Friday, 2 November 2012

Produk olahan Indonesia makin diterima di pasar dunia

http://klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2012/11/02/110317/250x125/produk-olahan-indonesia-makin-diterima-di-pasar-dunia.jpgDi tengah kelesuan perekonomian dunia, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengklaim perkembangan positif kinerja ekspor. Terutama penjualan produk bernilai tambah. Meski demikian, pemerintah tidak mematok nilai ekspor yang tinggi lantaran masih lesunya pasar dunia.

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menyatakan neraca perdagangan September lalu mencatat surplus USD 552 juta. Positifnya perdagangan didorong kinerja produk bernilai tambah seperti olahan minyak sawit (crude palm oil/CPO) dan kakao.

Dari data Kemendag, selama Januari-Agustus tahun ini volume produk olahan kakao mencapai 113.900 ton. ANgka ini meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar 88.000 ton. Nilai ekspor kakao tahun ini juga meningkat menjadi USD 407 juta dari sebelumnya USD 339 juta.

Olahan CPO tidak jauh berbeda. Volume ekspor produk olahan CPO selama periode Januari-Agustus tahun lalu hanya 4,4 juta ton. Kini naik 2 kali lipat menjadi 8,6 juta ton. Dari segi nilai pun secara tahunan atau year on year, mengalami peningkatan USD 3,7 miliar, setelah hingga Agustus lalu, nilai ekspor CPO menjadi USD 8,8 miliar.

"Produk andalan kita, seperti olahan kakao dan produk turunan CPO naik sangat signifikan, volumenya naik, nilainya juga naik. Khusus produk olahan CPO, kenaikan signifikan akibat kebijakan kita di bea keluar," ujar Bayu di kantornya, Jumat (2/11).

Selain diklaim karena penerapan kebijakan yang tepat, Bayu juga menilai peningkatan kinerja ini terjadi lantaran makin diterimanya produksi olahan asal Indonesia di pasar luar negeri.

Di sisi lain, ekspor migas defisit USD 2,3 miliar, sementara sektor non-migas justru mencatat surplus USD 3,3 miliar. Beberapa produk bernilai tambah buatan dalam negeri yang laku di pasaran luar negeri adalah produk otomotif yang tumbuh 58,3 persen, alas kaki yang tumbuh 6,3 persen dan elektronik yang tumbuh 3,1 persen.

"Kami anggap istimewa pertumbuhan nilai ekspor otomotif, alas kaki, elektronik," paparnya.

Dari segi volume, ekspor Januari-September 2012 memang meningkat 4,39 persen dari tahun lalu. Tapi, dari sisi nilainya harus diakui turun 5,35 persen akibat melemahnya permintaan dari pasar Eropa dan Amerika. Karena itulah, Kementerian Perdagangan akan fokus menjaga neraca perdagangan. Harapannya, nilai ekspor bisa menembus angka USD 203 miliar.

"Ini mengindikasikan barang-barang Indonesia daya saingnya tidak menurun, tetapi jadi jika neraca kita demikian (negatif dari segi nilai), itu lebih karena pasar dunia sedang lesu tahun ini," pungkasnya.(mdk/noe)


0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...