Monday, 17 January 2011

Batan Kembangkan Benih Unggul Pandanputri

JAKARTA--MICOM: Badan Tenaga Atom Nasional telah berhasil mengembangkan benih unggul Pandanputri yang merupakan keturunan varietas Pandanwangi.

Kepala Badan Tenaga Atom Nasional (Batan) Hudi Hastowo dalam Raker dengan Komisi VII DPR RI di Gedung DPR/MPR Jakarta, Senin (17/1) menjelaskan, varietas baru itu murni bersumber dari bibit lokal Pandanwangi.

Dia optimistis Pandanputri sebagai benih unggul akan digemari petani karena berumur lebih pendek, yaitu 115 hari dibanding Pandanwangi yang lebih lama, yaitu 5-6 bulan.

Data yang diperoleh Antara menyebutkan, varietas Pandanwangi yang merupakan padi varitas lokal unggulan dari Kabupaten Cianjur, Jawa Barat terancam punah. Luas tanam padi jenis itu, semakin hari semakin susut sehingga produksinya menurun.

Petani juga mulai kesulitan mendapatkan bibit dan beras Pandangwangi tersebut. Kalaupun ada, khusus beras Pandanwangi, masyarakat harus waspada karena mungkin saja itu Pandanwangi palsu.

Menyusutnya produksi padi Pandanwangi, antara lain karena banyak lahan persawahan yang beralih fungsi, masa panen yang relatif lama (enam bulan), biaya pengolahan mahal. Untuk sehektar sawah diperlukan biaya operasional sejak pembelian bibit, pupuk, ongkos buruh tani sampai panen bisa mencapai Rp10 juta.

Padahal padi varietas biasa hanya memerlukan biaya sekitar Rp4 juta dan jumlah produksi Pandangwangi setiap panen hanya 4 sampai 6 ton. Sedangkan harga jual GKG (Gabah Kering Giling) di tingkat petani saat ini hanya Rp6.000 per kg. Jika sudah jadi beras, harga ke konsumen mencapai Rp10.000 sampai Rp11.000 per kg.

Data dari Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur menyebutkan, luas areal persawahan dan produksi padi varietas Pandanwangi akhir-akhir ini menurun. Luas areal sawah yang masih sering ditanami padi varietas Pandanwangi hanya mencapai 150 hektare yang tersebar di lima kecamatan, yaitu Warungkondang, Cianjur, Gekbrong, Cilaku dan Cugenang. Sebelumnya, yaitu
sekitar tahun 1970 sampai 1990, luas areal sawah yang ditanami Pandanwangi bisa mencapai 11.400 hektare lebih.

Pada umumnya, penyusutan itu terjadi erat kaitannya dengan masalah kebutuhan ekonomi. Buruh tani dan bahkan para pemilik sawah banyak yang enggan menanami sawahnya dengan Pandanwangi tersebut.

Selain itu, tidak semua areal persawahan yang ada di Cianjur yang mencapai sekitar 65.736 hektare bisa ditanami padi jenis lokal seperti Pandawangi. (Ant/OL-9)


MediaIndonesia

0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...