Proyeksi Penjualan
Jakarta - PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) membidik omzet hingga akhir tahun melampaui angka 50 triliun rupiah guna mempertahankan pangsa pasarnya di industri seluler Tanah Air. Anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk ini tetap optimistis meskipun belum terlepas dari putusan pailit yang melilitnya.
"Kami optimistis omzet bisa di atas 50 triliun rupiah hingga akhir tahun nanti. Angka pastinya belum bisa diungkap," kata Direktur Utama Telkomsel, Alex J Sinaga, saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI di Jakarta, Kamis (18/10). Diungkapkannya, secara kinerja, operasional perseroan sangat positif sejak kuartal III-2012.
Misalnya, pertumbuhan tambahan pelanggan baru 43 persen atau 14,46 juta pelanggan, dibanding periode yang sama tahun 2011. Tambahan pelanggan yang didapatnya itu melampaui perolehan selama 2011 sebesar 11 persen. "Hal ini menjadikan jumlah pelanggan Telkomsel tercatat 121 juta nomor dengan pertumbuhan year-on-year mencapai 17 persen. Lebih mengembirakan lagi, sekitar 51 juta di antaranya merupakan pelanggan layanan data," jelas dia.
Diungkapkannya, tumbuhnya pelanggan tak bisa dilepaskan dari pembangunan jaringan yang agresif dengan bertambahnya 8.383 BTS baru hingga September 2012, yang hampir separonya, yaitu 3.907, merupakan BTS 3G (Node B). "Pembangunan Node B meningkat tajam selama kuartal ketiga 2012 dengan pertumbuhan 125 persen terhadap kuartal kedua 2012. Pembangunan BTS terbesar terjadi pada bulan Juli 2012 dengan jumlah 1.357 BTS. Tiap bulan rata-rata selama triwulan tiga ada 1.250 BTS per bulan," ungkap dia.
Kontribusi
Lebih lanjut, diungkapkan Alex, Telkomsel sejak lima tahun lalu selalu memiliki laba bersih di kisaran 12,6 triliun rupiah dengan kontribusi ke negara berupa pajak, nonpajak, dan dividen sekitar 16 triliun rupiah dalam kurun waktu 7 tahun setiap tahunnya. Sedangkan kontribusi ke induk usaha sekitar 70 persen dari total omzet.
Direktur Compliance and Risk Management Telkom, Ririek Adriansyah, mengungkapkan Telkom pada tahun ini menargetkan bisa menaikkan kontribusi ke negara berupa pajak, dividen, biaya hak penyelenggaraan (BHP), dan sumbangan universal service obligation (USO) dari 19 triliun rupiah pada 2011 menjadi 21 triliun rupiah.
Sebelumnya, Direktur Utama Telkom, Arief Yahya, kala menanggapi kinerja perseroan sepanjang semester I-2012 menyatakan pencapaian kinerja yang bagus pada tahun ini tak bisa dilepaskan dari mulai membaiknya performa anak usaha di bidang seluler, Telkomsel, yang omzetnya mampu tumbuh 9,5 persen selama semester I-2012. dni/E-11
"Kami optimistis omzet bisa di atas 50 triliun rupiah hingga akhir tahun nanti. Angka pastinya belum bisa diungkap," kata Direktur Utama Telkomsel, Alex J Sinaga, saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI di Jakarta, Kamis (18/10). Diungkapkannya, secara kinerja, operasional perseroan sangat positif sejak kuartal III-2012.
Misalnya, pertumbuhan tambahan pelanggan baru 43 persen atau 14,46 juta pelanggan, dibanding periode yang sama tahun 2011. Tambahan pelanggan yang didapatnya itu melampaui perolehan selama 2011 sebesar 11 persen. "Hal ini menjadikan jumlah pelanggan Telkomsel tercatat 121 juta nomor dengan pertumbuhan year-on-year mencapai 17 persen. Lebih mengembirakan lagi, sekitar 51 juta di antaranya merupakan pelanggan layanan data," jelas dia.
Diungkapkannya, tumbuhnya pelanggan tak bisa dilepaskan dari pembangunan jaringan yang agresif dengan bertambahnya 8.383 BTS baru hingga September 2012, yang hampir separonya, yaitu 3.907, merupakan BTS 3G (Node B). "Pembangunan Node B meningkat tajam selama kuartal ketiga 2012 dengan pertumbuhan 125 persen terhadap kuartal kedua 2012. Pembangunan BTS terbesar terjadi pada bulan Juli 2012 dengan jumlah 1.357 BTS. Tiap bulan rata-rata selama triwulan tiga ada 1.250 BTS per bulan," ungkap dia.
Kontribusi
Lebih lanjut, diungkapkan Alex, Telkomsel sejak lima tahun lalu selalu memiliki laba bersih di kisaran 12,6 triliun rupiah dengan kontribusi ke negara berupa pajak, nonpajak, dan dividen sekitar 16 triliun rupiah dalam kurun waktu 7 tahun setiap tahunnya. Sedangkan kontribusi ke induk usaha sekitar 70 persen dari total omzet.
Direktur Compliance and Risk Management Telkom, Ririek Adriansyah, mengungkapkan Telkom pada tahun ini menargetkan bisa menaikkan kontribusi ke negara berupa pajak, dividen, biaya hak penyelenggaraan (BHP), dan sumbangan universal service obligation (USO) dari 19 triliun rupiah pada 2011 menjadi 21 triliun rupiah.
Sebelumnya, Direktur Utama Telkom, Arief Yahya, kala menanggapi kinerja perseroan sepanjang semester I-2012 menyatakan pencapaian kinerja yang bagus pada tahun ini tak bisa dilepaskan dari mulai membaiknya performa anak usaha di bidang seluler, Telkomsel, yang omzetnya mampu tumbuh 9,5 persen selama semester I-2012. dni/E-11
0 comments:
Post a Comment