Dulu hanya dikenal satu spesies macan dahan di dunia.
Macan dahan Sumatera (Neofelis diardi diardi) ditemukan di Aceh (Antara)
VIVAnews - Macan atau harimau dahan yang hidup di Sumatera dan Kalimantan dipastikan merupakan spesies kucing tersendiri dengan nama latin Neofelis diardi. Macan dahan ini ditemukan terpisah 1,5 juta tahun dengan nenek moyang bersama spesies macan dahan daratan China (Neofelis nebulosa).
Dugaan macan dahan Sumatera ini spesies berbeda dimulai melalui riset genetik yang dilansir Andrew C. Kitchener, Mark A. Beaumont, dan Douglas Richardson pada Desember 2006. Keduanya menemukan perbedaan yang signifikan antara macan dahan di Sumatera dan Kalimantan ini dengan yang hidup di daratan China.
Selain perbedaan genetik, pola motif macan dahan Sumatera dan Kalimantan ini lebih kecil dan gelap. Namun hasil penelitian ini masih ditelusuri lebih jauh.
Kemudian, pada Sabtu 22 Januari 2010, BBC melansir sebuah tim ilmuwan yang bekerja di Hutan Lindung Dermakot di Malaysia mengeluarkan sebuah video rekaman kucing ini di alam liar. Tim dipimpin Andreas Wilting dari Institut Leibniz Institute untuk Riset Hewan dan Alam Liar di Berlin, Jerman, ini menangkap gambar macan dahan berjalan di sebuah jalan.
Gambar ini diharapkan menambah sampel 15 macan dahan Kalimantan dan 16 macan dahan Sumatera, untuk dipelajari molekul dan genetik asalnya.
"Meski kami mengira macan dahan Kalimantan dan Sumatera telah terpisah sejak zaman es terakhir, belum diketahui apakah isolasi ini telah menyebabkan mereka terpisah menjadi dua subspesies," kata Wilting.
Namun analisis tim memastikan keduanya berbeda penampilan sehingga disebut subspesies Neofelis diardi borneensis untuk yang hidup di Kalimantan dan Neofelis diardi diardi untuk yang hidup di Sumatera.
Keduanya sama-sama memiliki pola kulit yang sama, namun memiliki sedikit perbedaan morfologi pada tengkorak dan gigi. Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Filogenetik Molekular dan Evolusi.
"Sejauh ini kami hanya berspekulasi mengenai penyebab evolusi macan dahan," kata anggota tim, Joerns Fickel. Penyebabnya diduga adalah letusan gunung Toba sekitar 75 ribu tahun yang lalu yang menyapu habis macan-macan dahan yang ada. Satu grup bertahan di China dan satu lagi di Kalimantan. Tipe kedua ini kemudian terpisah jadi kedua, ketika sebuah kelompok berpindah ke Sumatera di zaman es. Tapi pada saat es mencair mereka terpisah total.
Keberadaan macan dahan ini sekarang terancam punah sehingga masuk dalam kategori hewan langka yang dilindungi dunia. Habitatnya sendiri terancam, karena hutan Kalimantan dan Sumatera termasuk dalam daftar laju deforestasi yang tinggi.
• VIVAnews
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment