Pasar otomotif di Indonesia sangat besar dan akan terus tumbuh.
Pasar otomotif di Indonesia sangat besar dan akan terus tumbuh, seiring terus meningkatnya jumlah kelas menengah. Itu sebabnya sejumlah perusahaan otomotif dunia bersemangat masuk ke negeri ini. Yang terbaru adalah Tata Motors, pabrik mobil yang berpusat di India.
Selasa, 11 September, perusahaan raksasa itu resmi masuk Indonesia. Jualan terbesarnya adalah mobil murah, Tata Nano, yang juga laris manis di negeri asalnya.
Direktur Eksekutif Tata Motors Limited, Ravindra Pisharody, memastikan Tata tak cuma memasarkan produk di Indonesia, tapi juga akan membangun pabrik yang akan memproduksi mobil-mobil untuk pasar Asia Tenggara.
Dia juga memastikan Indonesia akan menjadi basis produksi untuk kendaraan penumpang. Ini adalah pabrik kedua di Asia Tenggara. Sebelumnya, Tata telah membangun pabrik di Thailand pada 2007. Pabrik di negeri gajah itu bukan untuk kendaraan penumpang, melainkan kendaraan komersial.
Meski Tata akan membangun pabrik di Indonesia, jumlah nilai investasinya masih dirahasiakan. "Kami belum ada kepastian berapa yang akan kami tanamkan," kata dia di Jakarta, Selasa 11 September 2012.
Ravindra mengatakan bahwa pabrik di Indonesia akan lebih besar modalnya, karena skalanya juga lebih besar dari di Thailand. Ravindra memberi ilustrasi, Tata Motors menggelontorkan US$500 juta atau hampir Rp5 triliun untuk membangun pabrik yang bisa menghasilkan 500 unit per bulan. Tentunya, Indonesia akan lebih besar karena potensi mobil penumpang juga lebih besar.
Soal model mobil yang akan dibuat di Indonesia juga masih rahasia. Kajian produknya, kata Ravindra, belum selesai. Yang jelas, Tata pernah berkeinginan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi mobil termurah di dunia, Tata Nano, untuk wilayah Asia Tenggara.
Presiden Direktur PT Tata Motors Indonesia, Biswadev Sengupta, mengatakan, perusahaan akan menggenjot pendirian 60 dealer dalam waktu tiga tahun. Dealer tersebut yang nantinya melayani masalah pembelian, servis, dan suku cadang.
Tata juga akan membuat 100 bengkel dan 300 toko suku cadang di seluruh wilayah Indonesia, kecuali Papua dan Nusa Tenggara.
Pembukaan dealer ini adalah langkah awal memulai investasi mereka di Indonesia, selain pabrik. "Jika kami telah punya 10-15 dealer resmi di seluruh negeri, maka kami akan segera meluncurkan produk," katanya.
Mengapa Indonesia?
Potensi pasar yang besarlah yang membuat Tata Motors tertarik merambah Indonesia. Terlebih 60 persen penduduk berusia muda. Ini pasar potensial produk Tata. "Besarnya penduduk usia muda merupakan potensi dan kekuatan negeri ini," ujar Biswadev.
Selain itu, Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi.
Kehadiran Tata ke Indonesia juga dipengaruhi pasar otomotif Indonesia yang bangkit.
Pasar otomotif Indonesia yang saat ini dikuasai pabrikan Jepang tak menyurutkan minat Tata Motors untuk merebut hati masyarakat Indonesia di sektor otomotif. Tata Motors optimistis produknya akan disambut masyarakat.
Saat ini Jepang, Eropa, Korea Selatan, dan China mendominasi pasar otomotif Indonesia. Bahkan Jepang menjadi raja hampir menguasai semua merek mobil. “Kami tidak akan bersaing dengan produsen asal Jepang, karena kami baru memperkenalkan Tata Motors ke pasar Indonesia,” katanya.
Tak cuma Tata
Catatan The Economist, pertumbuhan sektor otomotif Indonesia sangat tinggi, bahkan lebih tinggi dibandingkan China. Meski tengah terjadi kesuraman ekonomi global, penjualan mobil meningkat 17 persen pada 2011 menjadi hampir 900.000 kendaraan baru, dan sebesar 11 persen year-on-year pada kuartal pertama 2012.
Sedangkan di China, salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi terbaik, penjualan mobil hanya tumbuh 2,6 persen pada 2011.
Pembelian kendaraan di Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan negara lain di Asia Tenggara, setelah mengalahkan Thailand pada tahun lalu. "Ini negara yang pertumbuhannya cepat," tulis laman itu.
Para produsen mobil pun ramai-ramai mengembangkan pabrik besar-besaran. Toyota melalui Daihatsu menyiapkan pabrik mobil murah di Karawang, General Motors di Bekasi, Honda mobil di Karawang, BMW di Sunter, dan Nissan di Karawang. Selain itu, Honda motor juga mengembangkan pabrik di Karawang.
Sejak awal 2011, tulis The Economist lagi, tujuh perusahaan otomotif telah mengumumkan investasi di Indonesia senilai US$2,2 miliar. Ini merupakan rekor investasi di bidang otomotif.
Nissan Motor Company Limited misalnya, pada Maret lalu mengumumkan akan menggelontorkan 33 miliar yen atau sekitar Rp4 triliun untuk meningkatkan kapasitas produksi dari 100 ribu unit menjadi 250.000 unit pada 2014. Rencananya, pabrik di Karawang ini sebagian besar akan memproduksi mobil murah Datsun.
“Nissan datang membawa bisnis baru dan kendaraan baru di Indonesia,” kata CEO Nissan, Carlos Ghosn, saat bertemu Presiden SBY, 19 Maret. “Kami akan memperluas kemampuan produksi kami dan menawarkan line-up produk terbaru kami yang menarik di sini.”
Nissan percaya total volume penjualan industri pada 2017 diperkirakan meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan 2010 yang sebagian besar didorong oleh program green car yang tengah digodok pemerintah.
Demikian juga dengan General Motors. Raksasa otomotif ini Agustus tahun lalu mengumumkan investasi pabrik baru di Bekasi US$150 juta. Pabrik seluas 11 hektar ini akan memproduksi 40.000 unit kendaraan per tahun dan membuka 800 lapangan kerja baru. Chevrolet Spin, mobil keluarga murah inilah yang akan diproduksi di pabrik Pondok Ungu.
Sedangkan Toyota Motor Corp melalui Daihatsu membenamkan Rp2,1 triliun untuk pembangunan pabrik di Karawang, Jawa Barat. Pabrik itu nantinya akan memproduksi mobil murah Daihatsu.
0 comments:
Post a Comment