Jakarta - Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Evita H Legowo menyatakan pemerintah masih terus menegosiasikan jatah liquid natural gas nasional pada train III Tangguh. "Pemerintah masih meminta agar alokasi LNG di train III Tangguh untuk pasar domestik bisa lebih dari 40 persen," kata Evita saat ditemui usai acara Development and Deployment of Enchanced Recovery Strategy di Graha Bimasena Senin, 5 November 2012.
Ia mengatakan, pihak British Petroleum sebagai investor train III Tangguh, sudah memberikan sinyal persetujuan penambahan alokasi tersebut. Walau demikian, Evita masih belum mau menyebutkan angka pembagian tersebut. Ia mengatakan hal tersebut baru dapat dipastikan akhir tahun ini setelah seluruh proses negoisasi selesai.
Indonesia dan BP baru saja menandatangani proyek pembangunan LNG senilai US$ 12 miliar atau sekitar Rp 114 triliun (Kurs US$ 1 setara dengan Rp 9.500) di LNG Tangguh. BP menjanjikan ekspansi ini akan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik Indonesia. Tak kurang dari 24 kargo gas atau 40 persen produksi domestik Tangguh Train ke-3 ini rencananya akan dialirkan untuk Perusahaan Listrik Negara.
Permintaan penambahan alokasi pembagian produksi gas Tangguh tersebut, kata Evita, dilakukan karena banyak industri yang meminta ketersediaan gas dalam negeri dari train III Tangguh. "Kami minta LNG train II Tangguh tidak hanya untuk PLN, tetapi juga untuk didistribusikan ke industri domestik," kata Evita.
Hal senada juga dikatakan oleh Deputi Perencanaan Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Migas, Widyawan Prawiraatmadja. Ia mengatakan kemungkinan akan ada revisi dalam struktur pembagian hasil roduksi train III Tangguh. "Sementara ini, kesepakatannya adalah untuk pasar domestik maksimal 40 persen, namun hal ini masih bisa berubah," kata dia.
Sementara mengenai harga LNG train III tangguh, Evita mengatakan pemerintah belum memutuskan harga juas gas produksi train III Tangguh dan formula harganya mengikuti harga minyak mentah Indonesia atau Japan Cocktail Crude. Ia berjanji akan menjelaskan kesepakatan harga gas tersebut pada akhir November mendatang, atau saat PLN dan BP menyepakati harga jual gas Tangguh.
Widyawan berharap harga gas train III Tangguh bisa di atas harga gas yang dibayarkan PLN ke Nusantara Regas dari terminal terapung di Teluk Jakarta. "Semakin tinggi harganya, semakin besar pula pendapatan negara dari train III Tangguh," kata dia.
© Tempo
0 comments:
Post a Comment