Sunday, 4 November 2012

Energi fosil sumbang 30 % penerimaan negara

Pemerintah menyatakan sumber energi konvensional atau energi fosil masih menjadi tulang punggung penerimaan negara. Pasalnya, energi fosil telah menyumbang hampir 30 persen dalam APBN 2012.

"Sampai saat ini migas yang katanya sumber energi yang konvensional tetap masih merupakan tulang punggung penerimaan negara hampir 25-30 persen," ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Evita Legowo di Hotel Bimasena, Jakarta, Senin (05/11).

Namun, kata Evita, untuk tahun 2013, pemerintah dan DPR telah menyepakati penerimaan negara bukan hanya dari minyak tetapi gas juga masuk ke dalam penerimaan negara. "Jadi makin penting migas dalam penerimaan negara," tegasnya.

Evita mengakui saat ini produksi minyak bumi mengalami penurunan dan pihak BP Migas berusaha untuk mempertahankan penurunan rata-rata (decline rate) yang hampir mencapai 12 persen. "Dengan segala upaya jadi 3 persen," katanya.

Menurut Evita, dengan menggunakan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) dapat mengambil 45 persen minyak bumi yang berada di sumur-sumur tua atau mayor. "Walaupun kecil prosentasenya. Chevron sudah rencanakan lagi, Pertamina sudah mulai di beberapa lapangan, belum banyak. Untuk kami EOR dengan primary dan secondary maksimal 45 persen bisa diambil yang di perut bumi," jelasnya.

Evita menambahkan memang teknologi EOR tersebut sangat mahal namun, teknologi tersebut terbukti dapat meningkatkan produksi minyak nasional. "Syaratnya, biaya mahal. Untuk harga minyak bumi USD 100 per barel masih mencakup keekonomiannya. Kontraktor mulai gunakan dengan bener dalam rangka tingkatkan produksi," pungkasnya (mdk/rin)


© Merdeka

0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...