circle crop. foto: all download.com
TEMPO Interaktif, Bandung - Crop circle atau pola geometris dan simetris seperti di Sleman kemungkinan akan muncul di daerah lain di Indonesia. Kebiasaan itu kerap terjadi di beberapa negara lain.
Menurut salah satu pendiri komunitas Benda Terbang Aneh (BETA) UFO (Unidentified Flying Object) Nur Agustinus, sejak diketahui kemunculannya di Inggris pada 1970-an, pola geometris dan simetris di area pertanian itu biasanya merebak di suatu negara. Tempat dan motif pola bentuknya pun berbeda-beda."Mungkin akan muncul juga di daerah lain di Indonesia," katanya saat dihubungi, Senin (24/1).
Selama ini, anggota komunitas itu beranggapan karya makhluk luar angkasa dengan kendaraan UFO itu hanya di ladang atau lahan pertanian tertentu. "Ternyata sawah juga bisa dibuat crop circle," ujarnya.
Merujuk hasil rekaman video di Inggris pada 1989, ia menduga crop circle dibuat dengan cara yang sama oleh alien atau makhluk luar angkasa.
Saat itu dua bola putih yang diyakini sebagai UFO tampak terbang di angkasa. Di atas ladang gandum, dua benda itu melayang beriringan setinggi kira-kira 50 meter. "Di bawahnya kemudian terbentuk lingkaran-lingkaran tapi tidak sekaligus," kata peminat UFO berusia 45 tahun itu.
Dalam rekaman itu tidak terlihat sorot sinar dari benda ke ladang gandum. Ia menduga crop circle itu dibuat dengan pancaran microwave bersuhu kurang dari 100 derajat Celsius. Akibatnya tidak ada benda yang terbakar, namun mampu menekuk tanpa patah batang-batang gandum. "Di Sleman mungkin begitu juga. Sayang anggota kami belum bisa masuk ke lokasi," katanya.
Pemantauan dari dekat itu diperlukan untuk memastikan kemiripan ciri itu dengan batang padi di Sleman, apakah hanya tertekuk melengkung atau ada yang patah. Juga untuk mengetahui apakah ada serangga atau satwa lain yang mati. "Di lokasi crop circle di luar negeri, tidak ada laporan hewan yang mati," katanya. [ANWAR SISWADI]
• TEMPOInteraktif
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment