Sunday, 13 March 2011

Lahar Dingin Ancam Candi Perambanan

Kompleks candi Prambanan. TEMPO/Arif Wibowo

TEMPO Interaktif, YogyakartaPeneliti Geologi dari Universitas Gajah Mada dan Kyoto University Jepang dua hari lalu melakukan pemetaan aliran lahar dingin merapi yang melewati kali Opak dan Gendol. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar potensi ancaman bahaya lahar dingin terhadap keberadaan kawasan Candi Perambanan.

Para peneliti mencatat endapan lahar berupa pasir dan kerikil masih berada sekitar 6 kilometer dari wilayah candi Perambanan. Sedangkan endapan material yang berada di Sabo dam jabang bayi di Kecamatan Ngakglik lama, berjarak 2 kilometer dari Prambanan, hanya berupa endapan pasir. “Belum membawa bongkahan batu-batu besar,” kata Vulkanolog UGM, Ir. Bambang Widjaja Hariadi dalam rilis yang diterima Tempo Minggu (13/03).

Profesor Dwikorita mengatakan keberadaan pasir yang menumpuk di Sabo dam jabang bayi, merupakan dampak dari aktivitas pengerukan lahar di kali Gendol di daerah Mbronggang. Lahar yang sudah digali tersebut membuka jalan bagi aliran air berikutnya yang membawa pasir. Beruntung, bongkahan batu besar masih tertinggal dan belum terseret ke bawah. “Sampai dan tidaknya bongkahan batu sampai ke areal candi perambanan tergantung kondisi curah hujan,” katanya.

Dari perhitungan Dwikorita, jarak dari belokan kali opak ke kawasan Candi Perambanan sekitar 153 meter. Saat ini tingkat kedalaman sungai mencapai 20 kilometer. “Belokan kali opak ini tetap saja mengancam, karena di kali putih (magelang), limpasan lahar mencapai jarak 500 meter,” ujarnya.

Peneliti Jepang Yoshitada Mito, mengatakan untuk mengetahui ancaman lahar dingin terhadap keberadaan Candi Peramabanan dibutuhkan data kuantitaif dengan mengetahui topografi sungai, volume lahar, kecepatan aliran lahar, dan volume curah hujan. [UGM I Rudy ]


TEMPOInteraktif

0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...