REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Badan Geologi akan mengambil alih kembali pemantauan air bawah tanah di DKI Jakarta serta kota-kota besar lainnya di Indonesia. Selain melakukan pemantauan kondisi dan volume air tanah itu, Badan Geologi juga akan mengembangkan sistem dan teknologi penyuntikan air untuk mengganti air bawah tanah yang dieksploitasi.
"Eksploitasi air bawah tanah di Jakarta sudah sangat ekstrem dan penurunan permukaan tanah sangat potensial terjadi. Bila dibiarkan tanpa ada upaya recharge air ke dalam tanah jelas ini bisa menjadi masalah di masa depan," kata Sekretaris Badan Geologi Yun Yunus Kusumabrata di sela-sela workshop Georisk di Bandung, Selasa.
Pada kesempatan itu, Sekretaris Badan Geologi juga mengimbau warga dan juga pengembang perumahan dan bangunan di kota itu untuk memaksimalkan sistem penyuntikan air untuk membantu mempertahankan air bawah tanah, termasuk pula melengkapi dengan sumur resapan.
"Di Indonesia, Jakarta yang paling parah eksploitasi air tanahnya, disusul Bandung dan Semarang. Eksploitasi sebagian besar oleh industri," kata Yun Yunus.
Sementara itu di Jawa Barat, kawasan industri Majalaya, Dayeuhkolot dan Leuwigajah menjadi kawasan paling parah ekspliotasi air tanahnya, bahkan diindikasikan memicu penurunan permukaan tanah di kawasan itu.
• Republika
Tuesday, 25 January 2011
Teknologi Penyuntikan Air akan Dimanfaatkan untuk Gantikan Air Tanah yang Hilang
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment