Friday, 23 November 2012

Ilmuwan Temukan Surga Bawah Laut di Derawan

Ilustrasi
Bandung - DR Carden Wallace dari museum tropis Queensland, Australia, salah seorang pakar terkemuka dunia yang sepanjang kariernya melakukan penelitian kehidupan bawah laut, mengaku enggan meninggalkan Kepulauan Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.

Pasalnya karena ia sudah menemukan 50 jenis hewan laut langka baru (arcropora) dari 852 spesies yang sudah terungkap secara scientific.

"Surga kehidupan bawah laut yang selama ini dimiliki planet bumi ini, ternyata berada di sini," ungkap Carden, ketika berada di Kepulauan Derawan, gugusan pulau eksotik di provinsi Kalimantan Timur yang kini menjadi nominator situs warisan dunia dari UNESCO, sebuah badan PBB yang bergerak di bidang pendidikan, keilmuan dan kebudayaan.

Ungkapan seorang ilmuwan ini mungkin benar adanya, karena selama ini Kepulauan Derawan merupakan urutan ketiga teratas dunia dalam hal keindahan bawah laut , namun kesimpulan ilmiah tersebut belum terselesaikan karena masih banyak misteri yang sedang diungkap para peneliti internasional yang belum terjawab.

Gugusan konservasi alam seluas 1,2 juta hektar ini memiliki keistimewaan tersendiri, khususnya karakteristik terumbu karang yang sebagian besar hidup dan belum tersentuh, selain menyimpan soliditas ekosistem tropis berupa ekosistem lamun dan ekosistem mangrove bersama keanekaragaman spesies yang dilindungi.

Dahulu keindahan bawah laut yang tak tertandingi di dunia hanya tertuju di Pulau Palau, Mokronesia, tetapi dengan majunya penelitian dunia keilmuan, kepulauan Derawan ternyata memiliki banyak misteri yang belum terungkap seakan-akan menjadi sebuah "planet", bagi satwa langka yang hidup di laut.

Spesies langka yang belum terusik itu, antara lain ketam kelapa (Birgus latro), paus, lumba-lumba (Delphinus), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Erethmochelys fimbriata), dan dugong (Dugong dugon) , kemudian adanya spesies unik seperti ikan Pari Manta (Manta birostris) yang memiliki panjang tujuh sampai sembilan meter atau Pigmy Seahorse yang sangat jinak serta jenis ubur-ubur yang tidak menyengat.

Pulau Derawan sebenarnya bagian dari gugusan dari 31 kepulauan yang ada disekitarnya, dengan satu sama lain memiliki unggulan dan daya tarik masing-masing, selain beberapa karang gusung yang menjadi estitika landscape obyek wisata itu.

Pulau-pulau yang mengitari Derawan masing-masing pulau Bakungan, Bonggong, Bulingisan, Maratua, Nunukan, Panjang, Rabu-Rabu, Sangalaki, Sangalan, Sapinang, Semama, Sidau, Tiaung, Pabahanan, Kakaban, Sodang Besar, Telasau, Tempurung , Bilang-bilangan, Manimbora, Semut, Andongabu, Blambangan, Sambit, Mataha, Kaniungan Besar, Kaniungan Kecil dan Bali Kukup.

Menari Bersama Penyu Hijau

Tak terbantahkan bahwa kepulauan Derawan adalah juga surga bagi kaum penyelam, bahkan diantara 28 titik penyelaman yang ada hampir semua tempat menyuguhkan keindahan bawah laut luar biasa dengan prilaku satwa yang relatif jinak serta bersahabat dengan manusia.

Di kedalaman sepuluh meter, penyelam sudah disambut kawanan Pari Manta yang mengibaskan siripnya seakan sambil melayang-layang tanpa merasa terusik atau lebih dalam lagi bertemu kawanan penyu hijau yang menyertai para penyelam sambil menari-nari untuk minta dielus.

Atau bagi yang suka snorkeling untuk mencermati aneka bentuk terumbu karang, ribuan jenis ikan hias berkeliaran sambil sesekali menempel ke tubuh penyelam hingga kemudian beranjak pergi sebelum kehadiran satwa laut seperti penyu hijau atau penyu sisik.

Atau jika enggan bermandi ria di pantai yang berpasir putih bersih itu, cukup bersantai sambil memancing di dermaga kayu yang menjorok dari bibir pantai landai sambil mengamati laut lepas ditemani kawanan burung camar dan burung putih.

Menjelang senja, di pulau Derawan, Sangalaki, Kakaban, Maratua dan Samama, wisatawan dengan mudah menyaksikan kawanan penyu merayap naik ke darat untuk bertelur, kemudian menjelang subuh terlihat kembali keunikan prilaku penyu yang sedang menggiring ribuan anak penyu baru menetas menuju bibir pantai sebelum kehadiran pemangsa utama berupa biawak.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyu hijau dan penyu sisik asal kepulauan Derawan ini, sebagian mengembara ke berbagai perairan laut di Indonesia selain mencari laut dalam di samudera Pasifik dan Atlantik, kemudian dalam beberapa bulan berikutnya kembali lagi ke habitat asalnya.

Kepulauan Derawan kini sedang bersolek dengan fokus pembangunan berupa penyempurnaan infrastruktur untuk kebutuhan transportasi laut dan udara, akomodasi, telekomunikasi dan kelistrikan, karena direncanakan bulan September 2013 digelar perhelatan akbar berskala internasional melalui kegiatan "Sail Derawan". Ant [ito]


0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...