Virus ponsel pertama kali muncul dan menyerang yakni pada 2005. Saat itu, hacker (peretas) mempelajari bagaimana cara memanfaatkan sistem pesan teks yang ada pada Symbian Series 60 Nokia.
Ketika seorang pengguna ponsel menerima pesan teks yang terinfeksi virus, maka virus dapat menyebar ke daftar kontak telepon yang ada. Kemudian, virus itu akan berkembang biak ke setiap orang yang ada dalam buku alamat pengguna.
Ponsel yang menerima pesan itu bisanya mendapatkan teks berisi bacaan memikat, “3DGame dari saya. Game ini GRATIS!” Jika penerima langsung mengunduh apa yang dikira game itu, virus akan berkembang lagi ke kontak yang ada pada ponsel pengguna dan seterusnya.
Semenjak itu, teknologi ponsel kian canggih dan pintar. Namun, perkembangan yang cepat dan maraknya penggunaan smartphone memicu munculnya generasi baru virus-virus yang setiap saat mengintai perangkat pintar itu.
Beberapa virus Trojan ini merupakan program yang berpura-pura menjadi sesuatu hal menarik bagi pengguna, misalnya game gratis. Hal ini dilakukan untuk mengelabui pengguna agar mereka mau menginstal ‘game’ itu.
“Virus pada smartphone relatif terbatas. Namun, seiring populernya smartphone seperti iPhone di pasar pasar Amerika Serikat (AS), jumlah virus pun jadi meningkat,” kata wakil presiden pemasaran WDSGlobal. Tim Deluca-Smith.
Pada 2009, virus smartphone bisa membajak password Facebook pengguna ketika pengguna meng-update status mereka melalui ponsel. Kemudian, virus ini memposting status update yang berbunyi, “Berat saya turun 4,25 kg berkat paket GRATIS pembersih usus yang saya peroleh! Kunjungi ExpressColon.net untuk mendapatkannya!”
Teknologi Bluetooth bisa mengirimkan pesan secara nirkabel pada jarak pendek. Hal ini juga sangat berpotensi menyebarkan virus pada perangkat-perangkat di sekitarnya. Sebagai contoh, sebuah ponsel yang terinfeksi virus Cabir akan menggunakan Bluetooth untuk mencari ponsel lain pada jarak 30 meter.
Kemudian, virus akan menyamarkan dirinya sebagai file keamanan dan mengirimkan dirinya sendiri ke tiap perangkat yang rentan yang ada dalam jangkauan Bluetooth. Setelah diinstal, virus itu akan menyedot baterai ponsel untuk mulai mencari perangkat lain melalui Bluetooth.
“Orang-orang sering menempatkan virus pada perangkat orang lain untuk mencuri informasi pribadi mereka,” kata senior analis kebijakan Rand Corporation yang khusus mempelajari jual beli internet dan keamanan teknologi, Martin Libicki.
Makin banyak orang menggunakan ponsel untuk melakukan pembelian secara online, misalnya membeli tiket sambil menuju teater, maka akan ada lebih banyak virus yang menargetkan data pribadi pemilik smartphone. “Data pribadi itu bisa berupa informasi rekening bank dan nomor kartu kredit,” ungkap Libicki.
“Transaksi kartu kredit saat ini menjadi makin umum digunakan dari waktu ke waktu. Ponsel pun harus diperbarui dengan software yang lebih tahan pada teknologi yang dimiliki virus,” kata Libicki. Berhati-hatilah menggunakan smartphone Anda. [mdr]
• Inilah
0 comments:
Post a Comment