Wednesday, 7 September 2011

LMD Bawa Teknologi Cloud Computing Hexagrid ke Indonesia

 

LMD Bawa Teknologi Cloud Computing Hexagrid ke Indonesia. Dari kiri ke kanan: Arief R Yulianto (Presiden Direktur Lintas Media Danawa), Suresh Mandava (CEO and Founder Hexagrid), dan Joseph Seibel (CF) & VP Strategic Development)[Robert Adhi Ksp/KOMPAS]

JAKARTA, KOMPAS.com - Lintas Media Danawa (LMD), anak perusahaan Lintasarta, perusahaan ICT terkemuka di Indonesia saat ini, membawa teknologi cloud computing ke Indonesia.

Presiden Direktur Lintas Media Danawa Arief R Yulianto dalam percakapan dengan Kompas di kantor Redaksi Kompas hari Selasa (6/8/2011) sore mengatakan, LMD bermitra dengan Hexagrid, perusahaan global yang mengembangkan cloud computing di seluruh dunia, mulai dari Amerika Serikat, negara-negara di Eropa, India, Jepang, Singapura sampai Indonesia.

"LMD membuat cloud computing service. Di Indonesia, LMD menjadi leader di bidang ini. Kami melayani on demand cloud computing dan private cloud computing. Di Indonesia, baru LMD yang memiliki layanan ini," kata Arief.

Untuk layanan on demand cloud computing, tarifnya Rp 1.000 per jam per 1 GB. Untuk private cloud computing, penggunanya lebih banyak perusahaan.

Sementara itu CEO dan Founder Hexagrid Suresh Mandava, serta CFO & VP Strategic Development Joseph Seibel CFA menambahkan, perusahaan Hexagrid membawa teknologi ini dari Amerika ke pasar Indonesia. Dengan tekonologi cloud computing, pihaknya menyediakan layanan bagi perusahaan yang membutuhkan server untuk web, mail, aplikasi lainnya.

"Daripada membeli server baru, lebih baik perusahaan-perusahaan menyewa server secara virtual. Tak perlu keluar banyak biaya, menghemat biaya sampai 80 persen dan bebas biaya perawatan," jelas Joseph.

Saat ini Hexagrid memiliki 28 klien mitra di seluruh dunia dan lebih dari 200 end-user.

Menurut Joseph, prospek bisnis cloud computing sangat besar. Ia melihat potensi pendapatan hingga 2 miliar dollar AS untuk pasar cloud computing di Indonesia. Sedangkan untuk pasar global, potensi pendapatan mencapai 152 miliar dollar AS.

Penghematan yang diperoleh jika menggunakan cloud computing adalah rak yang dipakai untuk server cukup dua rak, sedangkan jika tidak menggunakan teknologi cloud computing, perusahaan butuh lebih 10 rak.

Selain itu, dari sisi biaya, jauh lebih murah. Perusahaan yang belum menggunakan teknologi ini harus membayar 2.000 dollar AS per bulan untuk sewa server, sedangkan yang memanfaatkan teknologi ini cukup membayar 40 dollar AS tergantung skalanya.

Menurut Joseph, melalui teknologi cloud computing, perusahaan yang menggunakan server lama bisa melakukan migrasi ke server virtual yang jauh lebih efisien dan murah.

"Banyak contoh raksasa perusahaan sudah menggunakan cloud computing, yaitu Google, Facebook, Amazon, Yahoo," jelas Joseph.


KOMPAS

0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...