Kreativitas manusia menjadi salah satu faktor tingkatkan daya saing.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh, menyatakan ada tiga hal yang harus dipenuhi untuk meningkatkan daya saing dan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Faktor pertama adalah pemenuhan kebutuhan dasar, yaitu pendidikan dasar, kesehatan, dan ketersediaan infrastruktur. "Kalau mau bersaing, pertanyaan pertama adalah apakah kebutuhan dasar itu sudah terpenuhi atau belum," kata M Nuh di Jakarta, Jumat 23 November 2012.
Faktor kedua adalah efisiensi dengan pengelolaan manajemen yang baik serta memanfaatkan perkembangan teknologi. Pemerintah mengakui, saat ini masih mendorong faktor efisiensi itu untuk meningkatkan daya saing.
Selain kedua hal tersebut, peningkatan kreativitas manusia menjadi faktor ketiga dalam mendorong daya saing. Saat ini, baru sepertiga sumber daya manusia Indonesia yang kreatif tumbuh dari dunia pendidikan, sisanya dari faktor genetik.
Menurut dia, hal inilah yang harus diubah melalui perombakan kurikulum. Perubahan kurikulum ini diperlukan agar tingkat kreativitas Indonesia dari dunia pendidikan meningkat.
"Seharusnya, kreativitas, dua pertiga diperoleh dari pendidikan dan sepertiga genetik bawaan. Makanya, kurikulum dirombak untuk memasukkan inovasi, karena tantangan ke depan begitu membutuhkan kreativitas," paparnya.
Selain itu, M Nuh memiliki cara jitu untuk mengembangkan kesempatan bisnis. Ia menganalogikan itu dengan istilah membeli masa depan dengan harga saat ini.
Ia menjelaskan, mahalnya kesempatan bisnis di masa depan dapat diperoleh dengan mudah, jika pengembangan pendidikan saat ini diakselerasi. "Sehingga sumber daya manusia di masa depan memiliki kualitas yang tinggi," katanya. (art)
Faktor pertama adalah pemenuhan kebutuhan dasar, yaitu pendidikan dasar, kesehatan, dan ketersediaan infrastruktur. "Kalau mau bersaing, pertanyaan pertama adalah apakah kebutuhan dasar itu sudah terpenuhi atau belum," kata M Nuh di Jakarta, Jumat 23 November 2012.
Faktor kedua adalah efisiensi dengan pengelolaan manajemen yang baik serta memanfaatkan perkembangan teknologi. Pemerintah mengakui, saat ini masih mendorong faktor efisiensi itu untuk meningkatkan daya saing.
Selain kedua hal tersebut, peningkatan kreativitas manusia menjadi faktor ketiga dalam mendorong daya saing. Saat ini, baru sepertiga sumber daya manusia Indonesia yang kreatif tumbuh dari dunia pendidikan, sisanya dari faktor genetik.
Menurut dia, hal inilah yang harus diubah melalui perombakan kurikulum. Perubahan kurikulum ini diperlukan agar tingkat kreativitas Indonesia dari dunia pendidikan meningkat.
"Seharusnya, kreativitas, dua pertiga diperoleh dari pendidikan dan sepertiga genetik bawaan. Makanya, kurikulum dirombak untuk memasukkan inovasi, karena tantangan ke depan begitu membutuhkan kreativitas," paparnya.
Selain itu, M Nuh memiliki cara jitu untuk mengembangkan kesempatan bisnis. Ia menganalogikan itu dengan istilah membeli masa depan dengan harga saat ini.
Ia menjelaskan, mahalnya kesempatan bisnis di masa depan dapat diperoleh dengan mudah, jika pengembangan pendidikan saat ini diakselerasi. "Sehingga sumber daya manusia di masa depan memiliki kualitas yang tinggi," katanya. (art)
0 comments:
Post a Comment