Friday, 9 September 2011

Tak Melulu soal Dunia Perempuan

Dari kiri ke kanan Aulia Halimatussadiah, Titi Rusdi, Shinta W. Dhanuwardoyo, dan Anantya.[AULIA HALIMATUSSADIAH]

KOMPAS.com - Banyak perempuan pengusaha yang fokus terhadap produk-produk yang tak jauh dari kehidupan mereka misalnya menjual produk-produk seperti fashion, perlengkapan bayi, bunga, jasa pembungkus kado, atau makanan. Tapi tak sedikit juga perempuan yang membuat usaha yang bisa saja tak berkaitan dengan dunianya. Khususnya di bisnis online, inovasi lebih beragam.

Misalnya saja para pembicara yang menjadi panelis dalam #StartUpLokal Meet Up V.17 di @america, Pacific Place, Jakarta, Kamis (8/9/2011) malam. Para panelis yang terdiri dari Shinta W. Dhanuwardoyo, Titi Rusdi, dan Anantya, adalah pebisnis online yang tidak memfokuskan bisnis mereka pada urusan wanita.

Shinta, yang lebih dikenal dengan Shinta Bubu membangun usaha Digital Agency untuk development web melalui Bubu.com. Titi, membangun usaha aplikasi mobile khusus untuk platform BlackBerry yang menonjolkan konten lokal. Sedangkan Ananta, membangun usaha web agency untuk membantu konsep, maintenance, dan desain web.

Pengguna jasa mereka bisa saja wanita, tapi usaha mereka tersebut tidak secara khusus diperuntukkan bagi kaum wanita. Dari dua perempuan inisiator komunitas #StartUpLokal pun, hanya Nuniek Tirta yang fokus terhadap dunia wanita, yakni membangun komunitas yang fokus pada fashion dan lifestyle yakni Fimela.com dan Hamilcantik.com. Sedangkan inisiator #StartUpLokal wanita lainnya, yakni Aulia Halimatussadiah, membangun bisnis-bisnis digital yang justru berkitan dengan buku NulisBuku dan Kutukutubuku serta games developer Tampalabs.

Beragamnya jenis bisnis yang mengunggulkan inovasi juga terlihat dari lima pitching atau unjuk ide yang dilakukan lima undangan terpilih. Dalam acara tersebut lima orang berkesempatan mengungkapkan ide bisnisnya yakni Indah Fitria, Suci Lestarini, Siti Nurazizah, Vera Lingga, dan Suci Lestari Yuana.

Suci Lestari Yuana bahkan melakukan presentasi jaraj jauh melalui video conference dari Perancis. Ia mendirikan Ar-Razaq, portal untuk memfasilitasi orang-orang terutama yang beragama muslim di Perancis dalam hal lowongan pekerjaan. Portal ini menghubungkan antara pemberi kerja, pencari kerja dan juga pencari partner bisnis muslim di Eropa. Ia mendapat inspirasi saat berbincang secara tak sengaja dengan sesama muslimah di Perancis yang sulit mendapatkan pekerjaan kantoran karena berjilbab.

Peserta lainnya, Indah mengungkapkan seputar bisnis digital yang dibangunnya, yakni TutorCon.com. Web ini fokus kepada jejaring sosial yang memberikan layanan menghubungkan tutor dengan siswanya. TutorCon berasal dari kata Tutorial dan Connected. Web ini diharapkan menjadi penghubung antara tutor dengan siswanya secara real time, kapan saja, di mana saja. Fitur-fitur yang tersedia di TutorCon adalah manajemen profil, e-learning, online classroom, dan fitur-fitur lain yang mendukung pembelajaran. Sistem pembelajaran yang berlaku adalah private distance learning.

Sementara itu, Rakhmita Akhsayanty menjelaskan web AsahAsuh.com. Web ini berfokus kepada kehidupan rumah tangga pasangan suami-istri berusia 21 hingga 40 tahun. Web ini memiliki fitur artikel, konsultasi, dan tes psikologi. Isi artikel-artikel di dalam web ini adalah artikel yang bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Sedangkan konsultasi dimaksudkan agar pasutri tidak malu jika ingin berkonsultasi masalah rumah tangga, sehingga bisa konsultasi secara online. Untuk fitur tes psikologi, berguna bagi suami-istri yang mulai merasakan tekanan dalam kehidupan rumah tangga mereka.

Pitching selanjutnya dilakukan oleh Siti Nurazizah yang memperkenalkan tentang Jejak.us. Web ini terinspirasi dari Google maps, sehingga Siti membuat jejaring sosial khusus bagi pecinta traveling yang berbasis lokasi. Para pecinta traveling bisa mendapatkan informasi seputar tempat wisata, informasi penginapan, informasi kuliner, wisata belanja, dan lainnya dari artikel yang dibuat oleh Jejak.us maupun yang di-sharing oleh para pengguna Jejak.us.

Satu-satunya peserta pitching yang fokus kepada dunia wanita mungkin adalah Vera Lingga, yang mendirikan womanbizlife.com. Web ini merupakan blog yang diperuntukkan bagi entrepreneur wanita untuk saling menginspirasi dan slaing mendukung. Web ini nantinya akan berisi strategi dan tips bisnis, kepemimpinan, info event, artikel gaya hidup, dan kisah-kisah sukses pengusaha wanita baik dari maupun luar negeri.

Peserta terakhir, Suci Lestarini, memperkenalkan tentang Talknesia. Meskipun tidak berbentuk web tunggal, melainkan subdomain dari Indonesia Berprestasi (kios.indonesiaberprestasi.web.id), namun Talknesia memiliki misi yang bagus. Tujuannya mengangkat nama Indonesia melalui hal-hal yang sederhana. Misalnya membuat produk-produk sehari-hari yang tulisannya menandakan bahwa penggunanya bangga sebagai rakyat Indonesia. Misalnya kaos bertuliskan "Save Komodo", mug bertuliskan "Cinta Indonesia", atau pin yang berbicara tentang kecintaan dengan Indonesia.

Meskipun semua yang dibahas dalam pitching masih berbentuk ide dan baru AsahAsuh.com yang sudah mulai berjalan, namun dari meet up kali ini kita bisa melihat, bahwa pebisnis digital memiliki peluang bisnis yang lebih luas. Para wanita ini telah membuktikan, meskipun mereka wanita, mereka tak harus membangun bisnis digital yang berfokus kepada dunia wanita saja. Banyak hal yang bisa dieksplorasi selain fashion dan masak-memasak. Dalam dunia bisnis digital, seorang wanita bahkan bisa melakukan coding hingga larut malam di kamarnya sendiri, berbeda dengan bisnis offline yang terkait hari kerja dan jam kerja.


KOMPAS

0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...