Pabrik BlackBerry di Penang, Malaysia (Foto: Orienty)
JAKARTA - Langkah pemerintah melalui Menteri Perindustrian MS Hidayat yang berencana mengenakan semacam PPnBM (Pajak Penjualan Barang Mewah) ke produsen BlackBerry (BB), Research In Motion (RIM) dinilai tidak tepat oleh salah satu praktisi ICT Abimanyu Wachjoewidajat.
"Justru langkah itu sangat amat tidak tepat dan hanya merugikan konsumen Indonesia karena harga BB menjadi lebih mahal dibandingkan harga di luar negeri," kata Abimanyu, melalui surat elektronik yang diterima okezone, Kamis (8/9/2011).
Ditambahkan Abah, panggilan akrabnya, kebijakan itu pada akhirnya tidak akan menguntungkan pemerintah karena berhubung lemahnya kontrol dalam pemasokan BB. Sehingga bila cara itu diterapkan maka penjualan black market akan lebih menjamur.
Pajak tinggi yang dibebankan oleh pemerintah kepada RIM secara teknis tidak akan merugikan RIM secara langsung. Pasalnya, menurut Abah, karena secara bisnis semua beban pajak kembali akan dibebankan kepada konsumen.
Ini tentu saja bertentangan dengan kebijakan pemerintah sebelumnya. Sebab Menteri Perindustrian MS Hidayat menjelaskan penambahan PPNBM kepada BlackBerry dimaksudkan untuk meningkatkan investasi di Indonesia, di mana ini menjadi salah satu kendala investasi di Tanah Air.
Seperti diketahui, RIM secara mengejutkan membangun pabriknya di Malaysia. Padahal secara jumlah permintaan antara Malaysia dan Indonesia, jumlah penjualaan BB di Tanah Air justru lebih tinggi ketimbang di negara Jiran tersebut.
"PPnBM akan meningkatkan minat konsumen Indonesia untuk membeli BB Malaysia itu karena sudah menjadi trend sosial masyarakat kita bahwa semakin mahal suatu barang akan semakin diupayakan demi status sosial," tandas Abimanyu. (tyo)
• Okezone
0 comments:
Post a Comment