0

Indonesia Bakal Dapat Bantuan Pesawat Militer dari Australia

 Bantuan Pesawat Militer dari Australia

C-130 TNI AU (Gambar Sinang Aribowo)
Jakarta, Pagi ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertolak ke Australia dalam rangka kunjungan kerja. Sebelum berangkat, SBY mengabarkan bahwa Australia akan memberikan bantuan pesawat jenis Hercules C130 kepada pemerintah Indonesia. Namun, untuk mendapatkannya, Indonesia harus mengeluarkan biaya.

"Sore ini ada agenda yang dihadiri oleh menteri pertahanan kita dan menteri pertahanan Australia tentang pengadaan pesawat Hercules C130 yang kita bahas beberapa saat lalu, yang akan kita adakan dari Australia, dengan format hibah. Tapi tentu ada biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia, jadi sebetulnya setengah hibah, setengah kita beli," ujar SBY di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Senin (2/7/2012).

SBY menjelaskan, Indonesia saat ini tidak lagi menerbangkan pesawat jenis Fokker 27. Oleh karena itu, diperlukan alat transportasi udara dengan muatan yang lebih banyak seperti pesawat transport militer menengah CN295. Selain itu, pengadaan pesawat C130 ini diharapkan bisa menjadi solusi sebagai guna memenuhi kebutuhan TNI Angkatan Udara (TNI-AU).

"Pesawat udara transport itu, diperlukan policy yang telah kita keluarkan kemarin. Kita tidak menerbangkan lagi Fokker 27 dan kita memerlukan sarana angkut yang lebih banyak lagi. Alhamdulilah program CN295 telah berjalan dan akan menjadi pengganti dari Fokker-27, bahkan dengan kapasitas yang lebih besar. Di samping itu kita juga menghidupkan kembali pesawat C130 dengan sparepart baru, termasuk pengadaan yang akan kita laksanakan dari Australia," jelasnya.

Seperti diketahui, pagi ini SBY bertolak ke Darwin, Australia. Agenda utama kunjungan kerjanya adalah mengikuti pertemuan konsultasi tahunan antara pemerintah RI dan Australia. Selain melakukan evaluasi atas tindak lanjut kesepakatan hasil pertemuan pertama di Bali, fokus pertemuan Presiden SBY dengan PM Julia Gillard adalah peningkatan kerjasama bilateral di bidang ekonomi.

Turut hadir dalam rombongan presiden menuju Australia tersebut, Ani Yudhoyono, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Radjasa, Mensesneg Sudi Silalahi, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Kepala BKPM Chatib Basri, Ketua Kadin Bambang Suryo Sulistio, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Menteri BUMN Dahlan Iskan, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, KSAU Marsekal Imam Sufaat, Wamenkum HAM Denny Indrayana dan Kepala BNPB Syamsul Maarif.(mok/mok)(Detik)

 Indonesia Terima Hibah 5 Pesawat C130 dari Australia

Hercules Australia (Foto Airliners,net)
JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Indonesia akan menerima hibah lima pesawat C130 dari Pemerintah Australia. Penerimaan hibah ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah Indonesia untuk memperkuat alutsista TNI. Proses hibah ini dilakukan pada kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Darwin, Australia, 2-4 Juli 2012.

"Tetap ada biaya yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia. Jadi sebetulnya setengah hibah, setengah beli," kata Presiden di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (2/7/2012).

Presiden melakukan kunjungan kerja ke Darwin, Australia, pada 2-4 Juli 2012. Presiden juga mengatakan, Pemerintah Indonesia akan menghidupkan kembali pesawat C130 dengan suku cadang baru. Terkait pengadaan suku cadang baru, pemerintah akan menggandeng Pemerintah Australia.

Peremajaan C130 ini dipandang penting, terutama setelah Pemerintah Indonesia memutuskan untuk tidak menerbangkan pesawat Fokker 27-500 yang salah satu di antaranya jatuh pada 21 Juni 2012. Pada kunjungan kali ini, Pemerintah Indonesia-Australia juga akan membahas kerja sama di bidang penegakan hukum dan keamanan, utamanya dalam menghadapi kejahatan transnasional, pendidikan, kesehatan, dan lainnya. Pemerintah kedua negara juga akan membahas peningkatan kerja sama di bidang ekonomi.(Kompas)

 Indonesia-Australia Tanda Tangani MOU Hibah 4 Hercules

Darwin (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Australia menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) hibah empat pesawat Hercules tipe C-130 H dari Australia.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsekal Madya Eris Haryanto dan Panglima Angkatan Bersenjata Australia David Hurley menandatangani MoU tentang hibah pesawat tersebut di RAAF Darwin, Australia, Senin.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan koleganya, Menteri Pertahanan Australia Stephen Smith, menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman hibah yang dilakukan di depan pesawat Hercules yang akan dihibahkan itu.

Dalam sambutannya, Smith mengatakan Australia sudah mendapat persetujuan Amerika Serikat (AS), sebagai produsen pesawat Hercules, untuk menghibahkan ke Indonesia. Ia menambahkan pemberian hibah produk-produk militer asal AS harus seizin negara tersebut.

Menteri Purnomo Yusgiantoro mengatakan hibah pesawat Hercules itu dibutuhkan Indonesia, terutama untuk mendukung operasi-operasi militer bukan perang seperti penanganan bencana.

"Atas nama pemerintah, saya sangat mengapresiasi hal ini," katanya.

Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan, empat pesawat hibah tersebut tidak bisa langsung dibawa pulang karena akan direnovasi terlebih dulu.

Perbaikan, termasuk pengecatan dan penggantian suku cadang, untuk pesawat yang dihibahkan membutuhkan dana sekitar 50 juta dolar Australia. (M041)(Antara)
0

Membiakkan Kapang Penisilin

Impor obat antibiotik amoksisilin turunan beta-laktam berbahan baku kapang penisilin tahun 2008 tercatat 1.020.928 kilogram. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi melakukan riset pembiakan kapang penisilin untuk memutus rantai ketergantungan impor bahan baku antibiotik ini.

”Pembuatan fermentor penisilin skala percontohan di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Serpong mencapai 2.500 liter satu kali siklus hingga maksimal 10 hari. Dukungan teknologi sudah siap untuk menuju produksi massal industri,” kata Direktur Pusat Teknologi Farmasi dan Medika pada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Bambang Marwoto, Kamis (28/6), di Jakarta.

Kapang penisilin merupakan bahan baku amoksisilin. Antibiotik yang termasuk obat esensial ini banyak digunakan untuk mengobati infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).

Kepala Program Balai Pengkajian Bioteknologi BPPT Hardaning Pranamuda menuturkan, di Amerika Serikat amoksisilin masuk dalam 10 besar obat resep generik. Produksi bahan baku amoksisilin membuka peluang untuk pengembangan produksi antibiotik lain.

Resistensi atau ketahanan bakteri terhadap amoksisilin mungkin saja terjadi dalam beberapa tahun ke depan. Tetapi, bukan berarti industrinya akan terhenti. ”Produksi amoksisilin menjadi model untuk pengembangan jenis-jenis antibiotik lain menyesuaikan kebutuhan,” kata Bambang.

 Kandungan lokal

Sumber pembiakan penisilin, menurut Bambang, banyak terdapat di sekitar kita. Unsurnya meliputi karbon, nitrogen, dan mineral. Untuk pembuatan antibiotik amoksisilin diperkirakan kandungan lokalnya sampai 80 persen.

Untuk memperoleh karbon, digunakan gula atau tepung- tepungan yang dihidrolisis. Unsur nitrogen didapatkan dari kacang-kacangan. Mineral diperoleh dari bahan pangan yang biasa kita konsumsi.

Penisilin sebagai pembunuh bakteri pada awalnya ditemukan Alexander Fleming tahun 1928. Kapang penisilin umumnya tumbuh sebagai benang-benang jamur roti.

Penisilin yang diperoleh dalam metabolisme kapang itu berupa Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum. Pembiakan lebih lanjut dilakukan untuk memperoleh Penisilin G dan Penisilin V yang siap untuk proses pembentukan 6-Amino penicillanic acid (6-APA).

”Selanjutnya, 6-APA direaksikan secara kimiawi dengan dane salt (salah satu jenis garam) untuk memperoleh amoksisilin,” kata Bambang.

Rantai produksi dalam skala pilot plant (pabrik percontohan) itu tidak hanya dikerjakan BPPT. BPPT menangani proses fermentasi untuk memproduksi penisilin G. Penggunaan penisilin G untuk memproduksi senyawa perantara 6-APA dikerjakan Institut Teknologi Bandung (ITB), sekaligus pada proses kimiawi dengan dane salt sampai menghasilkan amoksisilin hidrat.

Berikutnya, terlibat Lembaga Ilmu pengetahuan Indonesia (LIPI) pada proses akhir menuju produksi amoksisilin.

”Dari sejumlah konsorsium lembaga riset itu, sebetulnya kita sudah siap membangun industri antibiotik amoksisilin dengan kandungan lokal yang optimal,” kata Bambang.

 Generasi pertama

Amoksisilin merupakan antibiotik generasi pertama yang diresepkan sebagai obat generik. Beberapa antibiotik generasi pertama lain adalah ampicilin, dicloxacillin, cloxacillin, dan oxacillin.

Antibiotik generasi kedua melalui proses yang lebih rumit, tidak lagi melalui proses pembentukan 6-APA. Beberapa antibiotik generasi kedua yang ada di pasaran adalah cephradinie, cefadroxil, cephalexin, cefroxadine, dan cefprozil.

Harga antibiotik generasi lebih baru tentu saja mahal. Saat ini, antibiotik generasi ketiga sudah dihasilkan. Hal itu antara lain antibiotik cefoxitin dan cefmetazole, yang tergolong mahal di pasaran.

Hardaning mengatakan, kekayaan biodiversitas di Indonesia sangat menunjang penemuan jenis-jenis kapang lain untuk memproduksi antibiotik. Pada masanya nanti, suatu jenis antibiotik tidak dapat digunakan lagi ketika bakteri yang ingin dibunuh ternyata memiliki kekebalan terhadap antimikroba tersebut.

Karena itu, sudah saatnya kegiatan riset pembuatan antibiotik direalisasikan menjadi sebuah industri yang bisa berkelanjutan. (Kompas, 29 Juni 2012/ humasristek)
0

Peneliti LIPI Temukan Anggrek Baru asal Kinabalu

Peneliti LIPI Temukan Anggrek Baru asal KinabaluBANDUNG--MICOM: Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Destario Metusala menemukan anggrek jenis baru asal Kinabalu, Sabah, Malaysia, dari sebuah koleksi herbarium berusia 50 tahun yang tersimpan rapi di Herbarium Kew, Inggris.

Menurut keterangan tertulis yang dikirim Destario melalui surat elektronik di Bandung, Minggu (1/7), peneliti itu menemukan jenis anggrek baru yang diberi nama 'Cleisocentron kinabaluense Metusala & J.J.Wood. Epithet' secara tidak sengaja saat dia mengobservasi lebih dari 2.000 spesimen herbarium anggrek yang berasal dari kawasan Sabah.

Destario menyebut penemuan itu menjadi kejutan bagi taksonom anggrek di Kew karena mereka tidak menyangka masih ada jenis baru dari kumpulan spesimen yang sebenarnya telah diobservasi berulang kali untuk pembuatan karya ilmiah.

Anggrek 'Cleisocentron kinabaluense' tumbuh secara epifit dan batangnya dapat mencapai 20 sentimeter (cm). Kuntum bunga berukuran panjang 2,2 cm-3 cm dan lebar 1 cm-1,2 cm, sedangkan dalam satu perbungaan tersusun atas 8 sampai 12 kuntum bunga.

Secara morfologi, anggrek ini dekat dengan 'Cleisocentron gokusingii' dan 'Cleisocentron merrillianum', namun berbeda terutama pada kalus yang berada di pangkal bawah bibir bunganya yang menyerupai kantung, serta cuping samping bibir bunga yang tidak bertoreh.

Spesimen jenis baru ini dikoleksi pada 1961 dari dataran berketinggian 2.400 m-3.000 m. Sejak itu belum pernah diketemukan kembali, baik itu koleksi hidup maupun koleksi herbariumnya.

Temuan baru Destario itu dipublikasikan di Malesian Orchid Journal yang terbit di pertengahan 2012. (Ant/OL-15) 


0

Ironis, Pelajar Australia Belajar Bahasa Indonesia ke Malaysia

Ironis, Pelajar Australia Belajar Bahasa Indonesia ke Malaysia
Ilustrasi Pelajar Australia
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sekretaris Badan Kerja Sama Antar Parlemen DPR, Boki Ratu Nita Budhi Susanti mengatakan banyak pelajar Australia yang ingin belajar Bahasa Indonesia justru pergi ke Malaysia.

"Sangat ironis bahwa mereka ingin belajar Bahasa Indonesia di Malaysia karena menganggap bahasa kita adalah bagian dari Bahasa Melayu dan Bahasa Melayu berpusat di negeri jiran tersebut," kata Susanti yang juga Wakil Ketua Fraksi Demokrat MPR di Jakarta, Senin (2/7).

Dia menjelaskan, hal itu diketahui dari hasil kunjungannya sebagai Ketua Hubungan Parlemen Indonesia-Australia ke Negeri Kangguru tersebut.

"Saat saya berkunjung ke Australia dan bertemu dengan beberapa perwakilan dari kalangan akademisi mereka memberikan informasi tersebut," kata Boki Ratu Nita.

Bahkan, warga Australia yang ingin belajar atau bekerja di Indonesia tidak lagi belajar bahasa di pusat bahasa di Yogjakarta atau Jakarta melainkan ke Malaysia.

Untuk itu, dirinya mengadakan pertemuan antara pihak Deakin University dari Australia dan Universitas Khairun (Unkhair) Ternate serta Kesultanan Ternate untuk mengadakan sejumlah penelitian.

"Kesultanan Ternate punya peran khusus mengenai manuskrip kuno tentang penggunaan Bahasa Melayu pada akhir abad XIV oleh Sultan Ternate dan dalam penyebaran Bahasa Melayu di wilayah Timur Indonesia dan hal tersebut menarik untuk dijadikan bahan kajian mengenai asal muasal bahasa," katanya.


0

AIPI akan Bentuk Lembaga Pendanaan Riset

AIPI akan Bentuk Lembaga Pendanaan RisetREPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Organisasi para ilmuwan terkemuka, Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), tengah mengkaji pembentukan lembaga pendanaan riset yang independen untuk membiayai riset-riset yang tidak bisa didanai oleh pemerintah.

"Sekarang ini pemerintah hanya mau mendanai riset yang sesuai dengan tujuh fokus riset yang telah ditetapkan," kata anggota AIPI yang diminta mempersiapkan lembaga tersebut, Prof Dr Satryo Brodjonegoro pada Sidang Paripurna I AIPI 2012 di Kabupaten Kampar, Riau, Sabtu.

Fokus riset yang hanya bisa didanai oleh pemerintah melalui Kementerian Ristek, adalah yang berkaitan dengan pangan, kesehatan, energi, teknologi informasi dan komunikasi, teknologi pertahanan, transportasi, serta material maju.

"Di luar fokus itu, proposal riset ditolak. Ini memang cara pemerintah di negara manapun mengarahkan hasil-hasil riset di negerinya yang memiliki anggaran terbatas," katanya.

Menurut Satryo, Indonesia membutuhkan mekanisme pendanaan riset yang lebih fleksibel agar riset dapat terpacu untuk menunjang kemajuan bangsa di masa datang.

Berdasarkan data 2010, total dana riset nasional hanya 0,08 persen dari produk domestic bruto (PDB) nasional dan tersebar di berbagai kementerian serta lembaga penelitian pemerintah. Proporsi ini dianggap terlalu kecil bagi suatu bangsa yang ingin maju.

Lembaga pendanaan abadi bagi riset itu akan bernaung di bawah AIPI, karena AIPI telah memiliki Undang-Undang No. 8 tahun 1990, sehingga pemerintah memiliki kewajiban mendukung AIPI.

Lembaga pendanaan riset ini akan dinamakan Indonesian Science Fund (ISF). ISF akan mengelola dana khusus untuk kepentingan riset yang berasal dari pemerintah, swasta atau lembaga-lembaga donor di luar negeri, ujarnya.

Gagasan pembentukan ISF ini sudah disetujui oleh Bappenas dan Kementerian Keuangan, katanya. Untuk itu, AIPI berencana mencanangkan ISF pada 11 Juli 2012.


REPUBLIKA.CO.ID

0

ITS juara kontes robot Indonesia tingkat nasional 2012

Tim Robot RI-NHO ITS (Foto danarexa)
Bandung (ANTARA News) - Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya menjuarai Kontes Robot Indonesia (KRI) tingkat nasional 2012 yang digelar di Sasana Budaya Ganesha Institut Teknologi Bandung (ITB), Minggu.

Tim robot RI-NHO dari ITS pada babak final KRI mengalahkan tim robot Barelang 5.2 dari Politeknik Negeri Batam yang menjadi juara pada 2011. ITS dengan kemenangan tersebut berhak mewakili Indonesia pada kontes robot internasional di Hongkong pada Agustus 2012.

Sebagai juara III pada kategori KRI adalah Jump-Ace dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan juara harapan tim robot Rolpens dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.

Sedangkan robot desain terbaik diraih Barelang 5.2 dari Politeknik Negeri Batam dan strategi terbaik oleh Rolpens dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.

Pada kategori Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) pemadam api beroda, juara I diraih tim robot Sangkuriang dari Politeknik Negeri Bandung, juara II oleh tim robot D`Guliz dari Universitas Tanjungpura, dan Juara III oleh Armada dari UGM..

Untuk kategori KRCI pemadam api berkaki, juara I diraih oleh 1-DA dari UGM, juara II oleh tim robot Arjuna dari Institut Teknologi Telkom Bandung, dan juara III oleh Eilero dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.

Pada KRCI kategori humanoid soccer atau robot bertanding sepak bola, juara I diraih tim Eros dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya setelah mengalahkan tim Isola-S dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dengan skor 7-0.

Tim robot Barelang 4.2 dari Politeknik Negeri Batam keluar sebagai juara III setelah mengalahkan tim robot Alfarobi dari UGM yang menjadi juara harapan.

Untuk kategori KRCI, tim robot dengan desain terbaik diraih Majreha dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan tim dengan algoritma terbaik diraih Eros dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.

Untuk Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI) yang pada 2012 mengambil tema penari piring, juara I diraih V-yu dari ITS, juara II oleh Rosebir dari UGM, juara III oleh Erisa dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, sedangkan juara harapan oleh ACE dari Universitas Kristen Maranatha.

Tim robot dengan desain terbaik pada kategori KRSI diraih oleh Rosebir dari UGM dan untuk penampilan artistik terbaik diraih oleh Erisa dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya..

Sementara itu, menanggapi kemenangan ITS, Rektor ITS Triyogi Yuwono menjanjikan pembebasan biaya kuliah dan pengusulan beasiswa bagi mahasiswa yang tergabung dalam tim robot.

Ia juga berjanji robot yang memenangkan KRI tidak akan dibongkar untuk dipamerkan dalam ruang khusus guna mengingat prestasi tim robot ITS.

"Mereka telah bekerja keras dari hari ke hari dan menginvestasikan banyak waktu untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu robot," ujar Yuwono.(D013)


 Berikut Video Persiapan Tim RI-NHO ITS:




ANTARA News
0

Indonesia tampil di pameran Tokyo

 Indonesia tampil dengan produk ramah lingkungan di pameran Tokyo

Pavilion Indonesia
Jakarta (ANTARA News) – Indonesia menampilkan sejumlah produk ramah lingkungan di Pameran Interior Life Style yang berlangsung pada 6-8 Juni 2012 di Tokyo, Jepang.

Direktur Pengembangan Promosi dan Citra Kementerian Perdagangan, Pradnyawati, mengungkapkan bahwa pasar Jepang cenderung lebih memiliki kesadaran dan kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan.

“Untuk itu, kami menampilkan produk Lamp, Wall Paper dari batang pisang yang terbukti sangat diminati karena berbahan baku ramah lingkungan,” ujarnya seperti rilis Kemendag yang diterima ANTARA, Senin.

Pradnyawati menambahkan, selain produk dari batang pisang, produk Carpet, Kitchen mat,Bath Mat, Door Mat, yang didesain secara beragam dan menarik, ternyata juga diminati oleh para Wholesaler Home Center di Jepang.

“Hal ini tentunya membuat Indonesia tampil beda dari negara anggota ASEAN lainnya, yang cenderung menyuguhkan produk seperti Handicraft, Scarf, Gift Item, Handbag dan Home Textile,” jelasnya.

Pengusaha UKM (Usaha Kecil dan Menengah) Indonesia yang tampil pada pameran ini adalah Bagaskara Bronze (Mojokerto) yang menampilkan produk Bronze Handicraft; Pondok Tekstil Kreasindo (Bandung) dengan produk Carpet, Kitchen mat, Bath Mat, Door Mat; serta L & D Art Lamp (Bandung) dengan produk Hanging Lamp, Table Lamp, Standing Lamp & Wall Lamp, Wall Paper.

Para pengusaha UKM tersebut menempati Pavilion Indonesia yang berada di booth ASEAN Japan Center (AJC), bersama-sama dengan paviliun negara-negara ASEAN lainnya.

Secara keseluruhan, paviliun negara ASEAN menempati area seluas 26.600 m2.

Selama tiga hari pameran, para pengusaha UKM Indonesia mendapatkan sejumlah inquiries.

Pada pameran kali ini, Pondok Tekstil Kreasindo mendapat 20 inquiries, sementara L&D Art Lamp mendapatkan 38 inquiries, dan 7 inquiries untuk Bagaskara Bronze. Diperkirakan total transaksi dapat mencapai USD 120.000.

Melalui pameran ini, pengusaha UKM Indonesia juga berhasil mendapatkan mitra bisnis baru dan sepakat untuk melakukan kerjasama usaha untuk mensuplai kebutuhan domestik pasar Jepang.

“Kami merasa kegiatan promosi seperti ini sangat efektif dalam memperkenalkan produk-produk unggulan Indonesia yang kreatif dan berkualitas kepada masyarakat Jepang,” kata Pradnyawati.

Para negara anggota ASEAN memanfaatkan pameran ini untuk meningkatkan ekspor produk lifestyle, khususnya produk semi-processed, manufactured goods dan repositioning mereka ke Jepang dan negara anggota ASEAN lainnya.

Secara umum, produk-produk yang dipamerkan pada pameran ini, antara lain Interior Goods yang terdiri dari Ceramics, Glass, Candles, Paper Goods, Interior Accessories, Modern Lighting, Room Fragrances, Metalwork, Kitchen Tools, Crafts, Watch & Clock, Stationary, Small Furniture (interior), Mirrors, Frames, Wrapping Materials, Table & Kitchen Linen, Table Decoration, Bathroom Textile dan Wall Paper. (*)

 Indonesia tampil beda dalam pameran di Tokyo

Jakarta (ANTARA News) - Indonesia tampil beda dalam Pameran Interior Life Style di Tokyo, Jepang dengan menampilkan produk ramah lingkungan berbahan dari batang pisang, karpet, citchen mat, bath mat, dan door matt yang didesain beragam serta menarik.

"Hal ini tentunya membuat Indonesia tampil beda dari negara anggota ASEAN lainnya, yang cenderung menyuguhkan produk seperti handicraft, scarf, gift item, handbag, dan home textile," kata Direktur Pengembangan Promosi dan Citra Kementerian Perdagangan, Pradnyawati, Senin.

Menurut Pradnyawati pasar Jepang cenderung memiliki kesadaran dan kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan, oleh karena itu Indonesia mengedepankan produk-produk ramah lingkungan dalam pameran yang digelar 6 hingga 8 Juni lalu itu.

“Untuk itu, kami menampilkan produk lamp, wall paper dari batang pisang yang terbukti sangat diminati karena berbahan baku ramah lingkungan,” ujarnya.

Usaha kecil dan menengah (UKM) Indonesia yang tampil dalam pameran antara lain Bagaskara Bronze asal Mojokerto, Jawa Timur, yang menampilkan produk Bronze Handicraft, kemudian Pondok Tekstil Kreasindo dari Bandung, Jawa Barat, yang memamerkan produk karpet, kitchen mat, bath mat, serta door mat.

Tampil juga L & D Art Lamp, juga dari Bandung, dengan produk hanging lamp, table lamp, standing lamp & wall lamp, serta wall paper.

Para pengusaha UKM tersebut menempati Pavilion Indonesia yang berada di booth ASEAN Japan Center (AJC), bersama-sama dengan paviliun negara-negara ASEAN lainnya. Secara keseluruhan, paviliun negara ASEAN menempati area seluas 26.600 m2.

Selama tiga hari pameran, para pengusaha UKM Indonesia mendapatkan sejumlah inquiries. Pondok Tekstil Kreasindo mendapat 20 inquiries, L&D Art Lamp mendapatkan 38 inquiries, dan 7 inquiries untuk Bagaskara Bronze.

Diperkirakan total transaksi dapat mencapai 120.000 dolar AS.

Selain inquiries, para pengusaha UKM Indonesia juga berhasil mendapatkan mitra bisnis baru dan sepakat menjalin kerjasama usaha untuk mensuplai kebutuhan domestik pasar Jepang.

“Kami merasa kegiatan promosi seperti ini sangat efektif dalam memperkenalkan produk-produk unggulan Indonesia yang kreatif dan berkualitas kepada masyarakat Jepang,” kata Pradnyawati(*)

0

BPPT Rancang Prototipe Alat Pembaca e-KTP

Alat Pembaca e-KTP
Masyarakat tidak perlu khawatir lagi saat melakukan transaksi perbankan atau transaksi kegiatan lainnya yang membutuhkan fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) lama seiring berjalannya program e-KTP.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berhasil membuat prototipe atau disain alat pembaca e-KTP kompak (Compact e-KTP Reader).

Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Hammam Riza mengatakan dalam rangka mempersiapkan fase pemanfaatan e-KTP, alat pembaca e-KTP kompak ini sebagai perangkat yang sangat dibutuhkan oleh institusi seperti perbankan untuk membaca data dan verifikasi sidik jari pemegang e-KTP.

"Ketika alat ini sudah digunakan, tidak perlu lagi memberi fotokopi KTP lama seperti sekarang saat bertransaksi di bank," katanya di sela peluncuran Information Communication and Technology Outlook di Jakarta, Rabu (27/6).

Hammam menambahkan, BPPT akan menyusun rekomendasi pemanfaatan e-KTP kepada Kementerian Dalam Negeri tentang standar dan spesifikasi compact e-KTP reader.

Terkait upaya produksi massal alat ini, Hammam menyatakan sudah ada perusahaan yang tertarik memproduksinya. BPPT pun siap menyediakan fasilitas uji di laboratorium Teknologi Informasi dan Komunikasi BPPT di Puspitek Serpong.

"Diharapkan prototipe alat ini bisa diproduksi oleh industri nasional, kita ingin potensi local content mencapai 60 persen untuk pembuatan alat ini. Karena di e-KTP banyak teknologi yang kita datangkan dari luar. Padahal kita mampu untuk mengembangkannya," jelasnya.

Seiring adanya rencananya produksi massal, BPPT masih perlu menyempurnakan unsur pembaca biometrik dari alat ini.

Kepala Program Penelitian dan Perekayasa e-KTP Gembong S Wibowanto mengungkapkan aplikasi yang dikembangkan bisa membaca e-KTP secara mandiri tanpa dihubungkan ke desktop data atau sejenisnya.

"Market penggunanya bisa bank, rumah sakit atau kepolisian. Ketika sudah diproduksi massal harganya terjangkau dan kemungkinan lebih murah dari alat pembaca harga di supermaket," ucapnya. (suarapembaruan.com/ humasristek)