Warga Desa Kalapa Gunung dibuat geger dengan adanya seekor macan tutul yang turun gunung dan masuk ke perumahan warga Desa setempat, Selasa (16/10/2012). Saat ini, macan tutul ini masih terperangkap di halaman belakang rumah salah seorang warga. Polisi pun masih berupaya melumpuhkan sang macan.
Berdasarkan informasi Kuningan News dilapangan menyebutkan, sekira pukul 06.00 WIB, macan tutul ini ditemukan pertamakalinya oleh salah seorang anak warga Desa Kalapa Gunung. Karena ketakutan, Ia langsung berteriak sehingga memicu perhatian warga lain.
"Awalnya sih macan itu sedang duduk-duduk di dekat rumah warga. Ketika kami mengepungnya, macan itu loncat ke atas rumah. Kemudian terperangkap ke rumah milik bu Rukiah," kata Jejen salah seorang warga kepada Kuningan News di lokasi.
Hingga berita ini diturunkan, aparat masih berusaha melumpuhkan macan ini. Ratusan warga yang penasaran pun masih berkumpul diluar rumah Rukiah, menunggu hingga macan dilumpuhkan.(dan)
Berdasarkan informasi Kuningan News dilapangan menyebutkan, sekira pukul 06.00 WIB, macan tutul ini ditemukan pertamakalinya oleh salah seorang anak warga Desa Kalapa Gunung. Karena ketakutan, Ia langsung berteriak sehingga memicu perhatian warga lain.
"Awalnya sih macan itu sedang duduk-duduk di dekat rumah warga. Ketika kami mengepungnya, macan itu loncat ke atas rumah. Kemudian terperangkap ke rumah milik bu Rukiah," kata Jejen salah seorang warga kepada Kuningan News di lokasi.
Hingga berita ini diturunkan, aparat masih berusaha melumpuhkan macan ini. Ratusan warga yang penasaran pun masih berkumpul diluar rumah Rukiah, menunggu hingga macan dilumpuhkan.(dan)
Macan Tutul Berhasil Dilumpukan
Hampir selama 7 jam sejak terperangkap di kandang ayam milik warga Desa Kalapagunung, Kecamatan Kramatmulya, seekor macan tutul yang diduga berasal dari hutan kawasan Gunung Ciremai akhirnya berhasil ditangkap petugas, Selasa (16/10/2012) siang pukul 13.00 WIB.
Dengan peralatan suntik bius, petugas yang didatangkan dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Jawa Barat, dibantu aparat kepolisian berhasil mengeluarkan macan tutul tersebut dari kandang ayam dan dimasukan ke dalam kerangkeng untuk kemudian dibawa ke Mapolres Kuningan.
Kepala Bidang KSDA Wilayah III Jawa Barat, Drs Rajendra Supriadi kepada puluhan wartawan mengatakan, pihaknya akan membawa satwa liar tersebut ke balai konservasi satwa di Garut. Hal itu penting dilakukan mengingat keberadaan satwa jenis macan tutul ini dilindungi undang-undang.
“Kita lihat saja nanti apakah akan dikembalikan lagi ke hutan atau seperti apa. Yang jelas satwa ini dilindungi dan akan menjalani rehabilitasi di balai konservasi satwa yang ada di Garut,” kata Rajendra.
Diungkapkannya, baru kali ini pihaknya mengetahui jika ada satwa berjenis macan tutul masuk pemukiman warga di wilayah perkotaan, sehingga dirinya pun sedikit curiga jika satwa tersebut merupakan hewan peliharaan.
“Sudah banyak kami menangkap satwa dalam keadaan mati yang lari dari hutan dan berada di wilayah pemukiman warga. Tapi biasanya pemukiman warganya juga berada di wilayah dekat kaki gunung. Kalau disini (Desa Kalapagunung, red) kan di kota. Tapi saya belum bisa menyimpulkan karena itu bukan kewenangan kami, ada petugas Gunung Ciremai disini,” ungkap Rajendra. (muh)
@ Kuningannews
Dengan peralatan suntik bius, petugas yang didatangkan dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Jawa Barat, dibantu aparat kepolisian berhasil mengeluarkan macan tutul tersebut dari kandang ayam dan dimasukan ke dalam kerangkeng untuk kemudian dibawa ke Mapolres Kuningan.
Kepala Bidang KSDA Wilayah III Jawa Barat, Drs Rajendra Supriadi kepada puluhan wartawan mengatakan, pihaknya akan membawa satwa liar tersebut ke balai konservasi satwa di Garut. Hal itu penting dilakukan mengingat keberadaan satwa jenis macan tutul ini dilindungi undang-undang.
“Kita lihat saja nanti apakah akan dikembalikan lagi ke hutan atau seperti apa. Yang jelas satwa ini dilindungi dan akan menjalani rehabilitasi di balai konservasi satwa yang ada di Garut,” kata Rajendra.
Diungkapkannya, baru kali ini pihaknya mengetahui jika ada satwa berjenis macan tutul masuk pemukiman warga di wilayah perkotaan, sehingga dirinya pun sedikit curiga jika satwa tersebut merupakan hewan peliharaan.
“Sudah banyak kami menangkap satwa dalam keadaan mati yang lari dari hutan dan berada di wilayah pemukiman warga. Tapi biasanya pemukiman warganya juga berada di wilayah dekat kaki gunung. Kalau disini (Desa Kalapagunung, red) kan di kota. Tapi saya belum bisa menyimpulkan karena itu bukan kewenangan kami, ada petugas Gunung Ciremai disini,” ungkap Rajendra. (muh)
@ Kuningannews
0 comments:
Post a Comment