (HP, SMS, telpon) tidak berfungsi, komunikasi dengan email masih bisa jalan dengan baik.
Lebih lanjut Sutopo menjelaskan bahwa dalam kesempatan diskusi, Google akan memberikan BNPB lisensi Google Earth Pro dan sebaliknya BNPB sharing data ke Google terutama data kebencanaan di Indonesia yang selanjutnya akan ditampilkan Google sehingga masyarakat dunia dapat informasi secara cepat dan akurat dari BNPB.
Google akan menampilkan peta dampak gempa bumi terkini produk BNPB yang akan dipublikasikan dalam Google Public Alerts dan Google Crisis Map. Informasi tersebut akan muncul dalam kedua media Google tersebut. Alert dan data kebencanaan lainnya seperti banjir, tsunami, gunung api dan lainnya juga akan ditampilkan.
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, melalui pesan blackberry di Jakarta, Kamis, kantor pusat Google di California, USA, sudah cukup lama mengamati perkembangan informasi geospasial BNPB yang responsif dan 'up to date' dalam menyampaikan info terkini bencana di Indonesia.
"Terlebih lagi saat gempa bumi besar di barat daya Aceh pada 11 April 2012, semua info bencana dengan cepat ditampilkan oleh BNPB," ujarnya.
Hal ini, ia melanjutkan, telah mendorong Merryl Stone sebagai Program Manager Google dan timnya dari Kantor Pusat Google di USA datang ke BNPB untuk mengajak kerjasama.
Dijelaskannya bahwa produk Google.org yang akan digunakan untuk publikasi data kebencanaan adalah Google Crisis Response yang menyediakan beberapa tool seperti Google Public Alert, Google Crisis Maps dan Google Person Finder. "Data kebencanaan dari BNPB akan dipublikasikan secara global dengan tool tersebut," kata Sutopo.
Mengenai alasan kenapa perlu menggunakan Google, ia menjelaskan, pada waktu bencana jaringan internet masih berfungsi dan jika ada gangguan pun dalam waktu kurang dari 3 hari sudah pulih kembali.
Selanjutnya pada saat sistem komunikasi yang biasa dipakai (HP, SMS, telpon) tidak berfungsi, komunikasi dengan email masih bisa jalan dengan baik.
Lebih lanjut Sutopo menjelaskan bahwa dalam kesempatan diskusi, Google akan memberikan BNPB lisensi Google Earth Pro dan sebaliknya BNPB sharing data ke Google terutama data kebencanaan di Indonesia yang selanjutnya akan ditampilkan Google sehingga masyarakat dunia dapat informasi secara cepat dan akurat dari BNPB.
Google akan menampilkan peta dampak gempa bumi terkini produk BNPB yang akan dipublikasikan dalam Google Public Alerts dan Google Crisis Map. Informasi tersebut akan muncul dalam kedua media Google tersebut. Alert dan data kebencanaan lainnya seperti banjir, tsunami, gunung api dan lainnya juga akan ditampilkan.
0 comments:
Post a Comment