Yogyakarta - Kepala Pusat Teknologi Satelit Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Suhermanto, mengatakan melalui simposium internasional, Indonesia ingin meningkatkan industrialisasi teknologi antariksa dan aplikasinya. Indonesia berusaha mengejar target pada tahun 2025 bisa membuat satelit mini.
"Kami mengejar target agar pada 2025, kami sudah masuk tahapan bisa membuat satelit mini dengan bobot di bawah 500 kg. Kami sedang merancang seluruh kesiapan infrastrukturnya," kata Suhermanto seusai pembukaan Simposium Asia Pacific Space Cooperation Organization (APSCO), di Yogyakarta, Senin (5/11).
Sebanyak 30 negara yang tergabung dalam APSCO berkumpul di Yogyakarta pada 5-8 November untuk membahasa masa depan program pengembangan satelit komunikasi. Simposium itu merupakan wadah pertukuran informasi dan pengalaman di bidang satelit komunikasi dan aplikasi. Selain itu, melalui kegiatan ini, diharapkan dapat meningkatkan potensi kerja sama di antara sesama anggota APSCO dan di kawasan Asia Pasifik. YK/P-3
© Koran Jakarta
"Kami mengejar target agar pada 2025, kami sudah masuk tahapan bisa membuat satelit mini dengan bobot di bawah 500 kg. Kami sedang merancang seluruh kesiapan infrastrukturnya," kata Suhermanto seusai pembukaan Simposium Asia Pacific Space Cooperation Organization (APSCO), di Yogyakarta, Senin (5/11).
Sebanyak 30 negara yang tergabung dalam APSCO berkumpul di Yogyakarta pada 5-8 November untuk membahasa masa depan program pengembangan satelit komunikasi. Simposium itu merupakan wadah pertukuran informasi dan pengalaman di bidang satelit komunikasi dan aplikasi. Selain itu, melalui kegiatan ini, diharapkan dapat meningkatkan potensi kerja sama di antara sesama anggota APSCO dan di kawasan Asia Pasifik. YK/P-3
© Koran Jakarta
0 comments:
Post a Comment