TEMPO Interaktif, Yogyakarta – Serabut kelapa bagi sebagian orang sering dianggap tidak bermanfaat. Tapi ditangan tiga mahasiswa Jurusan Teknik Mesin dan Industri Universitas Gajah Mada - Ismiati, Annisa Dewi Akbari dan Irfan Anshori- serabut kelapa bisa dimanfatkan sebagai bahan dasar bantal.
Namanya cocopillow yaitu bantal dengan bentuk unik. Bantal ini awet dan tahan lama. Kelebihan lain bantal UGM ini adalah memiliki bau khas kelapa yang memberikan wangi aroma terapi.
Nah, pada akhir Februari lalu cocopilow dinobatkan sebagai jawara lomba make and sell competition di Institut Teknologi Sepuluh . Tim UGM menyisihkan 83 peserta dari bebragai puluhan perguruan tinggi seperti ITS, IPB dan UNY. “Selama ini serabut kelapa tidak dimanfaatkan kecuali dibuat keset,”kata Ismiati pembuat bantal limbah kelapa dalam rilis yang diterima Tempo.
Ismiati menjelaskan ide awal pembuatan cocopillow bermula dari banyaknya sampah serabut kelapa yang dibuang dan dijual murah para penduduk di daerah Kretek, Bantul dan Samigaluh, Kulon Progo.
Selama ini Kabupaten Bantul bisa memproduksi serabut kelapa mencapai 24 ribu ton per tahun, sedangkan di Kulon progo 24 ribu ton per tahun. Potensi ini yang mendorong para mahasiswa berpikir untuk menciptakan produk unggulan baru yang jauh lebih ekonomis.Produk itu ya itu tadi, bantalserabut kelapa.
Cara pembuatan bantal ini cukup sederhana. Irfan menjelaskan serabut kelapa yang sudah dibersihkan dikeringkan selama 3 hari. Kemudian direkat dengan lem. “Baru dibentuk model bantal yang diinginkan,”kata Irfan. Agar mendapatkan aroma kelapa yang wangi bantal kembali dikeringkan.
Bantal ini bisa dijual dengan harga Rp 39 ribu. Namun belum diproduksi secara massal. Menurut Ismiati bantal didesain agar bentuk bantal sesuai dengan lekukan tulang belakang. Sehingga saat digunakan memberikan rasa nyaman dan tidak sakit. “Bentuk bantalnya ada lekukan di tengah, sehingga nyaman saat digunakan,” katanya.[UGM]
• TEMPOInteraktif
0 comments:
Post a Comment