Wednesday, 15 December 2010

Rasio Dosen dan Mahasiswa Tak Memadai

Bandung, Kompas - Perguruan tinggi di Bandung berupaya menambah dosen karena rasio jumlah dosen dengan jumlah mahasiswa dinilai belum memadai. Kondisi itu disebabkan oleh persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang dan minat mahasiswa lebih tinggi untuk menjadi wirausaha.

Ketua Program Studi D-3 Manajemen Fakultas Bisnis dan Manajemen (FBM) Universitas Widayatama Iwan Ridwansyah di Bandung, Selasa (14/12), mengatakan, jumlah dosen di FBM 59 orang dan mahasiswa sekitar 2.000 orang, dengan rasio satu dosen untuk 34 mahasiswa.

Rasio yang dianggap ideal adalah satu dosen untuk 30 mahasiswa. Penambahan dosen memerlukan standar mutu yang tinggi. ”Rekrutmen dosen tidak bisa sembarangan. Minimal harus S-2 supaya proses belajar-mengajar bisa berkualitas,” kata Iwan.

Keharusan dosen untuk memiliki tingkat pendidikan S-2 dijelaskan dalam UU No 14/2005 tentang Guru dan Dosen. Sebagai upaya mencapai rasio dosen dan mahasiswa yang ideal, Universitas Widyatama merekrut dosen setiap semester.

”Sekitar tiga hingga enam dosen kami rekrut setiap semester, tentu dengan seleksi. Di mana pun umumnya seperti itu. Ada krisis tenaga pengajar,” katanya.

Penyebab lain adalah semakin banyak mahasiswa ingin menjadi wirausaha. ”Kalau dulu, sarjana jadi wirausaha kepepet karena tidak diterima bekerja. Sekarang, justru jadi tren,” kata Iwan.

Perguruan tinggi berangsur-angsur kekurangan tenaga pengajar seiring dengan maraknya keinginan sarjana menjadi wirusaha sejak lima tahun lalu.

Ketua Program Studi S-1 Manajemen Universitas Widyatama Wien Dyahrini mengatakan, setiap tahun, sekitar 10 persen lulusan Widyatama menjadi wirausaha. Jumlah itu meningkat dibandingkan dengan lima tahun lalu yang sekitar 6 persen. ”Angkanya kami upayakan terus naik. Sebelum tahun 2013, jumlahnya diharapkan sudah lebih dari 12 persen,” katanya.

Direktur Politeknik Telkom Budi Sulistyo mengatakan, perguruan tinggi bidang teknologi informasi (TI) sulit mencari dosen dengan jenjang pendidikan S-2. Hal itu disebabkan jumlah tenaga kerja bidang TI yang tersedia jauh lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhannya.

Perguruan tinggi harus berebut sumber daya manusia bidang TI dengan dunia kerja. Belum lagi antarperguruan tinggi bersaing merekrut dosen. Lulusan S-1, bahkan masih mahasiswa tetapi punya kemampuan TI yang tinggi, sebenarnya banyak.

”Akan tetapi, tingkat pendidikan dosen harus S-2 dan itu susah dicari. Kami punya 81 dosen tetap dan sekitar 3.000 mahasiswa,” katanya. Rasio satu dosen berbanding hampir 40 mahasiswa itu dinilai belum ideal. Angka yang baik ialah satu dosen untuk 20 mahasiswa.

”Karena itu, kami terus menambah dosen. Tahun 2011, jumlah dosen akan diusahakan menjadi 90 orang,” katanya. (bay)


KOMPAS

0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...