Monday, 5 November 2012

Flyover-Underpass Dibangun di 12 Lokasi

Jakarta – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengalokasikan anggaran Rp 200 miliar untuk membangun flyover dan underpass di per lintasan kereta api untuk mengatasi kemacetan.

Anggaran sebesar itu untuk menyusun detail design engineering (DED) underpass dan fly over tersebut. Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakar ta Ery Basworo mengatakan, berdasarkan kajian, ada 12 titik lokasi jalan simpang sebidang yang akan dibenahi. “Tahun ini kita siapkan dana sebesar Rp 200 miliar. Alokasi dana terbesar ada pada tahun 2014, karena pembangunan fisik sudah mulai dikerjakan. Diharapkan dapat kelar akhir 2014 atau awal 2015,” kata Ery kemarin.

Dia optimistis pembangunan flyover dan underpass dapat segera direlasikan. Pembangunan ini dilakukan karena ada kebijakan peningkatan volume penumpang KRL dari PT KAI, yang akan berimbas pada peningkatan headway hingga tiga menit. “Kalau cepat waktu tempuh kereta semakin sering lintasan itu ditutup. Bisa macet terus di kawasan tersebut,” ujarnya.

Hingga saat ini, underpass yang akan dibangun ada di lokasi Jalan Cendrawasih Kebayoran Lama, Jalan Kartini Cilandak, Jalan Garuda Kemayoran, Jalan Industri, dan Jalan Permata Hijau. Sedangkan flyover di Ja lan Gunung Sahari Mangga Dua, Jalan Halimun, Jalan Madiun, dan Jalan Cik Di Tiro. Sementara lahan yang belum di bebaskan, yakni Jalan Percetakan Negara, Bintaro, Kampung Bandan, Cipinang Lontar, dan Jalan Panjang Jakarta Barat.

 Tingkatkan Sosialisasi

Sementara itu, penambahan jam operasional kereta rel listrik (KRL) Jakarta–Serpong hingga pukul 23.30 WIB resmi dimulai tadi malam. Untuk menyukseskan program tersebut, PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) gencar melakukan so sialisasi di setiap stasiun. Pan tauan SINDO di Stasiun Tanah Abang menunjukkan, sejumlah spanduk dan pamflet berisi pengumuman penambahan jam perjalanan terpasang di semua sudut.

Tak hanya itu, petugas juga menyampaikan pengumuman melalui pengeras suara. Manajer Komunikasi PT KCJ Eva Chairunisa mengatakan, pihaknya mempersiapkan pelaksanaan perubahan ini dengan sebaik mungkin. Sebagai pelaksana kebijakan, tentunya segala sesuatunya harus dipersiapkan. Keterlambatan pengoperasian jam tambahan ini juga merupakan salah satu bentuk kematangan.

Menurutnya, segala sesuatu harus di lakukan dengan memperhitungkan setiap persoalan, sehingga di butuhkan waktu untuk meresmikannya. “Setelah diresmikan, tentunya sudah menjadi kewajiban KCJ untuk menjalaninya serta melakukan evaluasi atas perubahan jadwal ini,” kata Eva kemarin. Jika perubahan jadwal tersebut mendapat respons positif maka akan dipertahankan.

Sebaliknya, jika peminatnya sepi maka akan dievaluasi untuk kem bali ke jadwal semula. Namun, melihat fakta di lapangan, pihaknya optimistis perubahan jadwal ini mendapat respons positif. Untuk menyukseskan kebjakan baru tersebut, PT KCJ terus melakukan sosialisasi selama satu bulan ke depan melalui media yang ada, seperti span duk, selebaran, penempelan jadwal, dan announcer di tiap stasiun yang dilintasi. “Semoga pengguna bisa melihat ini sebagai upaya KCJ untuk meningkatkan pelayanan,” tuturnya.

Senior Manager Security PT KAI Daop I Jakarta Ahmad Sujadi mengatakan, perubahan jadwal perjalanan ini tidak berpengaruh terhadap penambah an petugas. Menurutnya, setiap pemberangkatan kereta ada empat petugas yang merangkap sebagai pemeriksa karcis. Keempat anggota tersebut di lengkapi alat komunikasi agar bisa terus berhubungan dan me man tau situasi di sekitarnya.

Dirinya menganggap dengan empat petugas keamanan di atas kereta sudah cukup, sebab kereta commuter hanya ber henti satu sampai dua menit di tiap stasiun. Sementara itu, dua petugas selalu berjalan memantau keamanan penumpang hingga stasiun akhir. “Secara berkala, dua petugas bolak-balik dan bergantian,” ucapnya.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melibatkan PT KAI untuk mengatasi kemacetan Ibu Kota. “Sebanyak 150 rangkaian kereta commuter line akan ditambah setiap tahun selama enam tahun berturut-turut,” kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Udar Pristono kemarin.

Rencananya, PT KAI menambah 900 kereta KRL seiring niat Pemprov DKI Jakarta untuk mengurai kemacetan lalu lintas. Dia mengatakan, penambahan kereta juga bertujuan mengurangi para penumpang nakal yang kerap naik di atap kereta. “Semula dalam satu rangkaian kereta terdiri dari empat. Pada masa mendatang akan ditambah menjadi enam gerbong sehingga tidak ada lagi alasan penumpang naik ke atap,” ujarnya.

0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...