Pria yang akrab disapa Bayu ini menjelaskan pada INILAH.COM terdapat beberapa hal yang ditemukan saat penyelidikan di lokasi membuatnya menyimpulkan bahwa CC itu asli. Pertama, batang padi yang ada disana tak ada yang patah, “Jadi Cuma roboh seperti ditidurkan”.
Menariknya, pada dalam waktu sehari batang padi itu sudah mulai berdiri tegak kembali. Jika itu merupakan rekayasa yang biasanya karena injakan maka batang biasanya akan patah. Kedua, setelah melakukan pengamatan, tak ada jejak mesin, manusia atau hewan.
Ketiga, robohnya batang padi tersebut searah jarum jam. Meski ciri lain seperti panas atau gelombang elektromagnetik tak terlalu terlihat, karakteristik fisik yang ada menunjukkan bahwa batang itu tak patah, hanya dirobohkan hingga bengkok.
Secara sekilas tak ada gangguan elektromagnetik, radiasi pun belum bisa diperiksa, katanya. Namun, Bayu menyatakan bahwa jika lembaga penelitian serius mau berpartisipasi dan mengeceknya pada level mikroskopik, maka keabsahan bisa lebih kuat.
Pada CC asli biasanya tanaman mengalami perubahan, misalnya sendi-sendinya membengkak dan tak patah. Kemudian, batang yang tadinya lurus akan berbelok dengan sempurna. “Sayangnya, hal ini tak bisa diamati karena sudah diamankan polisi”.
0 comments:
Post a Comment