Ilustrasi (Ist.)
Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) merasa patut bersuara atas kekhawatiran bakal adanya sensor di situs mikroblogging Twitter. Dipastikan, sensor tersebut tak akan diberlakukan di Indonesia.
Seperti diketahui, Twitter sebelumnya mengumumkan telah mempersiapkan teknologi baru pada situsnya yang memungkinkan menyensor tweet di negara-negara tertentu.
"Mulai sekarang, kami memiliki kemampuan menahan konten dari dan untuk para pengguna di negara tertentu, namun tetap tidak mengabaikan ketersediaannya bagi pengguna di negara lain," demikian pengumuman yang disampaikan Twitter melalui blog resminya.
Pada tweet yang disensor, Twitter akan memperlihatkan tulisan 'Tweet Withheld: This tweet from @username has been withheld in: Country'.
Untuk saat ini, Twitter belum menggunakan kemampuan barunya tersebut. Sensor ini akan dilakukan apabila mereka diminta menahan (withhold) sebuah tweet di negara tertentu.
Kepala Humas dan Pusat Informasi Kementerian Kominfo Gatot S. Dewa Broto mengakui jika sensor tersebut memungkinkan terjadi jika pemerintah mengirimkan permintaan ke pihak Twitter. Hanya saja, hal itu tak ada dalam agenda pemerintah Indonesia.
"Intinya, kantor pusat Twitter di San Fransisco, AS, mereka menyatakan bisa melakukan dua hal, bisa memblok akun seseorang dan memblokir konten tertentu atas request negara bersangkutan. Misalnya ada isu Nazi, tidak boleh beredar di Jerman dan Prancis, tapi di luar negara itu masih bisa dibuka. Dan itu atas permintaan negara yang bersangkutan," jelas Gatot kepada detikINET, Senin (30/1/2012).
"Namun bagi kita (pemerintah-red.) tidak ada rencana sensor, jadi pengguna gak usah khawatir. Tidak ada rencana pemerintah untuk silent operation, pasti jika ada rencana tertentu sebelumnya kita kaji dulu ke publik," pungkas Gatot.
Twitter sendiri belakangan tengah dihujani protes akibat kebijakan sensornya tersebut. Banyak tweeps yang kecewa atas kebijakan ini.
"Dukung kebebasan berpendapat dengan berpatisipasi pada hashtag #Twitterblackout," kata salah satu tweeps sekaligus aktivis melalui akun Joshualyman, Sabtu waktu Amerika Serikat (AS), dilansir Los Angeles Times.
"Ada masanya dimana diam akan memiliki efek lebih besar ketimbang berkicau. Saya ikut #TwitterBlackout dan menyerukan Anda semua melakukan hal serupa. Sampai jumpa hari Minggu!," ujar tweep lain dengan nama akun McGarrysGhost.( ash / rns )
• detik
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment