Sunday, 2 December 2012

MOBIL LISTRIK: Jogja Potensial Jadi Pusat Produksi

http://images.solopos.com/2012/12/120642_danetferrari-150x100.jpgDanet Suryatama dan mobil listrik model sport hasil kreasinya. (finance.detik.com)

Jogja - Jogja dinilai potensial menjadi tempat produksi mobil listrik. Pencipta mobil listrik untuk Menteri BUMN Dahlan Iskan, Danet Suryatama berencana memproduksi ratusan mobil listrik di daerah ini dalam waktu mendatang yang bakal berpeluang menyerap tenaga kerja.

Nama Danet Suryatama sempat melambung lantaran diminta menggarap mobil listrik Dahlan Iskan di rumah reparasi mobil Kupu-Kupu Malam di Jalan Kabupaten, Sleman. Bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dikabarkan juga memesan mobil listrik ke Dr lulusan University of Michigan USA itu. Danet berencana memproduksi lebih banyak lagi mobil listrik untuk menguatkan industri mobil dalam negeri. Mulai Januari mendatang ia berencana akan menggarap sekitar 25 unit mobil yang sudah dipesan. Kebanyakan pemesanya kalangan pejabat negara. Penggarapan 25 unit mobil ini dimulai setelah merampungkan pesanan mobil jenis Ferrari milik Dahlan Iskan yang kini tengah tahap uji coba.

“Karena ini mobil pertama uji coba nya harus lama jangan sampai nanti pas dipakai membuat malu karena kerusakan. Sejauh ini tidak ada kendala yang berarti. Paling lambat minggu depan mobil ini sudah dikirim. Sekarang mobilnya dibawa jalan-jalan terus diuji coba, lihat saja kalau ada mobil merah di sekitar Ring Road,” ujar President and Founder Elektrik Car, LLC yang berkedudukan di AS itu, Minggu (2/12/2012) kepada HarianJogja.com.

Setelah 25 unit mobil rampung, Danet berencana akan memproduksi hingga 400 unit mobil listrik. Jogja dinilai sebagai salah satu tempat potensial untuk dijadikan tempat produksi. Karena banyak tenaga terampil di Jogja. Apakah Danet masih bakal bekerjasama dengan Kupu-Kupu Malam, menurutnya masih akan dipikirkan lagi. Namun dipastikan, untuk memproduksi hingga 400 unit mobil, tahap pertama diperlukan sedikitnya tambahan 25 hingga 50 orang tenaga kerja. Khususnya untuk pembuatan bodi mobil dan permax mobil. Tenaga kerja yang ahli di bidang itu banyak terdapat di Jogja.

“Saya rasa bisa menggunakan tenaga kerja di Jogja saja. Karena banyak tenaga kerja terampil di sini. Kalaupun untuk ahli elektrik-nya bisa didatangkan dari luar tapi kalau untuk yang lain tenaga kerja di sini sudah bisa,” tutur Danet.

Untuk proses produksi ke depan, Danet mengakui sangat butuh dukungan pemerintah. Terutama untuk kelancaran arus masuk sebagian bahan baku mobil dari luar negeri. Sebab untuk mesin mobil masih diimpor dari Amerika Serikat. Selama ini aturan masuk dari bea cuka tiap daerah selalu berbeda sehingga memperlama pengiriman barang. “Antara Jakarta dan Surabaya aturan bea cuka-nya beda. Untuk pengiriman mesin saja di sana tertahan satu bulan, belum pembayaran itu ini yang nggak ada aturanya. Kalau industri lokal mau maju, hal-hal seperti ini harus sudah dibenahi,” ungkapnya.

Jika mobil listrik buatan Danet masih butuh impor mesin dari luar, industri sepeda motor lokal MAK di Sleman, Jogja menargetkan bakal menciptakan mesin motor sendiri tanpa harus impor. Pimpinan PT. MAK Buntoro mengatakan, pihaknya menargetkan pada 2014 mesin sepeda motor sudah bisa diproduksi sendiri. Selama ini kebutuhan mesin masih diimpor dari Taiwan. “Kami targetkan mesin diciptakan sendiri. Saat ini 30 persen bahan baku dari luar negeri, 30 persen dari industri lokal di Indonesia dan 40 persen-nya dibuat sendiri oleh MAK,” terang Buntoro belum lama ini. Industri yang sudah menjadi Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) tersebut kini mempekerjakan lebih dari 600 orang tenaga kerja. Penjualan Sepeda motor MAK kebanyakan masih dipasarkan di Sleman.(bhekti@harianjogja.com)


0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...