0

Len Jajaki Potensi Kerjasama dengan Perusahaan Pertahanan Turki

len-aselsan-havelsan.jpg
Add caption
Bandung (29/05/2012) - Len menerima kunjungan dari dua perusahaan Turki yang bergerak dalam bidang pertahanan, yaitu Aselsan dan Havelsan. Kunjungan diterima oleh Direktur Teknologi & Produksi Darman Mappangara, Direktur Pemasaran Abraham Mose, GM UB Sistem Kendali & Pertahanan Nurman Setiawan dan Tim Len lainnya, pada tanggal 29 Mei 2012 bertempat di Ruang Rapat Lantai 3 Gedung Karya Utama.

Kunjungan ini dimaksudkan untuk menjajaki potensi kerjasama dalam bidang pertahanan dalam rangka peningkatan alutsista RI. Aselsan adalah perusahaan elektronik pertahanan, sedangkan Havelsan merupakan perusahaan  yayasan  angkatan bersenjata Turki (Armed Forces Foundation Company).

Seperti yang telah kita ketahui, Turki memiliki hubungan politik yang semakin baik dengan RI, dan hubungan kerjasama industri antara kedua negara terus meningkat. Kedua negara telah memutuskan untuk meningkatkan kerjasama pertahanan, ketika Presiden Abdullah Gul mengunjungi Indonesia pada bulan April yang disambut oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ketika kedua negara tersebut menandatangani kerjasama industri pertahanan.(LEN)
0

Kita Tak Ingin Negara Gagal

 Perlu Kebersamaan untuk Perbaiki Kekurangan 

KOMPAS/ADI SUCIPT
Tarian perang, felabhe, membuka Festival Danau Sentani V di Khalkote Danau Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa (19/6). Tarian itu diikuti 500 orang dari 24 kampung.

Jakarta, Kompas - Semua elemen bangsa tidak menginginkan negara Indonesia dinilai atau menjadi negara yang gagal. Karena itu, semua elemen bangsa harus bersama-sama berupaya untuk memperbaiki hal-hal yang dinilai masih kurang.

Hal tersebut ditegaskan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto dalam perjalanan dari Makassar ke Jakarta, Rabu (20/6). Djoko dimintai tanggapan terkait publikasi Indeks Negara Gagal (Failed States Index) 2012 di Washington DC, Amerika Serikat, Senin. Indonesia berada di peringkat ke-63 dari 178 negara. Indonesia masuk kategori negara dalam bahaya (in danger).

Dalam indeks tersebut, semakin tinggi peringkatnya, semakin buruk kondisi sebuah negara sehingga mendekati status negara gagal. Tahun lalu Indonesia menempati peringkat ke-64 dari 177 negara. ”Semua elemen bangsa tidak mau negara ini gagal. Kalau ada yang masih kurang, mari kita perbaiki bersama,” katanya.

Juru Bicara Wakil Presiden Yopie Hidayat juga memandang positif hasil survei yang dikeluarkan organisasi internasional The Fund for Peace itu. Hasil survei tersebut dinilai berguna untuk memacu kinerja aparat dan pejabat pemerintahan.

”Kita hidup di era terbuka sehingga kita harus terus melihat ke tetangga kita. Kalau mereka lebih baik, kita tentu saja harus lebih baik lagi. Kami melihatnya sebagai upaya untuk memacu kinerja kita. Saya setuju, kita harus lebih baik. Kita merasa sudah maksimal, ya, tetap saja harus dipacu lebih keras lagi,” tutur Yopie, di Kantor Wapres.

Namun, Djoko mempertanyakan apa yang dimaksud dengan ”gagal”. ”Kalau gagal, kita tidak bisa apa-apa. Apakah negara Indonesia gagal membangun, tidak demokratis, tidak aman, atau tidak memiliki cadangan devisa yang cukup,” kata Djoko.

Kalau soal kemiskinan, Djoko mengakui, pasti ada orang miskin. ”Di Amerika Serikat pun ada orang miskin,” tuturnya.

Djoko mencontohkan kehidupan demokrasi. Keterbukaan dan kebebasan pers di Indonesia sangat maju. ”Jadi, saya tidak mau membantah. Lihat saja itu semua,” katanya. Karena itu, Djoko berpendapat Indonesia bukan negara gagal. ”Negara kita sedang membangun,” katanya.

Terkait aksi-aksi kekerasan, menurut Djoko, hal itu tidak terjadi di seluruh Indonesia. ”Hampir di semua negara juga ada kekerasan,” katanya. Kekerasan di suatu daerah jangan digeneralisasi seakan-akan kekerasan terjadi di seluruh Indonesia.

 Tidak tiba-tiba

Menurut Daron Acemoglu, profesor ekonomi Massachusetts Institute of Technology (MIT), dan James Robinson, profesor politik dan ekonomi Universitas Harvard, dalam sebuah artikel di laman majalah Foreign Policy, Senin (18/6), kegagalan suatu negara tidak terjadi tiba-tiba dalam waktu semalam. Bibit-bibit kegagalan itu sebenarnya sudah tertanam jauh di dalam berbagai institusi politik kenegaraan, terkait bagaimana sebuah negara dijalankan.

Penulis buku Why Nations Fail: The Origins of Power, Prosperity, and Poverty itu membahas mengapa ada beberapa negara di dunia yang sangat sukses secara ekonomi, tetapi ada juga yang tetap miskin dan terpuruk.

Ada beberapa negara yang mengalami kegagalan tiba-tiba dan spektakuler, seperti Afganistan setelah pasukan Uni Soviet mundur akhir 1980-an. Namun, sebagian besar negara gagal tidak secara mendadak. Negara-negara itu tidak gagal karena perang, tetapi lebih karena gagal memberdayakan potensi pertumbuhan rakyatnya yang besar.

Menurut Acemoglu dan Robinson, yang paling tragis dari kegagalan di sebagian negara tersebut adalah karena disengaja. Negara-negara tersebut runtuh setelah dikuasai institusi-institusi ekonomi ”ekstraktif”, yang merusak daya dorong ekonomi, melemahkan setiap usaha inovasi, melemahkan bakat dan potensi warga negaranya dengan menciptakan medan permainan yang tidak adil, dan menghilangkan kesempatan warga untuk maju.

Dalam indeks negara gagal itu, situasi Indonesia dinilai memburuk, terutama di tiga indikator dari total 12 indikator yang digunakan dalam penyusunan indeks tersebut. Ketiga indikator itu adalah tekanan demografis, protes kelompok minoritas, dan hak asasi manusia. Bagaimanapun, Indonesia diakui berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi dan melakukan reformasi politik beberapa tahun terakhir.

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Hariyadi B Sukamdani mengatakan, kalangan pengusaha merasakan bagaimana kualitas penegakan hukum dan jaminan keamanan menurun beberapa tahun terakhir. Kondisi itu cukup mengkhawatirkan. Hariyadi mencontohkan, cetak biru pembangunan nasional cukup jelas dalam Rencana Induk Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia, tetapi menghadapi masalah koordinasi.

”Kalau negara itu rapi, jumlah sengketa pasti turun. Masalah serius lain adalah manajemen pemerintahan berkait koordinasi dan kebijakan pemerintah daerah yang tumpang tindih dengan pusat sehingga merugikan investor,” ujar Hariyadi.

Namun, Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Franky Sibarani mengatakan, kalau disebut sebagai negara gagal, sesungguhnya masih terlalu jauh. ”Kita masih ada yang bisa diharapkan asalkan ada kemauan dari semua pihak, terutama pemerintah, dalam menyusun kebijakan.”

Franky menilai, kebijakan yang tidak konsisten lambat laun bakal menggiring Indonesia sebagai negara gagal. Masalah infrastruktur dan penegakan hukum memang membutuhkan proses yang cukup lama.

Infrastruktur di Indonesia juga mendapat perhatian. Menurut Yopie, untuk memastikan proyek-proyek infrastruktur berjalan mulus, Wapres Boediono memutuskan untuk memantau hingga ke pelaksanaan proyek. ”Orang menilai, kok, sampai segitunya. Wapres seharusnya tidak perlu mengawasi detail teknis. Namun, itu dilakukan untuk memastikan fungsi-fungsi itu berjalan baik,” tuturnya.

Selain infrastruktur, menurut Yopie, Wapres memberikan perhatian serius pada pelaksanaan reformasi birokrasi. Alasannya, birokrasi adalah eksekutor kebijakan sehingga birokrasi yang baik akan membuat kinerja pemerintah ikut jadi lebih baik.

Bagaimanapun peringkat Indonesia dalam kategori bahaya itu merupakan kritik serius terhadap kinerja pemerintah. Menurut Ketua Badan Pengurus Setara Institute Hendardi, dan anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, M Ridha Saleh, pemerintah jangan terus berkelit, melainkan harus bekerja lebih keras lagi untuk menjauhkan negara ini dari keterpurukan.

”Dalam banyak kasus kekerasan terhadap minoritas, pemerintah cenderung membiarkan, tidak tegas menindak, apalagi memproses hukum para pelakunya,” kata Hendardi.

Ridha menilai, pemerintah belakangan ini memang lemah dalam melindungi hak-hak sipil politik warga negara Indonesia dari kekerasan, konflik sosial, dan gangguan keamanan. ”Pemerintah hendaknya memperbaiki regulasi, sistem, dan kepemimpinan untuk melindungi HAM,” katanya.

Bagi pakar hukum tata negara Universitas Andalas Saldi Isra, pemerintah harus membuktikan mampu melaksanakan fungsi pemerintahan secara baik. ”Semua kelemahan hanya mungkin diatasi dengan keberanian dan langkah besar,” katanya.(FER/ATO/IAM/HAM/DHF/WHY/OSA)


KOMPAS.com
0

Pesawat Fokker TNI AU Jatuh di Halim


 Pesawat Fokker TNI AU Jatuh di Halim, Beberapa Rumah Terbakar

Ilustrasi Fokker 27 TNI AU
Jakarta Pesawat Fokker TNI AU jatuh di sekitar landasan Bandara Halim Perdana Kusumah Jakarta Timur. Pesawat itu menimpa beberapa rumah di dekat bandara Halim. Beberapa rumah terbakar.

Informasi seorang saksi mata kepada detikcom, pesawat itu jatuh pada pukul 14.45 WIB, Kamis (21/6/2012). Pesawat jatuh di sekitar landasan Bandara Halim Perdana Kusumah.

"Ada sekitar 6-8 rumah warga yang terbakar. Rumah itu berada di sekitar Jalan Beranjangan," kata saksi mata tersebut.

Hingga kini beberapa mobil pemadan kebakaran sudah tiba di bandara Halim Perdana Kusumah.(asy/gah)

 Pesawat Fokker TNI AU Jatuh di Halim Saat akan Mendarat

Jakarta Pesawat Fokker TNI AU jatuh di sekitar Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur dan menimpa beberapa rumah warga. Pesawat itu jatuh saat akan mendarat.

"Pesawat Fokker jatuh saat akan mendarat. Proses pendaratannya terganggu," kata seorang saksi mata kepada detikcom, Kamis (21/6/2012).

Pesawat itu menimpa beberapa rumah warga di Kompleks Rajawali di Jalan Branjangan. Rumah-rumah itu akhirnya terbakar. Pesawat jatuh sekitar pukul 14.45 WIB.

Saat ini, beberapa unit mobil pemadam kebakaran sudah tiba di Bandara Halim.(asy/gah)

 Asap Mengepul dari Rumah yang Tertimpa Fokker

Jakarta Asap masih mengepul dari rumah yang tertimpa Fokker 27 di kawasan Lanud Halim Perdanakusumah, Jaktim. Percikan api juga sesekali masih terlihat.

"Pemadam kebakaran sudah berada di lokasi," kata warga sekitar, Yayan, saat dikonfirmasi, Kamis (21/6/2012) pukul 15.15 WIB.

Petugas pemadam juga berjibaku menjinakkan api. Sedang lokasi sudah dijaga petugas TNI. Warga tidak diperkenankan mendekat. Pesawat jatuh sekitar pukul 14.45 WIB.

"Warga juga sudah berkerumun, asap masih mengepul," jelasnya.

Hingga kini belum diketahui ada berapa korban jiwa yang jatuh akibat insiden ini. Rumah yang tertimpa pesawat milik TNI AU itu terletak di Kompleks Rajawali, Jl Branjangan.(ndr/nrl)

 Fokker Jatuh di Halim Dipiloti Mayor Hery & Kopilot Lettu Paulus

Jakarta Pesawat Fokker-27 milik TNI AU yang jatuh di kawasan Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, dipiloti Mayor Pnb Hery.

"Sampai saat ini diketahui pilotnya bernama Mayor Pnb Hery dan kopilot Lettu Paulus," kata Kapuspen TNI Laksamana Pertama Iskandar Sitompul saat dihubungi detikcom, Kamis (21/6/2012).

Iskandar mengatakan masih belum diketahui berapa penumpang yang berada di dalam pesawat. Pihaknya masih menyelidiki lebih lanjut.

"Masih pilot dan kopilotnya saja yang baru diketahui. Penyebab dan penumpang lainnya masih didalami lagi," jelasnya.

Pesawat itu menimpa beberapa rumah warga di Kompleks Rajawali di Jalan Branjangan, yang berdekatan dengan bandara. Rumah-rumah itu akhirnya terbakar. Pesawat jatuh sekitar pukul 14.45 WIB.

Saat ini, beberapa unit mobil pemadam kebakaran dan ambulans sudah tiba di Bandara Halim.(gus/nrl)

 RSAU Esnawan Halim Kirim 10 Ambulans Evakuasi Korban Fokker

Jakarta RSAU dr Esnawan Antariksa sudah mengirimkan semua ambulansnya untuk mengevakuasi korban pesawat Fokker-27 milik TNI AU yang jatuh di Komplek Rajawali, Jalan Branjangan, Halim, Jakarta Timur. Ambulans dan tim medis sedang melakukan evakuasi.

"Semua sudah dikirim ambulansnya. Posisi pesawat di Komplek Rajawali, Jalan Branjangan," jelas operator RS dr Esnawan Antariksa Halim Perdanakusumah, Serka Lisma, ketika dihubungi detikcom, Kamis (21/6/2012).

Berapa ambulans yang dikirim? "Ya sekitar 10-an kurang lebihnya," jawab Lisma.(nwk/nrl)

 Fokker TNI AU Jatuh, 10 Mobil Damkar Dikerahkan ke Halim

Jakarta Asap hitam mengepul di kawasan Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, menyusul jatuhnya pesawat Fokker milik TNI AU. 10 Mobil pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi.

"Kita sudah kirim 10 mobil pemadam ke Halim," kata petugas pemadam kebakaran, Sugiarto, kepada detikcom, Kamis (21/6/2012). Pesawat Fokker jatuh sekitar pukul 14.45 WIB.

Ia mengaku belum mengetahui kondisi selanjutnya. "Petugasnya belum pulang," ujarnya.(aan/vit)

 Sudah Ada Korban Pesawat Fokker yang Ditangani RSAU Halim

Fokker 27 TNI AU terbang oleng. (foto: Pasya)
Jakarta Sudah ada korban pesawat Fokker-27 yang ditangani di RSAU Dr Esnawan Antariksa Halim Perdanakusumah. Namun belum diketahui kondisi korban.

"Sudah, sudah ada yang ditangani. Tapi mohon maaf karena saya bukan humas, tidak bisa menjelaskan kondisinya. Sekarang sedang fokus menangani korban," jelas petugas UGD RSAU dr Esnawan Antariksa yang tidak mau menyebutkan namanya ketika dikonfirmasi detikcom, Kamis (21/6/2012).

Petugas UGD tersebut enggan menjelaskan lebih lanjut mengenai jumlah dan kondisi korban yang sedang ditangani.

Pesawat Fokker-27 milik TNI AU jatuh pukul 14.45 WIB saat sedang latihan rutin. Pesawat jatuh menimpa 6-8 rumah di Kompleks Rajawali, Jl Branjangan, tak jauh Lanud Halim, saat hendak mendarat. Pesawat itu dipiloti oleh Mayor Hery dan Kopilot Lettu Paulus.(nwk/nrl)

 Ini Dia Penampakan Fokker Jelang Jatuh Hingga Timpa Rumah Warga 

(Foto: Pasya/pembaca detikcom)
Jakarta Pesawat Fokker 27 milik TNI AU jatuh di sekitar landasan Bandara Halim Perdana Kusumah Jakarta Timur sekitar pukul 14.45 WIB, Kamis (21/6/2012). Ini dia penampakan pesawat bercat loreng itu beberapa detik sebelum jatuh hingga jatuh menimpa sekitar 8 rumah warga di samping Bandara Halim.

Adalah Pasya, seorang warga yang saat itu berada di gedung Blue Bird Halim, menyaksikan pesawat Fokker TNI AU terbang rendah saat akan mendarat di Halim. "Kebetulan saya membawa kamera, jadi saya potret," kata dia kepada detikcom.

Dia mengirimkan foto-foto itu kepada detikcom. Dari fotonya tersebut, pesawat yang dipiloti Mayor Pnb Hery itu tampak terbang rendah di atas bandara Halim.

Beberapa detik kemudian, terlihat api berkobar dari beberapa rumah di perumahan Rajawali Jalan Branjangan. Rumah-rumah ini berada persis di samping bandara. Asap hitam mengepul hebat dari perumahan itu. Ternyata pesawat itu jatuh menimpa beberapa rumah warga.

Dipastikan ada korban dalam kecelakaan ini. Beberapa korban sudah dilarikan ke RSAU Esnawan untuk ditangani, meski belum diketahui apakah ada korban meninggal atau tidak. Namun, hingga kini belum ada informasi pasti dari TNI AU maupun pejabat berwenang mengenai korban.(asy/gah)

 Fokker-27 Jatuh Saat Latihan Rutin

Jakarta Pesawat Fokker-27 milik TNI AU jatuh saat sedang melakukan latihan rutin. Pesawat ini dipiloti Mayor Hery dan Kopilot Lettu Paulus.

"Sedang latihan rutin. Beberapa menit lalu baru jatuh," kata Kapuspen TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul saat dihubungi detikcom, Kamis (21/6/2012).

Sebelumnya Fokker ini jatuh di sekitar Kompleks Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur. Fokker ini jatuh menimpa sebuah rumah warga di sekitar bandara, tepatnya di Kompleks Rajawali, Jl Branjangan, Jakarta Timur.

Ada sekitar 6-8 rumah yang terbakar akibat ketimpa Fokker tersebut. 10 Unit pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api yang membakar rumah warga tersebut. Hingga kini masih belum diketahui korban jiwa akibat jatuhnya Fokker pada pukul 14.45 WIB ini.(gus/nrl)

 Ledakan Keras Terdengar Saat Fokker-27 Jatuh di Halim

(Foto Tribunnews)
Jakarta Ledakan keras terdengar saat pesawat Fokker-27 terjatuh di kawasan Lanud Halim Perdanakusumah, Jaktim. Asap hitam membumbung sesaat setelah pesawat itu jatuh.

"Ada ledakan cukup keras kemudian terlihat asap hitam," kata Pasya, seorang pekerja di kawasan Halim, Jakarta Timur, kepada detikcom, Kamis (21/6/2012). Pasya saat itu sedang mengambil foto burung-burung di angkasa dari kantornya di Gedung Bluebird Halim.

Di saat memfoto-foto itulah Pasya melihat ada pesawat Fokker terlihat oleng dan terbang cukup rendah. "Sesaat kemudian pesawat itu menghilang, lalu terdengar ledakan dan juga asap hitam," kata Pasya yang juga sempat mengabadikan pesawat yang oleng itu.

Tak berapa lama kemudian terlihat armada pemadam kebakaran menuju Halim. Menurutnya saat ini kepulan asap sudah tak setebal saat awal kecelakaan terjadi.

"Asapnya masih ada, tapi tak setebal tadi," katanya.(nal/nrl)

 TNI : Pilot, Kopilot & 1 Kru Fokker Meninggal Dunia

Jakarta TNI mengkonfirmasikan bahwa 3 awak yang ada di dalam pesawat Fokker F-27 meninggal dunia. Yang meninggal di dalam pesawat adalah pilot, kopilot dan seorang kru.

"Pilot, kopilot dan kru di RS, ini meninggal dunia," jelas Kapuspen Mabes TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul ketika dikonfirmasi detikcom, Kamis (21/6/2012).

Iskandar mengatakan nama pilot adalah Mayor Pnb Hery dan kopilot Lettu Paulus. Sedangkan kru yang meninggal adalah Lettu Fahroni.

"Pesawat Fokker-27 nomor ekornya A 2708," jelas Iskandar.(nwk/nrl)

 Ini Nama 7 Orang di Fokker yang Jatuh

Jakarta Pesawat Fokker F-27 milik TNI AU jatuh di Kompleks Rajawali di Jalan Branjangan, yang berdekatan dengan Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta. Pesawat tersebut berisi tujuh orang.

"Ada 7 orang di dalam pesawat itu," ujar Kadispen AU, Marsma Azman Yunus, saat dihubungi detikcom, Kamis (21/6/2012).

Berikut ini nama 7 orang yang berada dalam pesawat nahas tersebut:

1. Mayor Penerbang Ari Setyawan (pilot) - versi lain Hery
2. Letu Penerbang Paulus (kopilot)
3. Letda Penerbang Syahroni (kru) - versi lain menyebut Fahroni.
4. Kapten Teknik Agus
5. Serma Simulato
6. Serka Wahyudi
7. Sertu Purwo

"Informasi sementara itu. Korban tewas masih didata," kata Azman.

Dia menjelaskan pesawat itu take off pukul 13.10 WIB. Beberapa saat kemudian saat akan mendarat, pesawat jatuh pukul 14.45 WIB.

Sebelumnya, Kapuspen TNI AU Laksamana Muda Iskandar Sitompul menyebut 3 awak pesawat tewas yaitu pilot, kopilot dan 1 kru.(vit/nrl)

 TNI: Korban Tertimpa Fokker Sekitar 3 Orang, Bisa Bertambah

F27 TNI AU (foto Kaskus)
Jakarta Mabes TNI mengkonfirmasi sementara korban yang tertimpa Fokker-27 di Komplek Rajawali, Halim Perdanakusumah, sekitar 3 orang, di antaranya anak-anak. Korban ini bisa bertambah.

"Dari 8 rumah yang tertimpa (pesawat) ada korban 3 atau berapa, lagi didata. Korban yang ketimpa pesawat harus diidentifikasi secara tertib," jelas Kapuspen Mabes TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul ketika dikonfirmasi detikcom, Kamis (21/6/2012).

Belum diketahui kondisi korban yang tertimpa pesawat yang sedang ditangani di RSAU dr Esnawan Antariksa itu.

Iskandar membenarkan ada korban anak-anak dalam kecelakaan yang terjadi pukul 14.45 WIB itu. "Betul ada anak-anak 1, orang dewasa 2. Sementara akan didalami dulu, bisa bertambah," kata Iskandar.

Sebelumnya dia menjelaskan, 3 kru di pesawat tersebut meninggal dunia. Mereka adalah pilot Mayor Pnb Hery, kopilot Lettu Paulus. Sedangkan kru yang meninggal adalah Lettu Fahroni.(nwk/nrl)

 Ini Dia Bangkai Pesawat Fokker yang Jatuh di Halim

(Foto: Rio/detikcom)
Jakarta Pesawat Fokker 27 TNI AU yang jatuh menimpa beberapa rumah warga di samping landasan Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta Timur terbelah beberapa bagian. Sebagian gosong, sebagian masih utuh.

Pemantauan detikcom, Kamis (21/6/2012), pesawat itu terbelah dan teronggok di rumah warga yang hancur tertimpa pesawat tersebut. Sebagian badan pesawat gosong karena terbakar beserta rumah-rumah yang tertimpa. Sebagian bagian pesawat lainnya masih bisa dilihat jelas.

Di antara yang masih terlihat jelas adalah bagian sayap dan potongan badan pesawat. Roda pesawat yang sudah terlepas dari badan pesawat juga terlihat jelas.

Hingga pukul 16.45 WIB, bangkai pesawat tersebut masih belum dievakuasi. Beberapa petugas dari TNI AU masih tampak berada di lokasi untuk membicarakan bagaimana mengangkut bangkai pesawat itu.(asy/nrl)

 TNI AU: 6 Orang di Fokker Tewas, Kopilot Kritis

Jakarta Enam orang yang berada di perut Fokker-27 meninggal dunia. Satu orang lainnya, yakni kopilot Lettu Paulus dalam keadaan kritis.

"Lettu Paulus kritis. Itu kopilot," kata Kadispen AU Marsma Azman Yunus dalam jumpa pers di Halim, Kamis (21/6/2012). Berita ini juga meluruskan pernyataan Kapuspen TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul bahwa kopilot turut tewas dalam musibah itu.

Berikut nama korban tewas akibat kecelakaan ini:

1. Kapten Hery (pilot)
2. Letda Syahroni
3. Kapten teknis Agus
4. Serma Simulato
5. Serka Wahyudi
6. Sertu Purwo

Azman mendapat kabar 8 rumah hancur tertimpa pesawat tersebut. Dia juga mendengar ada korban sipil tetapi belum jelas keadaannya.

"Saya baru dapat kabar ada ibu-ibu yang kena. Tapi saya belum bisa memastikan keadaannya," tuturnya.(gah/nrl)

 Black Box Fokker-27 Sudah Diamankan TNI AU

Jakarta Black box Fokker-27 yang menyimpan data selama penerbangan sudah ditemukan anggota TNI AU. Kini alat yang sangat vital untuk menemukan penyebab kecelakaan itu sudah diamankan pihak berwenang.

"Saya kira black boxnya sudah diamankan," tutur Kasubdispenum TNI AU Kol Agung Sasongko Jati dalam jumpa pers di Gedung Air Tower Center of Indonesia, Jl Cendrawasih, Kompleks Rajawali, Halim, Jakarta Timur, Kamis (21/6/2012) malam.

Sementara itu bangkai pesawat buatan Belanda ini akan dievakuasi dulu. Saat ini petugas dari TNI AU sedang melakukan pendataan tentang kecelakaan.

"Saya kira black boxnya sudah diamankan dan bangkai pesawat akan dievakuasi besok setelah pendataan tentang kecelakaan ini selesai," terangnya.(gah/nrl)

 10 Orang Luka Ringan dan 2 Kritis Akibat Kecelakaan Fokker 

Jakarta Komandan Lanud Halim Perdanakusumah Marsekal Pertama TNI Asep Adang Supriyadi, mengatakan, ada 12 korban luka dalam kecelakaan pesawat Fokker-27. Dua di antaranya kritis.

"Total ada 12 korban luka dirawat di di RSUP AU Esnawan Antariksa, Halim, Jakarta Timur," kata Asep di Lanud Halim, Jakarta, Kamis (21/6/2012) malam.

Dari 12 korban luka itu, 10 mengalami luka ringan. "Keterangan identitasnya belum bisa disampaikan," ujarnya.

Pesawat Fokker-27 milik TNI AU yang jatuh di Komplek Rajawali, Jalan Branjangan, Halim, Jakarta Timur, pukul 14.45 WIB.

Pesawat itu bernomor register A 2708 buatan tahun 1977. Pesawat nahas itu dipiloti Mayor Pnb Hery dan kopilot Lettu Paulus. Pesawat jatuh saat latihan rutin.(rvk/nrl)

 Korban Tewas Pesawat Fokker 27 Jadi 10 Orang

Desmunyoto P. Gunadi / Jurnal Nasional
Jurnas.com | SEBELUMNYA dikabarkan, korban tewas akibat jatuhnya pesawat Fokker 27 dengan No RE A2708 sebanyak enam orang. Keseluruhan korban merupakan awak pesawat.

Dalam keterangan baru TNI AU, jumlah korban tewas bertambah menjadi 10 orang. Lettu (Pnb) Paulus, kopilot pesawat Fokker 27 yang sebelumnya dikabarkan kritis, akhirnya meninggal dunia di rumah sakit. "Dari 10 korban, tujuh orang merupakan awak pesawat. Sementara, tiga orang lainnya berasal dari sipil," ujar Kasubdis Penum AU Kolonel Agung Sasongkojati dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (21/6).

Tiga korban sipil tersebut adalah Bryan (6), Naflin (2), serta seorang pembantu rumah tangga. Bryan dan Naflin merupakan anak dan keponakan Mayor Johanes yang rumahnya hancur tertimpa pesawat. Selain anak dan keponakan, istri Johanes, Martina, juga ikut menjadi korban dan saat ini kondisinya dalam keadaan kritis.

Sementara tujuh orang awak pesawat adalah Mayor (Pnb) Heri Setiawan (instruktur), Lettu (Pnb) Paulus Adi, Letda (Pnb) Syahroni, Kapten (tek) Agus, Serma Simulato, Serka Wahyudi dan Sertu Purwo. Agung juga mengatakan, hanya ada satu rumah yang hancur, yaitu rumah Mayor Johanes.

"Delapan rumah lainnya hanya terbakar," katanya. Rumah yang terbakar diantaranya merupakan kediaman Letkol Sutarno, Mayor Muhlisin, Mayor Ali, Mayor Grahadi, dan Mayor Azwar. Sementara itu, penyebab terjadinya kecelakaan juga belum diketahui.

"Tidak ada yang mencurigakan, semua berjalan normal. Tiba-tiba saja peswat dikabarkan jatuh," ujarnya. Menurutnya, ini baru pertama kali terjadi seperti ini. Biasanya, kecelakaan pesawat latih terjadi saat pesawat dalam perjalanan terbang, bukan jatuh di tempat. Ia mengatakan, pesawat jatuh saat melakukan latihan touch and go.

"Mereka sedang latihan lepas landas sebentar kemudian take off. Diperkirakan pesawat jatuh di tengah-tengah proses tersebut," katanya menjelaskan. Ia menambahkan kontak terakhir pesawat dengan menara pengawas hanya permohonan izin landing dan take off.

Hingga saat ini, proses evakuasi bangkai pesawat masih dilakukan dan diperkirakan baru akan selesai esok hari. Kondisi pesawat sendiri hancur terbelah dua. "Saat ini kami masih mengumpulkan data dan bukti di lokasi kejadian sebagai bahan penyelidikan," katanya.

Kondisi pesawat masih bagus dan secara teratur dilakukan pengecekan. Pesawat Fokker 27 ini buatan Belanda tahun 1977 tersebut sudah mengoleksi 14.936 jam terbang. "Pesawat masih layak terbang, meskipun ada rencana untuk menggantikannya dengan peswat CN 25," ujarnya.

Rencananya, jenazah korban akan disemayamkan di hanggar Skaadron II, Halim Perdanakusumah. Tapi, masih harus menunggu proses autopsi di rumah sakit.
 ... Rest In Peace ...
detik
0

Kesulitan Gas di Aceh, Pupuk Indonesia Lirik Batubara

foto
Pupuk Indonesia
TEMPO.CO, Jakarta - Induk Perusahaan Pupuk Indonesia melirik batu bara untuk bahan bakar produksi PT Pupuk Iskandar Muda di Aceh. "Pabrik di Aceh tidak beroperasi karena kesulitan pasokan bahan bakar gas," kata Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Bambang Cahyono, di Jakarta, Kamis.

Bambang mengatakan, pabrik milik anak perusahaan di Aceh hanya beroperasi satu dari tiga pabrik yang ada. Padahal, jika semuanya berfungsi, pabrik pelat merah ini akan bisa memasok hingga 1 juta ton pupuk. Kedua pabrik ini ditutup karena kekurangan pasokan gas. Ketika membeli gas, Bambang menuturkan, pihaknya menggunakan harga yang sama dengan pasar internasional, yakni sebesar US$ 5-8 per MMBTU.

Menurut Bambang, untuk mengatasi kekurangan itu, pihaknya mencoba melirik bahan bakar batu bara. Saat ini holding pupuk tersebut melihat beberapa kemungkinan untuk mendapatkan batu bara. Ada dua kemungkinan yang sekarang sedang dipelajari.

Kemungkinan pertama, kata Bambang, adalah dengan pembangunan shelter tambang batubara. "Kedua joint venture dengan PT Bukit Asam," kata Bambang. Ia mencoba mencermati peluang bersinergi dengan sesama perusahaan pelat merah di Muara Enim, Sumatera Selatan itu.

Selain soal batu bara, Pupuk Indonesia berencana membuat empat pabrik baru. PT Pupuk Kaltim mendirikan pabrik baru di Kalimantan Timur yang sedang dalam tahap pembangunan. Kemudian disusul pabrik baru PT Pupuk Sriwijaya di Palembang di akhir tahun 2012. Setelah itu, disusul pabrik lainnya yang bakal berdiri di lahan milik PT Pupuk Kujang di Bojonegoro dan lahan milik PT Petrokimia Gresik di Gresik.[SUNDARI]


0

Mobil Listrik BPPT-LIPI Mampu Tempuh Ratusan Kilometer

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berhasil menciptakan mobil bermesin listrik, yang mampu menempuh jarak ratusan kilometer tanpa harus mengisi ulang energi listriknya, kata seorang ahli.

"Mobil ini sepenuhnya berpenggerak listrik, bukan hybrid. Kami sedang menguji untuk penggunaan di wilayah perkotaan," kata Prof. Dr. Agus Hoetman, Staf Ahli Menteri Riset dan Teknologi, yang dijumpai di Silang Monas, Jakarta, Kamis saat memimpin stafnya menguji dua mobil listrik ciptaan BPPT-LIPI tersebut.

Agus Hoetman mengatakan, mobil berpenggerak mesin listrik ciptaan BPPT-LIPI ini sangat efisien untuk wilayah perkotaan yang berlalulintas padat dan jalan-jalannya macet.
Itu karena setiap kali mobil berhenti karena macet, maka mesin tidak akan menggunakan energi.

"Mobil ini hemat energi karena tak ada bagian-bagian mesinnya yang harus tetap bergerak meski berhenti, tak seperti mobil bermesin berbahan bakar bensin," kata Agus Hoetman.

Ia juga menambahkan bahwa pihaknya yakin akan tingginya tingkat efesiensi energi dari mobil-mobil listrik ciptaan BPPT-LIPI itu. BPPT-LIPI, jelas Agus akan mendukung keunggulan mobil-mobil listrik itu lewat penggunaan baterai yang juga buatan dalam negeri, sehingga nantinya akan bisa mendukung program penggunaan mobil-mobil listrik ini secara nasional.

Mengenai aspek kemampuan tempuhnya, menurut Staf Ahli Menristek itu, sampai saat ini mobil-mobil itu dirancang mampu menempuh jarak setidak-tidaknya 150km sampai harus mengisi batere kembali (re-charging). Namun saat uji coba di jalan tol Jakarta-Bandung jarak tempuhnya hampir bisa pulang pergi.

Mobil listrik yang sedang diuji di jalan-jalan Jakarta itu berjenis mini bus berwarna merah cerah berkapasitas 16 penumpang dan satu lainnya sebuah mobil Kijang tahun 1994.
 
 
0

Lapan: Benda di Balaraja Diduga Bagian dari Pesawat


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Profesor Riset Astronomi Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin belum mengetahui pasti mengenai adanya benda besar yang jatuh dari langit ke bumi dan menimpa rumah warga serta merusak satu sepeda motor. Thomas menduga benda tersebut bagian dari pesawat terbang, bukan benda ataupun sampah angkasa.

"Ini sedang akan dikonfirmasi ke pihak kepolisian,memang ada informasi awal bentuknya logam, tapi kabarnya bentuknya bukan bentuk tidak teratur, ada kecenderungan seperti buatan manusia, bukan sampah angkasa, kecendrungan bagian dari pesawat terbang, karena jalur Balaraja dekat dengan Bandara Soekarno-Hatta," kata Thomas kepada Tribunnews.com, Kamis(21/6/2012).

Karena itulah, kata Thomas pihak Lapan akan terus melakukan konfirmasi terutama kepada pihak otoritas Bandara Soekarno-Hatta.

"Perlu konfirmasi dari otoritas Bandara," jelasnya.

Seperti diketahui sebelumnya, Benda langit diduga Meteorit jatuh di sekitar kawasan Balaraja, Merak, Kabupaten Banten. Penemuan pertama kali pada pukul 10.00 WIB tadi pagi oleh warga.

"Iya betul, tepatnya di Desa Sentul, pertigaan Pasir Timur Oleg ke arah Serang dua kilometer setelah Polsek Balaraja," kata Petugas Polsek Balaraja, Ajun Amroni kepada Tribunnews.com, Kamis(21/6/2012).

Menurut Amroni, lokasi penemuan benda diduga meteorit saat ini ramai dikunjungi warga. Petugas kepolisian sudah melakukan lokalisir di sekitar tempat kejadian.

"Sementara anggota sudah lakukan lokalisir," katanya.

Mengenai adanya korban yang jatuh dan dimana lokasi persis benda diduga meteorit itu jatuh AMroni belum mau menjelaskan.

"Kita belum tahu persis petugas masih di TKP," pungkasnya.
 
 
0

Special : Interview Bersama PT.PAL dengan tema KCR-60

Berita Armabar

Berikut Interviewnya :

KCR 60 M PT PAL

1. Apa kelebihan KCR-60 dibanding FPB-57 Nav V yang sebelumnya diproduksi PT.PAL? Dan apa pula kelebihan KCR-60 dibanding kapal sejenis dari luar negeri?

Kelebihan KCR-60 dibanding FPB 57, adalah sbb:

  • KCR-60 M dirancang dan dibangun secara mandiri oleh insan PT PAL berdasarkan dari pengalaman dalam membangun 12 unit kapal FPB 57 yang dirancang oleh Lurssen Jerman yang masih mengikat melalui design royalti, untuk itu PT PAL berusaha mengembangkan desain FPB 57 menjadi 60 m dengan tujuan kemandirian dibidang desain dan produksi tanpa royalti, pada tahun 2002 PT PAL juga pernah mengajukan proposal teknis Kapal Patroli Cepat Nasional 60 m (KPCN 60) ke TNI-AL. 
  • KCR 60 M mempunyai dimensi ukuran kapal lebih panjang dan lebih lebar, dengan displasemen yang lebih besar sehingga payload kapal lebih besar, mempunyai sarat kapal lebih rendah sehingga badan kapal yang tercelup air lebih sedikit dapat mengurangi tahanan kapal. 
  • KCR 60 M mempunyai daya mesin utama yang terpasang lebih kecil 27 %, sehingga akan mengurangi berat kapal dan mengurangi biaya operasional karena konsumsi bahan bakar lebih sedikit. 
  • KCR 60 M mempunyai bentuk superstructure yang lebih ergonomis yang mengacu ke desain Stealth.

Kelebihan 

KCR-60 dibanding kapal sejenis dari luar negeri, sbb:

Untuk perancangan kapal baru sekelas KCR 60 M masing-masing galangan diluar negeri mempunyai keunggulan dan karakteristik perancangan sendiri berdasarkan pengalaman dan kebutuhan dari user dalam operasional. Karena KCR 60 M adalah jenis kapal perang yang harus dijaga kerahasiaannya sehingga sangat wajar bila dirancang dan dibangun oleh Industri Pertahanan Nasional, disamping itu kebutuhan dan kehidupan dilaut dari crew kapal akan lebih dipahami oleh desainer nasional dalam menterjemahkan tata letak dari perancangan umum desain kapal tersebut, dengan pertimbangan tersebut sehingga dalam mendukung pengadaan Alutsista diperlukan kemandirian nasional.

2. Berapa lama proses perancangan dari KCR-60 ini? Dan apa keunggulan dari rancangan tersebut?

Bentuk KCR 60 dirancang dan didisain oleh tim desain PT PAL dimana beberapa diantaranya adalah desainer-desainer muda yang mempunyai ide kreatif yang masih segar. Melalui software untuk desain kapal yang diakui di dunia perkapalan, stabilitas KCR 60 diperhitungkan dari segala kondisi muatan sesuai dengan kriteria stabilitas yang dikeluarkan oleh IMO.

Kajian seakeeping
KCR 60 juga diperhitungkan secara detail terutama dari segi kenyamanan personil sampai dengan kemampuan beroperasi peralatan system persenjataan yang nantinya terpasang di dalam kapal pada saat kondis kapal operasi patrol.

Proses perancangan KCR 60 M yaitu perancangan : pada tahap Basic Design termasuk proses pengujian di Laboratorium Hidrodinamika Indonesia – BPPT (LHI – BPPT) di Surabaya, tahap Key Plan termasuk approval gambar ke Biro klasifikasi, tahap Yard Plan, kemudian tahap Production Drawing, sehingga total ± 10 bulan. Melalui diskusi yang terus menerus antara desainer PAL dengan LHI BPPT dan pabrikan mesin dan propeller, maka keunggulan dari rancangan KCR 60 m yang dirasakan adalah telah didapat dari perhitungan di software dan pengujian model di laboratorium hidrodinamika kapal tersebut dapat mampu mencapai kecepatan yang diinginkan sesuai dengan power mesin yang terpasang dan kapal mempunyai performance baik dapat bertahan sampai tinggi gelombang signifikan 2 m (termasuk di dalam kriteria sea state 4).

3. Boleh minta dijelaskan spesifikasi umum dari KCR-60?

Ukuran utama KCR 60, sebagai berikut:
Panjang keseluruhan : ± 59.80 m,
Lebar : ± 8.10 m,
Tinggi pada tengah kapal : ± 4.85 m,
Sarat muatan penuh : ± 2.60 m
Kecepatan maksimum : ± 28 knot.
Ketahanan dilaut : ± 9 hari
Daya jelajah : ± 2400 Nm
Crew : 43 orang

4. Seperti pernah bapak jelaskan untuk KCR-60 ini, PT. PAL membuat platform saja dulu. untuk systemnya nanti akan ditentukan kemudian. nah, menurut bapak sendiri, kira2 system dan persenjataan sebaiknya dari mana? Apakah kembali menggunakan Thales?

Ilustrasi KR 60 M PAL (gambar incoherrent)

Kapal KCR 60 ini didesain sudah mempertimbangkan peralatan system persenjataannya / combat system (payload) yang akan dipasang, yaitu pertimbangan berat, ruangan/space, power supply, dll. Untuk pemilihan maker/type peralatan system persenjataannya akan bergantung pada user karena peralatan system persenjataannya tersebut merupakan peralatan strategis TNI-AL.
Sumber dipostkan oleh Audrey
0

Parlemen Yang Sombong

Berita Armabar

Berikut berita Perilaku Negara yang mengaku peduli HAM tapi kenyataannya parlemennya berprilaku seperti negara yang tidak punya etika ... memalukan.!!! 
Prilaku ini patut dicatat untuk berhubungan kedepannya dengan negara yang melecehkan bangsa lain.

 Ketua Fraksi PvdA Tolak Temui Dubes RI

Halaman muka harian dengan oplah terbesar di Belanda, De Telegraaf, Rabu 20 Juni 2012, dengan huruf cukup besar memberitakan penolakan pemimpin partai Buruh, PvdA, Diederik Samsom, untuk menerima kunjungan Duta Besar Berkuasa Penuh Republik Indonesia, Retno Marsudi.

'Samsom onbeschoft tegen ambassadrice' tulis harian pagi yang terbit di Amsterdam ini. Artinya kira-kira, Samsom bersikap kasar terhadap ibu dubes. Dalam lingkungan diplomatik, penolakan seperti itu dianggap sebagai penghinaan. Demikian De Telegraaf.

 Tidak tersinggung

Dubes Indonesia
Walaupun demikian, menurut koran ini sikap Dubes RI tetap kalem. Pada De Telegraaf Retno Marsudi menjelaskan, saat ini agenda kegiatan Diederik Samsom sangat padat. "Saya bisa menunggu. Dan saya tidak cepat tersinggung," katanya.

De Telegraaf mengaitkan hasrat bertemu sang ibu dubes ini dengan sikap PvdA di parlemen, de Tweede Kamer, mengenai penjualan 80 buah tank bekas jenis Leopard ke Indonesia. Dan Kamis 21 Juni 2012, parlemen akan menggelar debat mengenai keputusan kabinet untuk menjual tank bekas tersebut.

Sejauh ini mayoritas suara di parlemen, termasuk PvdA, menentang rencana penjualan. Dengan alasan buruknya situasi hak azasi manusia.

Menurut Dubes RI alasan tersebut 'ongelooflijk'. Tidak masuk akal. Pelanggaran HAM mana yang mereka maksudkan? Kami saat ini negara demokrasi terbesar nomor tiga di dunia. Politisi yang menentang rencana jual beli ini harus mencopot kacamata usang mereka. "Lihatlah Indonesia dengan kacamata baru," demikian kutip De Telegraaf.

 Negara besar ?

Beberapa waktu lalu, Dubes RI memang telah sempat bertemu dengan beberapa politisi PvdA. Namun, hasratnya untuk bertemu dengan ketua fraksi, ternyata belum bisa terwujud.

Sementara itu, melalui jejaring Twitter, Diederik Samsom langsung menanggapi pemberitaan De Telegraaf ini. Ia menyatakan, beberapa pekan lalu, Dubes RI telah diterima oleh Frans Timmermans, juru bicara urusan Hubungan Luar Negeri fraksi PvdA di de Tweede Kamer.

Selanjutnya Diederik Samsom menambahkan bahwa dalam partainya sudah menjadi kebiasaan, ketua fraksi hanya menerima dubes negara besar, seperti misalnya dubes negara besar Eropa atau Amerika Serikat. Dubes negara lainnya cukup diterima oleh jubir urusan hubungan luar negeri.

 Tank bekas

Leopard Jerman lebih bermutu
Mengenai rencana penjualan tank bekas ini De Telegraaf menyajikan pemberitaan lebih lanjut di halaman dalam. Antara lain sikap Departemen Pertahanan Belanda yang sangat mengharapkan agar transaksi ini jadi. Karena ini menyangkut penjualan senilai 200 juta euro. Di tengah gelombang penghematan anggaran sekarang ini, nilai penjualan sebesar itu akan sangat berarti bagi departemen ini.

Kalangan bisnis juga gencar melancarkan desakan pada politisi agar transaksi ini jadi. Misalnya galangan kapal Damen Naval Shipbuilding. Beberapa hari lalu, perusahaan ini menanda-tangani kontrak penjualan dua buah kapal fregat bagi Indonesia. Senilai 350 juta euro.

Direktur galangan kapal mengkhawatirkan dampak penolakan bagi kelangsungan hidup bisnis mereka dengan Indonesia. Dengan demikian, perusahaan ini mengirim surat himbauan pada berbagai fraksi di parlemen, agar jangan membuat keputusan yang menyinggung perasaan pihak Indonesia.

 KBRI Den Haag

Radio Nederland Wereldomroep telah menghubungi KBRI Den Haag untuk mengkonfirmasi pemberitaan De Telegraaf dan bagaimana tanggapan perwakilan Indonesia mengenai kasus ini. Namun, hingga saat tulisan ini diterbitkan, tidak ada pejabat yang merasa berwenang untuk memberi tanggapan.
sumber RNW (Radio Nerdeland)

... Tanpa Mereka kita bisa lebih maju darinya ...