Katulampa dam, Bogor, West Java (ANTARA/Jafkhairi)
VIVAnews - Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat dan Nokia Siemens Networks bekerja sama menerapkan otomatisasi sistem pemantauan ketinggian air di bendungan Katulampa, Bogor.
Keduanya membangun sistem peringatan melalui SMS untuk meningkatkan kesiapan warga Jakarta dan wilayah sekitarnya menghadapi bencana banjir.
Selama ini, ketinggian permukaan air di bendungan tersebut digunakan untuk mengontrol aliran air ke sungai Ciliwung dan meminimalisir dampak bencana banjir di ibu kota. Dengan menggunakan CCTV dan layanan pesan pendek (SMS), staf DPSA dapat memberikan informasi yang lebih akurat.
“Pemantau ketinggian air otomatis dari NSN yang dipasang di Katulampa merupakan sebuah konsep sederhana namun memberikan keuntungan sangat besar bagi masyarakat,” kata Helmi Faizal, Kepala BPSDA – Balai Pendayagunaan Sumber Daya Air WS Ciliwung Cisadane Jawa Barat, 13 Oktober 2011.
Dengan metode lama, kata Helmi, seorang petugas di pos pengawasan bendung Katulampa harus berjalan sejauh 150 meter dari pos ke bendungan dan sebaliknya, untuk mengetahui status ketinggian air.
Pasang CCTV
Dalam keadaan darurat (SIAGA), petugas tersebut harus mengirim informasi setiap lima menit yang mengharuskannya untuk berjalan bolak balik antara pos dan bendungan untuk mencatat ketinggian air. “Pekerjaan ini sangat sulit dilakukan saat hujan deras karena derasnya hujan akan menghalangi petugas dalam mencatat informasi ketinggian air secara akurat,” kata Helmi.
“Sistem yang dibangun dapat memantau ketinggian air secara otomatis dam tidak mengharuskan petugas melakukan inspeksi langsung guna mengetahui status ketinggian air,” kata Lord Mangaraja, Occupational Health & Safety Manager, Nokia Siemens Networks.
Alih-alih, kata Lord, petugas dapat mengetahui informasi tersebut melalui CCTV yang dipasang di sekitar bendung dan masyarakat bisa mengakses informasi tersebut dari situs web DPSDA atau layanan SMS.
“Dengan informasi yang lebih cepat dan akurat dari sistem pemantauan tinggi air otomatis yang kami kembangkan bersama DPSDA, warga yang tinggal atau bekerja di daerah-daerah rawan banjir di Jakarta memiliki lebih banyak waktu untuk mengambil langkah antisipatif demi menyelamatkan jiwa dan harta keluarga mereka,” ucap Lord. (ren)
• VIVAnews
0 comments:
Post a Comment