Tuesday, 23 October 2012

PGN Tunda Akuisisi Blok Migas

Aksi Korporasi I Terminal Gas Lampung Senilai 200 Juta Dollar AS Mulai Dibangun 

http://koran-jakarta.com/images/berita/103806.jpgJakarta - Rencana akuisisi blok minyak dan gas (migas) oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) diperkirakan mundur dari jadwal menjadi tahun 2013. Sebelumnya, emiten berkode PGAS itu mengagendakan akuisisi dua blok migas di Indonesia pada tahun ini. Menurut Direktur Perencanaan, Investasi, dan Manajemen Risiko PGN, Wahid Sutopo, proses akuisisi saat ini masih berjalan, seperti tahapan pendekatan dan penjajakan.

"Kami perkirakan akuisisi baru akan selesai enam sampai sembilan bulan lagi," kata dia kepada wartawan seusai menghadiri rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Gedung DPR, Jakarta, Senin (22/10). Itu artinya, agenda akuisisi yang rencananya dijadwalkan pada tahun ini dipastikan molor paling cepat Maret tahun depan atau paling lambat pertengahan 2013.

Awalnya, perseroan percaya diri untuk menuntaskan proses akuisisi tahun 2012 sebanyak dua blok. "Kami tengah berjuang merampungkan due diligence untuk mengambil alih dua blok migas, dan diharapkan tahun ini bisa kelar," papar Sekretaris Perusahaan, Heri Yusup, beberapa waktu lalu.

Wahid melanjutkan pihaknya akan merampungkan pengambilalihan satu blok migas di Tanah Air untuk membantu langkah ekspansi perseroan dari sisi produksi. "Prioritasnya memang di dalam negeri, dan satu blok dulu yang dituntaskan. Jangan serakahlah," ungkap dia.

PGN mengincar blok migas yang sudah mendekati produksi atau brownfield sehingga mudah untuk dilakukan eksplorasi. Aksi nonorganik akuisisi maupun operasional blok tersebut akan direalisasikan oleh anak usaha perseroan, PT Saka Energi Indonesia, mengingat secara aturan rencana itu harus dipisahkan.

Dari sisi pendanaan, dia belum dapat mematok investasi yang dibutuhkan untuk memuluskan aksi nonorganik ini. Sebelumnya, perseroan bakal menggunakan dana dari total investasi sebesar 5 triliun rupiah. "Nanti kalau sudah selesai due diligence, baru akan minta persetujuan komisaris terkait investasi karena angkanya tidak dipatok dari sekarang," jelas dia.

Wahid tak menampik pihaknya membidik beberapa blok migas di Indonesia. Hal itu sesuai dengan pernyataan Heri yang mengincar tujuh blok migas dan semuanya memiliki potensi besar bagi bisnis perseroan di masa depan.

Terminal Gas

Mulai hari ini, PGN telah merealisasikan pembangunan terminal gas cair terapung atau Floating Storage Regassifi cation Unit (FSRU) di wilayah Lampung. Wahid menuturkan pengerjaan konstruksi untuk terminal tersebut ditandai dengan penandatanganan komitmen pada pekan lalu.

"Hari ini mulai ada first cut, dan terminal mulai dibangun per hari ini," ujar dia. Pihaknya sudah mengirimkan tim ahli guna memulai pembangunan yang diperkirakan menelan investasi sekitar 200 juta dollar AS hingga tahun 2015, sesuai target penyelesaian konstruksi. FSRU Lampung didesain memiliki kapasitas terpasang sebesar 3 million tonnes per annum (mtpa/juta ton per tahun).

Seperti diketahui, FSRU di Lampung merupakan bagian dari pengalihan pembangunan proyek FSRU sebelumnya di Belawan, Sumatra Utara. Relokasi proyek tersebut dilakukan lantaran pasokan gas untuk Sumatra Utara akan diambil dari terminal penerima gas dan regasifikasi Arun, Lhokseumawe.

Karena itu, Menteri BUMN, Dahlan Iskan, saat itu resmi membatalkan dan mengalihkan proyek FSRU Belawan ke Lampung. Dalam hal ini, perseroan menggandeng operator penyedia kapal LNG dari Korea, yakni Hoegh. Hoegh merupakan provider yang ditunjuk PGAS untuk menggarap proyek FSRU di Belawan. Hoegh akan memodifikasi desain dan kapasitas FSRU di Lampung sesuai dengan kebutuhan di daerah tersebut. fik/E-7


@ Koran Jakarta

0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...