JAKARTA--MICOM: BPPT merekomendasikan penggunaan material logam pada tabung gas diganti dengan memakai bahan dari komposit. Tujuannya untuk mencegah terjadinya ledakan tabung gas.
Rekomendasi itu berdasarkan hasil audit investigasi terhadap sistem tabung gas yang seringkali bocor. Umumnya sumber kebocoran terjadi di sistem katup/valve pada tabung, akibat kurang sempurnanya proses pabrikasi.
Selain itu dari hasil audit menunjukkan bahwa desain regulator memiliki kelemahan akibat sistem penguncinya. Di sisi lain kualitas karet seal katup yang tidak memenuhi standar, yang menyebabkan kebocoran gas dan berdampak pada ledakan gas. Kebocoran juga terjadi akibat kurang sempurnanya pengelasan tabung saat pabrikasi.
''Atas dasar itulah, salah satu kemajuan teknologi yang ada dengan pemanfaatan komposit sebagai pengganti material logam,'' kata Deputi Kepala BPPT Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi, Tatang A Taufik dalam acara seminar produk berbasis material komposit, di BPPT, Rabu (19/1).
Dia menambahkan material komposit merupakan campuran makroskopik dari serat dan matriks. Serat yang digunakan yaitu serat kaca (glass fibre), yang berfungsi memberikan kekuatan tarik, sifatnya ringan dan kuat. Sedangkan bahan matriksnya menggunakan plastik thermosetting yang disebut resin.
Wujud resin ini cair tetapi mengeras. Resin akan menjadi rigid bila dipanaskan, serta memiliki ketahanan terhadap serangan zat kimia ketika berada di lingkungan ekstrem.
''Keunggulan material komposit memiliki kekuatan yang dapat diatur, tahan korosi, dan memiliki rasio kekuatan terhadap berat jenis yang tinggi,'' imbuh Direktur Pusat Audit Teknologi BPPT Arya Rezavidi.
Reza menambahkan, material komposit sangat cocok sebagai pengganti material baja yang digunakan pada tabung gas di Indonesia. Alasannya bila tabung terkena temperatur ekstrem, tidak akan meledak. ''Perlahan-lahan gas ke luar, kemudian tabung berbahan komposit akan meleleh dan hancur,'' ujarnya.
Proses manufaktur material komposit ini memang lebih efisien. Hanya saja material mentahnya masih terlalu mahal. Dari perhitungannya diperlukan investasi senilai US$30 juta untuk membangun manufaktur yang menghasilkan 2 juta tabung per tahunnya. (OL-12)
• MediaIndonesia
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment