Pertamina anggap tak ada hal tak mungkin dalam akuisisi aset SPBU.
SPBU Petronas |
Perusahaan energi pelat merah, PT Pertamina menyatakan minatnya untuk mengakuisisi aset-aset stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) milik perusahaan Malaysia, Petronas, yang sebagian besar telah tutup.
Ketertarikan itu diungkapkan Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina, Hanung Budya Yutyanta. Menurut dia, langkah Pertamina mengakuisisi SPBU milik Petronas yang telah tutup bukan suatu hal yang tidak mungkin.
"Sepanjang harganya masih masuk dengan perhitungan dan lokasinya strategis sesuai dengan rencana perseroan," kata Hanung di Jakarta, Kamis 25 Oktober 2012.
Menurut Hanung, mengakuisisi aset berupa SPBU milik badan usaha lain seperti Petronas, nilainya akan relatif lebih murah dibandingkan membangun SPBU dari awal. Pertamina dianggap bisa menghemat anggaran, karena tidak perlu lagi mengurus segala perizinan tanah.
Walau berminat, hingga saat ini Pertamina mengaku belum mendapatkan tawaran langsung dari PT Petronas Patra Niaga selaku operator SPBU Petronas untuk menjual asetnya. "Hingga saat ini saya belum pernah mendapatkan laporan penawaran dari Petronas," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, dari 19 SPBU milik Petronas, hanya tersisa empat SPBU yang masih beroperasi di Jakarta dan Medan. (art)
Berapa Pangsa Pasar SPBU Petronas?
Posisi Petronas masih jauh di bawah Shell dan AKR Corporindo.
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) melansir pangsa pasar (market share) PT Petronas Niaga Indonesia selaku operator SPBU Petronas dalam penjualan bahan bakar minyak (BBM) non subsidi pada triwulan II-2012 hanya 0,54 persen.
Data BPH Migas yang dikutip VIVAnews, Kamis 25 Oktober 2012 menunjukkan total penjualan BBM non subsidi seluruh badan usaha pada Kuartal II sebesar 7,66 juta liter. Market share terbesar masih dipegang Pertamina dengan 5,24 juta liter atau 68,4 persen.
Di peringkat kedua terdapat PT AKR Corporindo Tbk dengan market share sebesar 6,9 persen atau 528 ribu liter. Sedangkan di peringkat ketiga terdapat PT Shell Indonesia selaku operator SPBU Shell dengan market share 5,4 persen atau 413 ribu liter.
PT Petronas Niaga Indonesia selaku operator SPBU Petronas berada di peringkat 10 dengan market share 0,5 persen atau berhasil menjual 38.300 liter. Posisi Petronas masih jauh dibandingkan perusahaan lainnya sepeti PT Patra Niaga, PT Petro Andalan Nusantara, dan PT Medco Sarana Kalibaru.
Sedangkan untuk penjualan BBM bersubsidi pada 2012 ini Petronas mendapatkan penugasan dari BPH Migas untuk menyalurkan BBM bersubsidi sebesar 20.440 kiloliter per tahun di Medan atau 1.703 kiloliter per bulan. Dengan tutupnya SPBU Petronas di Medan per 31 Agustus, maka sisa kuota BBM bersubsidi milik Petronas akan dikembalikan ke negara dan akan disalurkan oleh Pertamina. (eh)
Bisnis SPBU Hanya Kasih Untung Rp150/Liter?
Persaingan bisnis hilir Migas di Tanah Air sangat ketat.
Tutupnya 15 dari 19 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) milik perusahaan migas asal Malaysia, Petronas, menjadi tanda bahwa persaingan bisnis hilir migas di Tanah Air sangat ketat. Di sisi lain, marjin keuntungan yang ditawarkan termasuk tipis.
Penilaian itu disampaikan Ketua Umum Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas), Eri Purnomohadi, kepada VIVAnews, Selasa, 23 Oktober 2012.
Penilaian itu disampaikan Ketua Umum Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas), Eri Purnomohadi, kepada VIVAnews, Selasa, 23 Oktober 2012.
Hiswana mengungkapkan, bisnis SPBU di Indonesia menawarkan keuntungan yang kecil dengan margin bisnis rata-rata sebesar Rp 150 per liter.
Justru dengan tutupnya 15 SPBU milik Petronas, kalangan pebisnis SPBU mempertanyakan kelanjutan mandat penyaluran BBM bersubsidi 2012 sebanyak 20.000 kiloliter yang dikantongi Petronas.
Justru dengan tutupnya 15 SPBU milik Petronas, kalangan pebisnis SPBU mempertanyakan kelanjutan mandat penyaluran BBM bersubsidi 2012 sebanyak 20.000 kiloliter yang dikantongi Petronas.
"Kenapa Petronas tiba-tiba hengkang dari Indonesia, padahal Petronas mendapat penugasan penyaluran BBM bersubsidi hingga Desember 2012 dari BPH Migas?" kata Eri.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komite BPH Migas, Ibrahim Hasyiem, menjelaskan, dalam beberapa bulan terakhir, SPBU Petronas diketahui tidak lagi menyalurkan BBM bersubsidi.
PT Petronas Patra Niaga selaku operator SPBU Petronas pada 2012 ini mendapatkan kuota sebanyak 20.000 kiloliter hingga akhir tahun. Kendati tak hapal volume BBM bersubsidi yang telah disalurkan, namun ia memastikan masih ada sisa kuota BBM bersubsidi untuk Petronas.
"Kuota yang kami berikan kemarin belum habis, karena harus disediakan hingga akhir tahun," katanya.
Ia menjelaskan, BPH Migas hanya membayarkan BBM bersubsidi yang telah disalurkan oleh Petronas dan akan dibayarkan setelah dilakukan audit. "Kalau masih ada sisa, bagus berarti bisa menghemat BBM," katanya.(art)
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komite BPH Migas, Ibrahim Hasyiem, menjelaskan, dalam beberapa bulan terakhir, SPBU Petronas diketahui tidak lagi menyalurkan BBM bersubsidi.
PT Petronas Patra Niaga selaku operator SPBU Petronas pada 2012 ini mendapatkan kuota sebanyak 20.000 kiloliter hingga akhir tahun. Kendati tak hapal volume BBM bersubsidi yang telah disalurkan, namun ia memastikan masih ada sisa kuota BBM bersubsidi untuk Petronas.
"Kuota yang kami berikan kemarin belum habis, karena harus disediakan hingga akhir tahun," katanya.
Ia menjelaskan, BPH Migas hanya membayarkan BBM bersubsidi yang telah disalurkan oleh Petronas dan akan dibayarkan setelah dilakukan audit. "Kalau masih ada sisa, bagus berarti bisa menghemat BBM," katanya.(art)
0 comments:
Post a Comment