Wednesday, 29 August 2012

SBY Harus Jadi Marketing CN-235 dan Senjata

"Apalagi VIP di Korea Selatan dan Malaysia juga pakai CN-235." 

C-295 (Foto Airliners)
Wakil Ketua Komisi I DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Tubagus Hasanuddin menilai, banyaknya negara memesan senjata dan pesawat dari Indonesia adalah momentum kebangkitan industri pertahanan dalam negeri.

Sejak dulu,  produk Pindad sebenarnya sudah banyak diminati, namun marketingnya kurang bagus. "Senjata SS-2 itu ketika diadakan pertandingan internasional memang bagus, jadi relevan sekali mereka membeli produk itu," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Rabu, 29 Agustus 2012.

TB mengatakan, khusus senapan, pasukan TNI dan Polri sudah memakai senjata buatan dalam negeri. Senjata buatan Indonesia juga banyak diminati di Timur Tengah, Afrika, kemudian Asia Selatan, dan Asia Tenggara.


Untuk itu, TB meminta agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga menggunakan pesawat dalam negeri CN-235. Sebagai bentuk dukungan pada produk dalam negeri.


"Kalau perlu Presiden pakai CN-235 karena VIP di Korea Selatan dan Malaysia juga pakai CN-235," kata dia.


Ke depan, industri pertahanan di Indonesia akan diperkuat dengan RUU Industri Pertahanan. "Kita akan meningkatkan dari CN-235 menjadi CN-295, dan TNI sudah pesan 10 pesawat."


Untuk keuntungan dari penjualan senjata ke luar negeri, kata dia, bisa dicek langsung ke Kementerian BUMN. "Kalau itu bukan tugas Komisi I, kalau sudah jual beli itu sudah masuk ke BUMN uangnya," tambah dia.(umi)

 Senjata RI Dibeli Irak, Pesawat oleh Spanyol

Bukan tak mungkin suatu saat Indonesia produksi tank sekelas Leopard.

Senjata buatan RI ternyata laris di luar negeri. Diminati sejumlah negara Timur Tengah, salah satunya Irak, juga Uganda, negeri nun jauh di Benua Afrika.

Ini adalah pertanda baik. Anggota Komisi I DPR, Max Sopacua menilai laris manisnya senjata buatan Indonesia di Irak sebagai sebuah kemajuan di bidang teknologi persenjataan.


"Kalau Pindad maupun perusahaan Dirgantara Indonesia bisa memproduksi itu kenapa tidak. Artinya ketika kualitas yang kita ciptakan dihargai oleh bangsa lain itu sebuah kemajuan," kata Max di Gedung DPR, Jakarta, Rabu, 29 Agustus 2012.


Max berharap dengan rencana Irak dan Uganda yang akan memesan senjata dan pesawat dari Indonesia, akan ada peningkatan kerja, sehingga ke depan sumber daya manusia di Indonesia bisa memproduksi senjata dan pesawat yang lebih banyak lagi.


"Kita kan belum bisa memproduksi Leopard dan Sukhoi. Yang kita produksi di sini baru sebatas senjata-senjata ringan, ada tank tapi baru beberapa, tapi tidak menutup kemungkinan kita meningkatkan itu," kata dia, optimistis.


Max mengatakan, kemajuan teknologi di Indonesia pernah dialami ketika kepemimpinan BJ Habibie. Saat itu Spanyol memesan pesawat CN-235.


"CN-235 itu Spanyol pesan, berarti kita sudah dihargai di negara-negara Eropa. Ketika zaman Pak Habibie memimpin, itu saya kira sudah sebuah jalan yang bagus ke internasional, tinggal bagaimana kita menindaklanjuti dengan sumber daya manusia yang ada sekarang ini," ungkapnya.


Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi Pertahanan, Tubagus Hasanuddin mengisahkan sebuah ironi. Senjata buatan dalam negeri banyak dilirik negara asing, tapi justru jarang dipakai oleh pemerintah.


Misalnya, senjata tipe SS-2 buatan PT Pindad yang bahkan pernah menjadi juara dalam pertandingan menembak di Asia Pasifik. Karena akurasinya.(umi)



 Kenapa Senjata Buatan RI Laris di Luar Negeri


Sejumlah negara mengakui keunggulan senjata buatan RI itu. Akurat.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiP-hnHkIp6fsZZdpknNaXWPgvZHEjh1-m3-RbvGjJW80UjHhd4wa-dgM2cHXwXN3JH_91uJAUAgvXONstrh96-MQ6rw-uayAwKjgqEBapCduDl5VU9TgKmGwfdlyRbyX3NF5G_etOIxpQ/s1600/ss2-variant1.jpg
Wakil Ketua Komisi I DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Tubagus Hasanuddin, mengungkapkan bahwa senjata buatan anak negeri ini sesungguhnya tidak kalah dengan buatan luar negeri. Namun, senjata buatan dari dalam negeri ini jarang dipakai oleh pemerintah.

Menurut Tubagus, salah satu senjata yang mendapat reputasi baik di kancah internasional adalah senjata tipe SS-2. Senjata buatan PT Pindad itu bahkan menjadi juara dalam pertandingan menembak di Asia Pasifik.

"SS-2 itu memang senjata yang cukup akurat. Waktu dipakai pertandingan menembak di wilayah Asia Pasifik saja kita juara," kata Tubagus kepada VIVAnews, Selasa 28 Agustus 2012.

Tubagus menjelaskan bahwa sejumlah negara mengakui senjata SS-2 itu adalah senjata yang simpel untuk postur Asia. "Dilengkapi dengan alat bidik yang akurat dan peluru ringan. Itu cocok dipakai satuan darat, kavaleri, dan lintas udara," ujarnya. Lantaran simpel, akurat dan cocok untuk semua satuan itu, senjata ini laris di sejumlah negara.

Selain senjata, lanjut Tubagus, pesawat buatan RI CN-235 pun sudah diakui internasional. Pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia dikenal dapat diandalkan. "CN-235 itu termasuk pesawat yang bandel. Setahu saya sampai sekarang baik di Spanyol maupun di Indonesia belum ada CN-235 yang jatuh," ujarnya.

Menurut Tubagus, CN-235 dapat juga dipakai untuk mengangkut pasukan sampai 2 peleton. "Bisa juga dipakai untuk menerjunkan pasukan. Pesawat serbaguna lah. Landasannya juga cukup pendek," ujarnya.

Tubagus mengaku tidak begitu terkejut ketika mendengar Meneg BUMN Dahlan Iskan begitu gembira lantaran senjata buatan Indonesia laris di luar negeri. Sebab, katanya, sudah lama senjata dan pesawat buatan Indonesia diminati sejumlah negara di Timur Tengah.

"Beberapa negara memang minat, termasuk Irak. Sebetulnya Iran juga minta senjata SS-2 itu tapi sedang diproses di Kemenhan dan Kemenlu. Mungkin karena ada berbagai faktor politik luar negeri, saya juga tidak tahu," ujarnya.

Keberhasilan menjual produk dalam negeri ke pasar internasional, menurut Tubagus, harus didukung terus dan diharapkan akan terus meningkat.

"Menurut hemat saya kita harus tetap bersyukur. Harus diteruskan ekspansi ini untuk mampu menghasilkan bukan hanya buatan Pindad atau PT DI, tapi juga PT PAL. Kita dengan Cina juga sudah bekerja sama membuat kapal cepat rudal. Rudalnya nanti dibuat oleh Cina dan Indonesia. Dapat menjangkau hingga 100 kilometer. Kapal cepatnya nanti dibuat PT Pelindo," kata Tubagus.

Prestasi semacam ini juga mestinya didukung oleh kebijakan pemerintah. Karena pemerintah lemah dalam memasarkan produk senjata dan juga jarang memakai produk dalam negeri.

"Prestasi ini termasuk bagus. Tapi memang kita harus akui kita lemah dalam marketing. Lemahnya kenapa, justru para pejabat kita pada tidak mau pakai produk dalam negeri. Misalnya para pejabat Korea dan Malaysia pakai CN-235, tapi Presiden kita mana mau. Coba kalau Presiden kita mau pakai CN-235 dan para menteri juga pakai pesawat itu, pasti orang lain menjadi yakin," jelasnya.


0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...