Petugas berencana memperbaiki alat tersebut namun ombak besar akibat cuaca buruk membuat proses perbaikan menjadi terkendala.
“Untuk jumlah gempa hari ini belum bisa dipastikan karena alatnya masih bermasalah. Kami belum tahu kerusakan disebabkan oleh apa. Kami akan segera memperbaikinya,” kata Kepala Pos GAK Pasauran, Anton S Tripambudi dihubungi Pos Kota, Rabu (26/1).
Saat ini kendala yang dihadapi pihaknya yakni ombak besar sehingga menyulitkan petugas untuk melakukan perjalanan. ”Ombak besar membuat kami khawatir kapal yang ditumpangi menjadi masalah. Oleh karena itu kami akan melihat cuaca. Jika bagus kami akan langsung ke sana dan memperbaiki,” imbuhnya.
Diprediksi kerusakan alat pengukur gempa ini bisa karena tertimbun debu Gunung GAK, atau faktor lainnya. Untuk memastikan pihaknya akan membawa tim ahli untuk memperbaiki alat tersebut. “Kami sudah koordinasi dengan tim ahli, tinggal tunggu cuaca bagus langsung berangkat,” tegasnya.
Dikatakan Anton, perkembangan GAK sendiri hingga saat ini masih berstatus waspada. Bagi warga dilarang melakukan aktivitas dalam radius 2 km dari gunung teraktif yang berlokasi di Selat Sunda itu. Sebab khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan seperti ada lava pijar, gempa tektonik atau lainnya. “Siapapun dilarang mendekat pada pada radius 2 km,” pesannya.
Untuk ketinggian asap Gunung GAK sendiri, Anton menuturkan tinggi asap kisaran 750 meter hingga 5 km. Asap bertiup menuju arah selatan. “Kalau arah asap biasanya bisa berubah-ubah tergantung angin yang bertiup. Asapnya biasa saja,” tutupnya. (haryono/dms)
• Poskota
0 comments:
Post a Comment