Kapasitasnya bisa mencapai di atas 200 juta penumpang per tahun
Ibukota Jakarta akan memiliki tiga megabandara.
Setelah ekspansi Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) selesai pada 2014, pemerintah segera membangun bandara baru di Kertajati, Kabupaten Karawang, sekelas Bandara Soetta yang mampu menampung 100 juta penumpang.
Selain itu, Pemda DKI Jakarta tengah mengembangkan konsep pengembangan bandara di Kepulauan Seribu.
Bila tiga bandara itu terwujud, kapasitasnya bisa mencapai di atas 200 juta penumpang per tahun. Ini belum termasuk Bandara Halim Perdanakusumah.
Dengan demikian, Jakarta akan memiliki jaringan bandara terbesar di Asean.
Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono menegaskan, bandara di Karawang pasti akan dibangun untuk melengkapi Bandara Soetta yang sudah kelebihan kapasitas.
Saat ini studi lokasi sudah dilakukan dengan bantuan Pemerintah Jepang.
Akhir tahun ini masuk studi kelayakan dan tahun depan digelar tender dengan skema public private partnership (PPP).
“Rencana ini sesuai dengan arah pengembangan Jabodetabek ke wilayah barat dan timur. Untuk di timur Jakarta, keberadaan bandara di Karawang bisa memfasilitasi permukiman dan industri di sisi timur Jakarta seper ti Cikarang dan Karawang,” kata Bambang kepada Investor Daily di Jakarta.
Saat berbicara pada for um Indonesia International Infrastr ucture Conference and Exhibition 2012, kemarin, Bambang juga menyinggung rencana pembangunan bandara di Karawang.
Dia menegaskan, bandara Karawang harus segera dibangun karena Bandara Soetta sudah kelebihan kapasitas sedangkan untuk perluasan terkendala pembebasan lahan.
“Jakarta harus memiliki sistem bandar udara yang beragam, tidak hanya bergantung pada Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng,” kata Bambang.
Setelah ekspansi Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) selesai pada 2014, pemerintah segera membangun bandara baru di Kertajati, Kabupaten Karawang, sekelas Bandara Soetta yang mampu menampung 100 juta penumpang.
Selain itu, Pemda DKI Jakarta tengah mengembangkan konsep pengembangan bandara di Kepulauan Seribu.
Bila tiga bandara itu terwujud, kapasitasnya bisa mencapai di atas 200 juta penumpang per tahun. Ini belum termasuk Bandara Halim Perdanakusumah.
Dengan demikian, Jakarta akan memiliki jaringan bandara terbesar di Asean.
Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono menegaskan, bandara di Karawang pasti akan dibangun untuk melengkapi Bandara Soetta yang sudah kelebihan kapasitas.
Saat ini studi lokasi sudah dilakukan dengan bantuan Pemerintah Jepang.
Akhir tahun ini masuk studi kelayakan dan tahun depan digelar tender dengan skema public private partnership (PPP).
“Rencana ini sesuai dengan arah pengembangan Jabodetabek ke wilayah barat dan timur. Untuk di timur Jakarta, keberadaan bandara di Karawang bisa memfasilitasi permukiman dan industri di sisi timur Jakarta seper ti Cikarang dan Karawang,” kata Bambang kepada Investor Daily di Jakarta.
Saat berbicara pada for um Indonesia International Infrastr ucture Conference and Exhibition 2012, kemarin, Bambang juga menyinggung rencana pembangunan bandara di Karawang.
Dia menegaskan, bandara Karawang harus segera dibangun karena Bandara Soetta sudah kelebihan kapasitas sedangkan untuk perluasan terkendala pembebasan lahan.
“Jakarta harus memiliki sistem bandar udara yang beragam, tidak hanya bergantung pada Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng,” kata Bambang.
Bandara Karawang
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Herry Bhakti Singayudha Gumay mengungkapkan, bandara di Karawang akan dibangun pada 2015, setelah selesai perluasan Bandara Soetta.
Bandara baru ini akan berkapasitas 100 juta penumpang, namun untuk tahap pertama berkapasitas 30 juta penumpang per tahun.
Kelak akan dibangun jalan tol dan jalur kereta dari bandara Karawang ke Jakarta.
Herr y mengakui ada beberapa investor dari dalam dan luar negeri yang tertarik untuk ambil bagian dalam pembangunan bandara Karawang ini.
Bandara Karawang mengusung konsep ecoairport, karena lahan untuk mendirikan bandara tersebut merupakan wilayah hutan milik Perum Perhutani.
“Untuk itu, kita akan bahas dengan pemerintah daerah setempat, Kementerian Kehutanan, dan Perhutani,” paparnya.
Bambang Susantono dan Herry Bhakti mengakui bahwa kehadiran bandara Karawang menjadi komplemen bagi Bandara Soetta yang sudah overcrowded.
Itu sebabnya, Bandara Soetta diperluas dengan investasi Rp 26 triliun, yang pemancangan tiang pertamanya dilakukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2 Agustus lalu.
Bandara internasional berwawasan Aerotropolis ini diharapkan mampu mengungguli bandara-bandara internasional lain seperti Changi Singapura, KLIA Malaysia, dan HKIA Hong Kong.
Dalam perluasan ini, kapasitas Terminal 3 akan dinaikkan dari 4 juta menjadi 25 juta pergerakan penumpang per tahun.
Sedangkan Terminal 1 yang kapasitasnya 9 juta ditingkatkan menjadi 18 juta per tahun dan Terminal 2 dinaikkan dari 9 juta menjadi 19 juta penumpang per tahun.
Dengan demikian, Bandara Soetta mampu menampung kapasitas 62 juta penumpang pada 2014.
Saat ini, jumlah penumpang di Bandara Soetta sudah melampaui 51 juta per tahun, padahal desainnya hanya mampu menampung 22 juta penumpang.
Ke depan, Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Soetta berencana membangun landasan pacu baru (ketiga) dan Terminal 4.
Penambahan ini sekaligus dapat meningkatkan kapasitas menjadi 87 juta pergerakan penumpang per tahun dan 234 pergerakan pesawat per jam.
Multiefek Luar Biasa
Tentang bandara di Kepulauan Seribu, Bambang Susantono menyatakan hal itu harus dikaji dulu, terutama kesesuaian tata ruang, amdal, dan sebagainya.
Bandara di Kepulauan Seribu merupakan konsep yang digagas Pemda DKI Jakarta. Seperti diungkapkan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo saat berkunjung ke Investor Daily beberapa waktu lalu, bandara ini akan diintegrasikan dengan rencana pembangunan pelabuhan Marunda dan tanggul raksasa di pesisir utara Jakarta sepanjang 50 km yang membentang dari sisi barat ke timur.
Di atas tanggul akan dibangun jalan tol dan MRT.
Direktur Transportasi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Bambang Prihantono membenarkan bahwa Jakarta akan dikelilingi tiga megabandara.
Setelah perluasan Bandara Soetta, ada rencana pembangunan bandara baru Kertajati di Karawang dan bandara baru di Kepulauan Seribu.
Untuk bandara di Kepulauan Seribu, kata Bambang, pembangunannya menjadi tanggung jawab Pemda DKI.
Namun, sejauh ini Pemda DKI belum mengusulkan kepada pemerintah pusat.
0 comments:
Post a Comment