Dusun Gempol, Desa Jumoyo, Salam, Magelang, yang berada di bantaran Kali Putih diterjang banjir lahar dingin Merapi. TEMPO/Arif Wibowo
TEMPO Interaktif, Magelang – Peneliti Geologi asal Jepang Doktor Yoshitada Mito mengatakan peninggian tanggul di setiap belokan sungai aliran lahar dingin gunung Merapi dinilai mampu menjawab ancaman lahar terhadap penduduk bahkan keberadaan Candi Perambanan. "Itu juga bisa mengembalikan alur dan fungsi sungai,"katanya dalam rilis Universitas Gajah Mada kepada Tempo hari ini.
Menurut peneliti Tehnik Bebatuan Universitas Kyoto ini peninggian tanggul bisa dilengkapi dengan pengerukan material lahar dingin di sekitar kali putih. Material lahar yang dikeruk juga, kata Mito, sebaiknya ditumpuk di setiap belokan sungai dengan menambah bongkahan batu agar konstruksi tanggul lebih kuat menahan laju terjangan banjir lahar dingin.
Kepala Desa Jumoyo Sungkono mengatakan pengerukan pasir di kali putih sepenuhnya dilakukan oleh Balai Besar Serayu Opak (BBSO). Dengan menggunakan 7 alat berat, proses pengerukan dilakukan secara terus menerus. “Tapi dua kali bajir dalam seminggu ini saja, kali putih yang sudah dikeruk sudah penuh kembali,” katanya.
Akhir pekan lalu, Peneliti Geologi dari Universitas Gajah Mada dan Kyoto University Jepang melakukan pemetaan aliran lahar dingin gunung Merapierapi yang melewati kali Opak dan Gendol. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar potensi ancaman bahaya lahar dingin terhadap keberadaan kawasan Candi Perambanan. [UGM I Rudy]
• TEMPOInteraktif
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment