Bogor - Satelit buatan dalam negeri, LAPAN-A2 atau LAPAN-ORARI telah selesai dibangun dan siap diluncurkan. Kepala Pusat Teknologi Satelit LAPAN, Ir Suhermanto Msc, mengatakan peluncuran satelit tersebut akan dilakukan pada pertengahan 2013 menggunakan roket India Dairi Sriharikorta.
Pembangunan satelit pemantau (surveilance) ini merupakan pengembangan satelit sebelumnya, satelit LAPAN-A1 atau LAPAN-TUBSAT yang juga diluncurkan dari India pada tahun 2007 lalu dan masih beroperasi hingga saat ini. "Padahal diperkirakan usia LAPAN-A1 hanya mencapai dua tahun," ujar Suhermanto di Pusat Teknologi Satelit LAPAN, Kecamatan Rancabungur, Bogor, Jawa Barat, Jumat (31/8).
Suhermanto menuturkan, terdapat perbedaan antara satelit LAPAN-A1 dengan satelit LAPAN-A2. Pembuatan satelit LAPAN-A1 dilakukan bekerja sama dengan Technische Universitat Berlin di Jerman dan dikerjakan langsung oleh para peneliti dan perekayasa LAPAN. Sedangkan satelit LAPAN-A2 dari perancangan hingga pembuatannya dilakukan di Pusat Teknologi Satelit LAPAN di Rancabungur, Bogor.
Suhermanto menjelaskan satelit LAPAN-A2 dirancang untuk tiga misi yaitu pengamatan bumi, pemantauan kapal, dan komunikasi radio amatir. "Satelit ini memiliki sensor Automatic Identification System (AIS) yang dapat mengidentifikasi kapal layar yang melintas pada wilayah yang dilewati oleh satelit LAPAN-A2. Dengan demikian, LAPAN-A2 bisa digunakan untuk memantau lalu lintas wilayah laut Indonesia," jelas Suhermanto.
Satelit yang memiliki bobot 78 kilogram ini direncanakan mengorbit pada ketinggian 650 kilometer. Pada orbit tersebut, satelit pemantauan bumi pertama di dunia yang memiliki orbit ekuatorial ini akan melintasi wilayah Indonesia secara diagonal sebanyak 14 kali sehari dengan durasi melintas sekitar 20 menit. "Pada orbit tersebut, AIS LAPAN-A2 mampu mendeteksi dengan radius lebih dari 100 kilometer dan mampu untuk menerima sinyal dari maksimal 2000 kapal dalam satu daerah cakupan," ujar Suhermanto.
Pembangunan satelit pemantau (surveilance) ini merupakan pengembangan satelit sebelumnya, satelit LAPAN-A1 atau LAPAN-TUBSAT yang juga diluncurkan dari India pada tahun 2007 lalu dan masih beroperasi hingga saat ini. "Padahal diperkirakan usia LAPAN-A1 hanya mencapai dua tahun," ujar Suhermanto di Pusat Teknologi Satelit LAPAN, Kecamatan Rancabungur, Bogor, Jawa Barat, Jumat (31/8).
Suhermanto menuturkan, terdapat perbedaan antara satelit LAPAN-A1 dengan satelit LAPAN-A2. Pembuatan satelit LAPAN-A1 dilakukan bekerja sama dengan Technische Universitat Berlin di Jerman dan dikerjakan langsung oleh para peneliti dan perekayasa LAPAN. Sedangkan satelit LAPAN-A2 dari perancangan hingga pembuatannya dilakukan di Pusat Teknologi Satelit LAPAN di Rancabungur, Bogor.
Suhermanto menjelaskan satelit LAPAN-A2 dirancang untuk tiga misi yaitu pengamatan bumi, pemantauan kapal, dan komunikasi radio amatir. "Satelit ini memiliki sensor Automatic Identification System (AIS) yang dapat mengidentifikasi kapal layar yang melintas pada wilayah yang dilewati oleh satelit LAPAN-A2. Dengan demikian, LAPAN-A2 bisa digunakan untuk memantau lalu lintas wilayah laut Indonesia," jelas Suhermanto.
Satelit yang memiliki bobot 78 kilogram ini direncanakan mengorbit pada ketinggian 650 kilometer. Pada orbit tersebut, satelit pemantauan bumi pertama di dunia yang memiliki orbit ekuatorial ini akan melintasi wilayah Indonesia secara diagonal sebanyak 14 kali sehari dengan durasi melintas sekitar 20 menit. "Pada orbit tersebut, AIS LAPAN-A2 mampu mendeteksi dengan radius lebih dari 100 kilometer dan mampu untuk menerima sinyal dari maksimal 2000 kapal dalam satu daerah cakupan," ujar Suhermanto.
0 comments:
Post a Comment